Jelang Pileg, Caleg Datangi Makam Keramat
Menjelang Pemilahan Umum Legislatif (Pileg) 9 April 2014 mendatang, tidak sedikit para caleg mendatangi makam keramat di Kota Palembang.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
Para ziarah hendaknya jangan ada niat yang sifatnya menyimpang dari syareat Islam. Mencintai, memuliakan datuk kita. Dianjurkan berdoa dan baca Yasin. Makam Aulia, wali Allah. Sebagaimana orang yang dicintai Allah. Barang siapa yang mencintai Kiai Marogan, dicintai Allah. Insya Allah surga keinginan. Bahkan Pak SBY pun pada masa jadi Pangdam pernah berziarah ke makam Kiai Marogan," jelas Kamil.
Dijelaskan Kamil, berziarah di Makam Kiai Marogan yang merupakan ulama san saudagar termasyur di Palembang sifatnya umum.
"Orang yang mau nyaleg atau bupati. Orang yang punya hajat jadi pejabat, kerja, lulus ujian. Dengan hadirnya di situ bukan meminta ke Kiai Marogan, tetapi kepa Allah. Tetapi dengan berziarah tadi, kita mengharap karomah Kiai Marogan. Tidak bisa kita prediksi yang datang ini mau nyaleg. Dak tau. Yang jelas yang mau menyalonkan jadi pejabat ada. Beberapa pejabat baru-baru ini. Mereka berziarah. Kebanyakan ingin jadi pejabat dari tingkat walikota, gubernur, bahkan sampai ke Presiden. Ada yang berziarah ke Kiai Marogan," jelasnya.
Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Sumsel KH Sodikun mengingatkan jika ada Calon Legislatif yang meminta hajatnya dikabulkan dengan mendatangi makam keramat.
"Kalau ziarah itu tidak apa-apa dengan cara mendoakan almarhum, ahli kubur. Itu bagus. Silahkan ziarah tapi jangan menyimpang. Tujuan ziarah itu untuk mengingat kalau kita bakal mati. Meendoakan yang di kubur. Muslimin dan musllimat. Yang tidak bagus apabia ziarah untuk minta dengan yang dikubur. Apalagi dengan sesajen. Jelas dia kan tidak bisa makan. Sebaiknya kalau sedekah kasihkan kee fakir miskin. Mintalah kepada Alllah SWT," seru KH Sodikun.
Sodikun mempersilahkan melakukan istiqomah, namun ia mengingatkan para caleg untuk berikhtiar, berusaha dulu dengan jalan yang benar.
"Termasuk kampanye di masjid itu kan tidak dibolehkan dalam aturan pemilu. Kalau bersilaturahmi nggak apa-apa. Hanya saja dikhawatirkan mengurangi kesakralan beribadah di masjid. Caleg hendaklah jangan memberikan sogokan. Baik yang memberi maupun yang diberi, keduanya berdosa. Itu tidak boleh, haram. Berkampanyelah yang baik secara agama dan aturan negara. Jangan menjelekkan orang lain, jangan menyogok, jangan meminta selain kepada Allah. Pada waktu mengikuti pemillihan nanti, jika terpilih bersyukur. Kalau belum terpilih supaya bersabar. Sehingga efek kejiwaan tidak kena. Bertawakal," kata Sodikun.
Salah seorang Caleg DPRD Sumsel Husyam ST SSos mengatakan segala daya upaya dilakukan orang untuk menjadi pemenang pertarungan. Menurutnya sah-sah saja selagi tidak menyalahi aturan hukum dan undang-undang, norma-norma agama serta norma masyarakat.
Ia mengingatk di sisi lain yang paling penting esensinya Caleg harus tahu, paham untuk jadi anggota dewan mau berbuat apa. Fungsi di dewan itu menjadi legislatif, budgetif yang harus dia kawal. Visi misi dengan konteks masyarakat antara lain bidang pendidikan, agama. Ketika dia tampil mampu untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Dalam rangka merebut hati rakyat mestinya dengan mendekatkan ke hati rakyat. Meyakinkan, berikhtiar. Baru kembalikan sandaran ke Tuhan Yang Maha Esa. Silahkan saja kalau dia yakin itu bisa. Tinggal masyarakat menilai mana yang pantas memegang mandat rakyat. Esensi yang langsung punya manfaat," jelas Husyam yang pernah melamar jadi Cawawako Palembang 2013 dari partai Demokrat.
