Eksklusif Sriwijaya Post
SPBG Masih Sedikit, Pengguna BBG Khawatir
Meski begitu, terbatasnya jumlah SPBG ternyata menimbulkan kekhawatiran tersendiri di kalangan sopir angkot yang menggunakan BBG.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kenaikan harga BBM bersubsidi sepintas seperti memberi keuntungan tersendiri bagi angkutan umum yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Sebab, menyusul kenaikan harga BBM, tarif angkutan umum juga naik. Sementara BBG tetap di harga Rp 4.100 per liter setara premium (LSP). Meski begitu, terbatasnya jumlah SPBG ternyata menimbulkan kekhawatiran tersendiri di kalangan sopir angkot yang menggunakan BBG.
Operasional Head SPBG Demang, Ido mengatakan, kapasitas CNG atau tabung BBG yang terpasang pada angkot memiliki kapasitas 10-12 LSP. Sedangkan mobil biasa 16 LSP. Jadi kalau mengisi BBG full, biaya yang dikeluarkan tidak lebih dari Rp 100 ribu. Angkot yang diprediksi mendapat keuntungan ini diprediksi mencapai ratusan.
"2010 lalu, kalau tidak salah ada 600-an unit angkot. Ditambah lagi pembagian pada tahun 2012 sekitar 200-an unit angkot. Tapi jumlah pastinya saya tidak tahu," ujarnya.
Meski ada sedikit keuntungan, namun dari sisi lain Dede, salah seorang sopir ankutan trayek Bukit-Ampera punya penjelasan berbeda. Menurut dia, ketentuan ongkos memang menyesuaikan kebijakan pemerintah. Pakai gas maupun bensin, hitung-hitungannya sama saja.
"Angkot yang pakai gas ongkosnya sama dengan angkot biasa yakni Rp 4.000," katanya.
Meski nampak memperoleh keuntungan, menurut Dede sopir angkot pengguna BBG juga bukan tidak mengalami kendala. Salah satunya tempat pengisian atau SPBG terbatas. Sehingga hanya sebagian angkot saja yang menggunakan BBG.
"Tempat pengisian gas cuma satu. Jadi dulunya saya pakai gas tapi saat ini kembali lagi pakai bensin. Intinya mau pakai bensin atau gas itu sama saja," ujarnya.
Menurut dia, keterbatasan SPBG membuat angkot khawatir berjalan jauh. Sebab jika kehabisan bahan bakar di suatu tempat yang jauh dari jangkauan SPBG, tentu akan sangat merepotkan.
"Apalagi kalau sewaktu-waktu mau dibawa ke luar kota, jelas repot kalau tidak ada SPBG," katanya.
Masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi sebenarnya tak begitu peduli tarif ongkos yang diberlakukan kalangan sopir angkot BBG. Termasuk angkot trayek Pakjo-Ampera, Bukit-Ampera, dan Way Hitam-Ampera.
"Sejak harga BBM naik, semua angkot ongkosnya Rp 4.000," kata Agustin, salah seorang warga yang biasa menggunakan angkot trayek Ampera-Bukit. (bew)