Korban Mutilasi OKU Timur Terungkap

Diduga M Pansor Dimutilasi Saat Masih Dalam Keadaan Bernyawa

Dari hasil otopsi, terlihat kondisi pembuluh darah yang pecah karena pemotongan yang dilakukan masih segar.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/EVAN HENDRA
Potongan tubuh korban mutilasi di OKU Timur yang ditemukan. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Korban mutilasi yang ditemukan di OKU Timur beberapa waktu lalu, berdasarkan hasil tes DNA menyatakan jika korban merupakan M Pansor anggota DPRD Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan.

M Pansor dinyatakan hilang sejak 14 April 2016 dan dilaporan ke Polda Lampung. Selang dari itu, ditemukan mayat korban mutilasi di OKU Timur pada tanggal 21 April lalu. Dari informasi setelah dilakukan otopsi, diduga M Pansor dimutilasi pelaku masih dalam keadaan bernyawa.

Dari hasil otopsi, terlihat kondisi pembuluh darah yang pecah karena pemotongan yang dilakukan masih segar. Inilah yang memastikan, jika M Pansor dimutilasi ketika masih bernyawa.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Djoko Prastowo yang menggelar jumpa pers di Gedung Anton Sujarwo Mapolda Sumsel menjelaskan, bagian tubuh manusia yang ditemukan di wilayah Polda Sumsel pada 21 April lalu berupa kepala, kaki kanan dan kiri di OKU Timur dan kemudian disusul 10 hari kemudian ditemukan potongan panggul dan lengan atas sebelah kiri awalnya tidak bisa memastikan identitas korban.

Karena sudah dalam kondisi rusak, sehingga diambilah teknis dan metode menentutkan identitas baik data antimortem dan pos mortem maupun material. Dengan kata lain, semuanya akan menggiring kesimpulan.

"Dari temuan awal di lakukan visum secara fisik, tetapi data tidak lengkap dan di umumkan ke masyarakat. Baru sekitar 5 Mei baru ada lima orang yang melaporkan bahwa ada keluarganya yang tidak pernah kembali. Kami tidak percaya 100 persen dengan laporan itu, kalau tidak melakukan tes kecocokan DNA antara korban dan keluarga," jelas Djoko, Senin (30/5/2016).

Setelah disampaikan tanda-tanda, ciri, jenis kelamin, ada bekas luka dan sebagainya baru dilakukan konfirmasi kepada pihak terlapor. Dari analisa awal memang ada kemiripan, namun mirip saja tidak cukup otentik dan identik untuk memastikan identitas korban.

Dilakukan tes DNA dengan mengambil sampel dari istri korban terutama anak korban bernama Marisa Elprilia. Karena, anak merupakan perpaduan antara bapak dan ibu yang dapat membuktikan kecocokan DNA. Dari sampel yang dikirimkan baik dari Polda Sumsel potongan tubuh korban mutilasi serta Polda Lampung dari anak dan isteri dinyakan identik dan ada kesamaan DNA.

"Dari itulah, kami simpulkan identitasnya adalah M Pansor Bin Abdullah Bakri yang dilaporkan hilang di Polda Lampung. Selain itu, lima potongan tubuh manusia yang ditemukan mulai dari kepala, potongan dua kaki, tangan dan tulang pingggul memang masih satu organ utuh," kata jenderal bintang dua ini.

Karena telah diketahui identitas korban yang merupakan anggota DPRD Lampung, ketika disinggung mengenai tindak lanjut untuk perkara pembunuhan dan mutilasi terhadap M Pansor, Djoko menjelaskan jika pihaknya masih akan berkoordinasi dengan Polda Lampung. Karena, belum diketahui lokasi tindak kejahatan. Karena di Sumsel hanya menemukan tubuh yang sudah terpotong-potong.

Tindak kejahatan bisa saja dilakukan pelaku di wilayah Lampung ataupun daerah lain. Karena itulah, perlu dilakukan pendalaman mengenai tindak kejahatan yang dilakukan pelaku. Tetapi memang ini merupakan tindak kejahatan dengan dugaan untuk menghilangkan jejak agar tidak tercium. Sehingga pelaku memutuskan untuk memotong-motong tubuh korban baru dibuang.

"Untuk penyelidikan, semuanya diserahkan ke Polda Lampung. Karena awal hilangnya disana, di Sumsel hanya menemukan potongan tubuh saja. Polda Sumsel hanya memback up penyelidikan dan membantu data-data yang diperlukan untuk penyelidikan," kata Djoko. (ard/TS)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved