Lembaga Analisis DNA Ambil Sampel Darah Penduduk Desa Padangbindu
Pengambilan sampel darah penduduk asli setempat ini sangat diperlukan untuk meneliti apakah ada keterkaitan kekerabatan dengan manusia penghuni gua.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, BATURAJA - Tim Biologi Molekuler Eijkman (Lembaga Analisis DNA) Jakarta akan mengambil sample darah salah seorang penduduk asli setempat untuk dilakukan tes DNA (Deoxyribonucleat Acid).
“Yang akan dites DNA penduduk asli,“ kata Prof DR Truman Simanjuntak didampingi DR Wuryantari dari Tim lembaga Biomolekul (Biologi Molekuler) Eijkman.
Wakil Bupati OKU juga langsung meminta Kepala Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaaji agar mencarikan penduduk asli yang dari silsilahnya tidak ada perkawinan campuran di luar warga setempat untuk diuji.
Menurut DR Wuryantari yang akrab disapa Tari, pengambilan sampel darah penduduk asli setempat ini sangat diperlukan untuk meneliti apakah ada keterkaitan kekerabatan dengan manusia penghuni gua.
Tari menyebutkan DNA adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme di dalam sel. DNA umumnya terletak di dalam sel inti.
Pihaknya juga sUdah mengambil sampel empat kandidat kerangka manusia prasejarah di Situs Padangbindu (Gua Harimau) untuk dilakukan tes DNA.
Sampel yang diambil untuk dilakukan tes DNA ini meliputi remolar bawah (gigi), tulang femor kiri, premolar bawah kiri dan diafisis femor kiri (tulang paha). DNA yang sudah diisolasi ini akan dibawah ke LAboratorium untuk dilakukan tes DNA.
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi genetik makhluk hidup. DNA pembawa instruksi bagi pembentukan ciri dan sifat makhluk hidup. DNA juga berperan pada duplikasi dan pewarisan sifat.
Oleh karena DNA mengandung semua informasi sifat makhluk hidup, ia juga harus memiliki informasi bagi perbanyakan diri (reflikasi).
Reflikasi DNA memberikan jalan bagi DNA untuk diwariskan dari satu sel ke sel lainnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes DNA, menurut DR Tari tergantung dari tingkat kesulitannya. Apalagi sampel yang diambil meliputi remolar bawah (gigi), tulang femor kiri, premolar bawah kiri dan diafisis femor kiri (tulang paha) sudah berusia ribuan bahan belasan ribu tahun.
Pengaruh udara dan mikro organisme tentu akan berpengaruh pada saat dilakukan tes DNA.
“Tidak tertutup kemungkinan dilakukan ulang,” terang Tari seraya menambahkan tim menggunakan teknik dianalisis dengan menggunakan methode PCR Sequyencing.
Wanita yang tergabung di Lembaga Analisis DNA yang sudah menjadi referensi dunia ini mengatakan, kerangka yang ditemukan di Situs Padangbindu (Gua Harimau—red) ini sangat berpotensi untuk menjadi pusat studi analisis DNA tingkat dunia seperi Jepang, Amerika dan berbagai negara besar untuk kepentingan ilmuwan forensik untuk mengungkap kasus kriminalitas atau untuk kepentingan riset.
