Pemilik Tenan di Dermaga Point Keluhkan Omset Turun 40 Persen Akibat Ditutupnya BKB

Sebelumnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang menutup akses jalan BKB bagi pengendara. Sehingga bagi warga yang akan berkunjung di BKB harus...

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM/YANDI TRIANSYAH
Beberapa kursi yang berada di tenan Dermaga Point terlihat kosong akibat dampak dari penutupan BKB 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Dampak penutupan akses jalan Benteng Kuto Besak (BKB) tak hanya dirasakan oleh pengendara. Namun juga dikeluhkan oleh sejumlah pemilik tenan yang berjualan di Dermaga Point. Hal ini akibat tak ada akses masuk bagi pengunjung, menyebabkan omset mereka turun drastis berkisar 40 persen.

Dari pantauan Sriwijaya Post di lapangan, Kamis (28/7/2016), sejumlah tenan tampak sepi dikunjungi pembeli. Tak seperti saat akses jalan belum ditutup. Kondisinya dipenuhi oleh pengunjung. Bahkan pada akhir pekan pengunjung yang mau makan atau bersantai di sejumlah tenan mengantre untuk hanya sekedar duduk.

Seperti yang diungkapkan, Operasional Manager JCO Dermaga Point, Syarif, mengatakan, penjualan makanan dan minuman di tempatnya turun hingga 40 persen. Akibat dari adanya penutupan akses jalan menuju tenan miliknya.
"Kami bukannya tidak mendukung program pemerintah tapi realitasnya omset kami menurun," katanya saat dikonfirmasi.

Sebelumnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang menutup akses jalan BKB bagi pengendara. Sehingga bagi warga yang akan berkunjung di BKB harus memarkirkan kendaraan mereka di kawasan RS AK Gani dan kawasan Jalan Rumah Bari kawasan Kantor Walikota Palembang.

Kondisi ini menyebabkan pengunjung yang biasa makan dan minum di kawasan BKB menjadi berkurang. Hingga omzet turun.

"Kita tetap dukung BKB ditutup namun ada akses kendaraan masuk menuju Dermaga Point," katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Supervisor Pusat Bebek Garang Denis, mengatakan, jumlah pengunjung pasca di tutupnya akses BKB mencapai 40 persen. Sebelumnya jumlah pengunjung mencapai 300 pengunjung kini tak sampai 150 pengunjung per hari.

"Kita minta akses jalan AK Gani di buka dan pengunjung bisa lewat langsung menuju tenan," katanya.

Pihaknya juga terpaksa mengurangi pasokan makanan yang mereka miliki karena adanya penurunan pengunjung. Ia berharap kondisi ini tak terlalu lama. Karena jika terus berlanjut bukan tidak mungkin menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved