Eksklusif Sriwijaya Post
Showroom Mobkas Terpaksa Jual Aset
Kebanyakan showroom yang bertahan hanya menjual mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Meski banyak showroom mobil bekas yang memilih tutup, masih banyak juga yang tetap bertahan. Beberapa showroom mobil bekas memilih untuk tetap bertahan biasanya harus merelakan beberapa aset yang mereka miliki. Pengusaha mobil bekas Bari Mobilindo yang ada di Jl Veteran, Palembang menuturkan, pihaknya tetap bertahan meskipun dengan kondisi yang sangat sulit. Hal ini dilakukan karena pihaknya masih optimis dengan pasar mobil bekas untuk ke depannya.
"Sebenarnya sejak awal tahun terlihat ada peningkatan pembelian mobil bekas, terutama dengan adanya pemerintahan yang baru. Namun nampaknya akhir-akhir ini kondisi bisnis mobil bekas ini semakin parah. Untuk tetap bertahan kami harus menjual aset-aset yang kami miliki untuk bertahan dan tetap ada cashflow," ujar Owner Bari Mobilindo, Herman, Rabu (11/2/2015).
Selain itu, kata dia, kebanyakan showroom yang bertahan hanya menjual mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta. Hal ini dilakukan agar penjualan tetap ada.
"Stok lama yang kami miliki sudah kami jual rugi. Hal ini dilakukan untuk tetap bertahan dan ada pemasukan. Selain itu, kami juga menahan pembelian karena harga yang akan kami kasih ke pembeli pasti sangat murah jadi kasihan penjual mobilnya," ujarnya.
Efisiensi sepertinya menjadi salah satu cara yang dilakukan pengusaha mobil bekas untuk tetap bertahan. Seperti dikemukakan AN, pemilik showroom mobil bekas di kawasan yang sama, kondisi saat ini memaksanya menjual rugi stok mobil yang ada.
"Karena pasaran sepi kami terpaksa jual rugi dan juga melakukan efisiensi. Selama ini kami menyewa dua ruko sebagai tempat bisnis namun saat ini kami hanya mengambil satu ruko karena sudah tidak sesuai. Biasanya keuntungan yang kami peroleh mencapai Rp 6 juta untuk satu mobil namun saat ini kami hanya untuk sampai Rp 2 juta untuk satu mobil," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya juga menahan untuk membeli mobil-mobil dari konsumen, apalagi saat ini di Jakarta sedang terjadi banjir.
"Biasanya sebagian besar mobil dari Jakarta. Namun karena pasaran sepi dan ditambah banjir yang ada di Jakarta kami sudah melakukan penghentian stok dari Jakarta maupun dari pemakai langsung," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, para pengusaha mobil bekas di Palembang ini sebenarnya banyak berasal dari luar kota. Karena bisnis ini sudah tidak menjanjikan lagi, banyak pengusaha kembali dan menutup usahanya.
"Para pengusaha yang sudah menutup usahanya sudah tidak ada lagi di Palembang, mereka sudah kembali ke kotanya masing-masing di luar Sumatera, seperti Jawa dan Jakarta," kata AN yang tidak bersedia namanya disebutkan. (cr5)