Budayawan Tionghoa: Palembang Menyimpan Banyak Potensi Wisata

"Contoh saja Malaka yang dulu bukan apa-apa namun bisa terkenal berkat wisatanya. Bahkan, yang datang mayoritas adalah wisatawan asing,"

Penulis: Refli Permana | Editor: Tarso
zoom-inlihat foto Budayawan Tionghoa: Palembang Menyimpan Banyak Potensi Wisata
SRIPOKU.COM/REFLI PERMANA
Udaya Halim, Budayawan Tionghoa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Masih dalam rangkaian menuju hari puncak Festival Imlek Indonesia 2017, Kompas Grup bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel mendatangkan seorang budayawan Tionghoa asal Tangerang, Udaya Halim.

Berlokasi di Lantai 12 Bank Mandiri A Rivai Selasa (31/1), Udaya membeberkan pengaruh wisata terhadap suatu kawasan.

Di hadadapan pegawai dan Kepala Disbudpar Sumsel, Udaya mengatakan bahwasanya peran wisata sangatlah besar terhadap kota atau daerah.

Begitu pula dengan wisata budaya, dimana banyak wisatawan akan berdatangan untuk melihatnya.

"Contoh saja Malaka yang dulu bukan apa-apa namun bisa terkenal berkat wisatanya. Bahkan, yang datang mayoritas adalah wisatawan asing," kata Udaya.

Pun begitu dengan Palembang. Udaya menilai, kota pempek menyimpan begitu banyak potensi wisata yang bisa menarik mata untuk melihatnya.

Apalagi, banyak wisata-wisata budaya yang menurut Udaya sudah seharusnya dilestarikan supaya bisa terus dilihat dari generasi ke generasi.

Masih dikatakan Udaya, warga Tionghoa juga bisa ikut serta memajukan kebudayaan di Palembang. Kampung Kapitan merupakan salah satu contoh peranan warga Tionghoa terhadap wisata budaya di Palembang.

Begitu pula dengan keberadaan Pulau Kemaro yang sejarahnya tak lepas dari warga Tionghoa.

"Ragam ukiran, keramik, dan akulturasi di Palembang merupakan peranan warga Tionghoa sejak keberadaan Cheng Ho. Warga Tionghoa pun sekarang bisa ikut serta melestarikan budaya yang sudah ada," kata Udaya.

Udaya dikenal setelah membuka museum bernama Museum Budaya Heritage di Tangerang. Museum tersebut bahkan terkenal di sentero Indonesia karena menjadi museum Tionghoa pertama di Indonesia.

Museum tersebut, padahal, sebelumnya hanyalah rumah tua biasa. Namun, oleh Udaya dengan segenap usaha dan biayanya sendiri, disulap menjadi museum yang kaya akan nilai sejarah. Atas alasan itulah, Disbudpar Sumsel memanggil pria yang menetap di Australia itu untuk mengisi rangkaian acara menjelang Festival Imlek.

"Palembang memiliki sejarah yang kuat dan itu bisa menjadi warisan budaya yang bisa diceritakan kepada generasi penerus," kata Udaya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved