Eksklusif Sriwijaya Post
Showroom Mobil Bekas Terancam Kolaps
Penurunan penjualan mobil bekas ini sebenarnya sudah mulai terasa sejak 2013 lalu dan berlangsung hingga saat ini.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sekilas usaha jual beli mobil bekas tampak tumbuh subur di Sumsel. Tapi ternyata, prospeknya tak terlalu menggembirakan. Belakangan terungkap, 20 persen dari 200 jumlah showroom mobil bekas yang ada, justru kolaps alias bangkrut. Tahun ini, diprediksi 50 showroom juga akan menyusul gulung tikar.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Mobil Indonesia (APMI) Sumatera Selatan, Hermansyah mengatakan, penurunan penjualan mobil bekas ini sebenarnya sudah mulai terasa sejak 2013. Penyebabnya banyak, seperti adanya aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan down payment minimal 30 persen dari harga mobil, termasuk harga komoditas andalan masyarakat Sumsel seperti karet dan sawit yang tak kunjung membaik. Belum lagi persyaratan pihak leasing yang diperketat dari sebelumnya.
"Sebelum 2013, kami dengan mudah menjual 25 unit mobil bekas dalam sebulan. Sekarang, paling kencang lima unit. Stok mobil yang dimiliki pengusaha mobil bekas cenderung menumpuk sehingga para pengusaha mobil ini terpaksa menjual rugi," kata Hermansyah, Rabu (11/2/2015) lalu.
Menurut dia, kerugian yang dialami pengusaha mobil bekas saat ini mencapai Rp 1,5 miliar hingga Rp 3 miliar. Karena itu pula pengusaha mobil bekas banyak yang beralih profesi, ada yang menjadi kontraktor, pengembang perumahan, dan ada pula yang berinvestasi dengan membeli kebun.
"Sekarang kan harga kebun relatif murah, banyak juga tuh yang pilih beli kebun," ujarnya.
Hermansyah mengatakan, dahulu pusat penjualan mobil bekas terdapat di kawasan Jl Veteran, Palembang. Pada saat itu, semua ruko habis disewa para pelaku bisnis ini. Namun keadaan saat ini sangat berbeda. Kalau dahulu orang sangat sulit mencari ruko di kawasan Veteran ini, sekarang justru banyak yang kosong.
"Jumlah showroom mobil bekas terus menyusut, karena bisnis ini sudah tidak sesuai lagi," ujarnya.
Menurut Hermansyah, pengusaha mobil bekas ada yang menutup total usahanya, ada juga yang sekadar mengurangi. Misal, kalau sebelumnya sewa tiga ruko, sekarang menjadi satu ruko saja.
Melihat kondisi ini, pihaknya berharap kepada pemerintah terutama OJK agar meringankan DP yang dibebankan kepada konsumen. Kepada pihak leasing, pihaknya juga mengharapkan agar lebih membuka kesempatan bagi konsumen dengan tidak mempermasalahkan jarak konsumen, jenis kendaraaan, dan beberapa permasalahan lainnya yang menghambat konsumen dalam mendapatkan kendaraan. (cr5)
