Jelang Pileg, Caleg Datangi Makam Keramat

Menjelang Pemilahan Umum Legislatif (Pileg) 9 April 2014 mendatang, tidak sedikit para caleg mendatangi makam keramat di Kota Palembang.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Sulaiman, juru kunci memperlihatkan tongkat Panglima Bagus Kuning di Makam Panglima Bagus Kuning dan Bagus Karang, Komplek Obyek Wisata Situs Arkeologi Bukit Siguntang di Jl Sultan Mansyur. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menjelang Pemilahan Umum Legislatif (Pileg) 9 April 2014 mendatang, tidak sedikit para caleg mendatangi makam keramat di Kota Palembang. Antara lain Komplek Makam Raja Kerajaan Sriwijaya Bukit Siguntang, Siti Fatimah di Pulau Kemaro, Kiai Marogan, Sabokingking.

Seperti di Komplek Bukit Siguntang ini terdapat 8 makam raja dan keluarga raja keturunan kerajaan Sriwijaya seperti Raja Segentar Alam, Puteri Kembang Dadar, Puteri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Raja Baru Api dan Panglima Jago Lawang.

"Kalau yang punya hajat, nazar lagi tren sekarang mau nyaleg. Yang datang nggak pakai baju seragam, dinas. Malah kadang malam sehingga atributnya kita tidak tahu. Paling mereka minta doakan supaya hajatnya terkabul. Ada yang datang cuma mereka dirahasiakan. Intinya minta didoakan. Bukan dari anggota dewan saja. Kita menjaga nama mereka," ungkap Sulaiman.

Kebanyakan para peziarah ini yang pernah menang tender, lulus jadi pegawai, pejabat, calon kades, calon presiden mereka datang ke sini. Mereka kerap bernazar dengan membawa kambing, ambal, tikar, kelambu, cat, hingga tedmond untuk wudhu.

"Mereka bukan janji kepada si keramat, tetapi pada diri sendiri disaksikan Allah. Kebetulan tempatnya di sini. Bukan persembahan ke raja minta ayam panggang, itu perlu diluruskan. Sama halnya dengan Kades yang terpilih bernazar ingin ngasih beras ke panti asuhan," jelas Sulaiman.

Sementara umumnya warga keturunan Tionghoa kalau punya nazar kebiasaannya membawa ketan kunyit ayam panggang, nasi gemuk, telok opak, pisang mas. "Kebanyakan warga Tionghoa. Mereka kadang lebih repot dengan membawa ayam segar atau ayam putih kuning. Bisa sekitar Rp 300 ribu. Nah kalau mau minta disediakan dogan, kembang 7 rupa, garu, dupa, lain lagi," terangnya.

Sementara kalau peziarah beragama Islam kebanyakan berzikir, bertawasul. Kadang menyertakan tanda ziarah kembang. Itu pun nggak wajib.

"Jadi tidak ada keharusan bawa ayam. Ini perlu diluruskan. Peziarah jangan langsung minta ke Panglima, misalnya aku pingin ini. Nah itu jadinya syirik. Yang benar itu, kirim doa dulu minta kepada Allah langsung. Kebetulan tempatnya di sini kita mendoakan ke beliau, ke diri kita sendiri juga," terangnya.

Untuk tingkat kunjungan menjelang Pileg dan Pilpres ini, menurutnya tidak sedrastis meningkat seperti pada masa jelang liburan sekolah. "Kalau peningkatan kunjungan bukan mau caleg sekarang ini. Tapi pas liburan sekolah, setelah ujian sebelum kelulusan selama seminggu itu yang datang bisa sampai 10 bus," ujarnya.

Di makam yang dijaga situsnya ini ada tiga kuncen atau juru kunci, yakni Nyai Sugiatun dan Ahmad Rusdy, serta Sulaiman.

"Mereka kalau siang pulang, tapi kalau saya sampai malam. Makam di sini raja atau putri Kerajaan Sriwijaya yang terakhir. Ada makom yang merupakan napaktilasnya, dan ada juga yang makamnya. Makom itu bisa berupa tongkatnya. Saya sendiri sudah 20 tahun sejak 1994 pas tamat SMA. Di sini turun temurun mengurus makam yang ada di Komplek Bukit Siguntang," kata Sulaiman yang ditemui di makam Panglima Bagus Karang dan Panglima Bagus Kuning, Senin (10/3/2014).

Tugas kuncen di sini membersihkan makam, pimpin doa, jelaskan sejarah (guide). Dikasih peziarahpun seikhlasnya. "Tidak boleh minta imbalan. Itukan untuk ibadah. Jarang tidak ngasih. Kalau ada oknum juru kunci (individu) meminta akan kita tindaklanjuti. Catat, bisa kita panggil. Kita rapat. Kita lapor ke polisi karena mencemarkan nama baik kami juru kunci," kata Sulaiman.

Peziarah ada yang beragama Hindu, Budha, seluruh agama. Waisak ramai. Malam 1 Muharam juga ramai. Pada hari besar. Kalau Hindu pakai garu, Islam kembang, yasin, Alfatihah. Mereka bukan 100 persen ziarah. Bahkan warga asing seperti Thailand, Malaysia ingin berwisata ziarah.

Sementara Ketua Pengurus Makam Kiai Marogan, Mgs Kamil Alrasyid H Husin juga membenarkan banyak warga yang berziarah ke makam Kiai Marogan. Namun ia menegaskan dalam berziarah tidak pernah mensyaratakan untuk membawa ataupun memberikan sesuatu.

"Untuk di makam Kiai Marogan tidak ada syarat-syarat. Sifatnya umum, karena datuk Kiai Marogan milik umat, khususnya umat Islam. Saya keturunan keempat zuriyat Kiai Marogan dipercaya sebagai Ketua Pengurus Makam dan Zuriyat Kiai Marogan. Kita Ditugaskan merawat makam, menjaga terhadap peziarah jangan sampai melanggar syareat Islam, supaya tidak menyimpang.

Para ziarah hendaknya jangan ada niat yang sifatnya menyimpang dari syareat Islam. Mencintai, memuliakan datuk kita. Dianjurkan berdoa dan baca Yasin. Makam Aulia, wali Allah. Sebagaimana orang yang dicintai Allah. Barang siapa yang mencintai Kiai Marogan, dicintai Allah. Insya Allah surga keinginan. Bahkan Pak SBY pun pada masa jadi Pangdam pernah berziarah ke makam Kiai Marogan," jelas Kamil.

Dijelaskan Kamil, berziarah di Makam Kiai Marogan yang merupakan ulama san saudagar termasyur di Palembang sifatnya umum.

"Orang yang mau nyaleg atau bupati. Orang yang punya hajat jadi pejabat, kerja, lulus ujian. Dengan hadirnya di situ bukan meminta ke Kiai Marogan, tetapi kepa Allah. Tetapi dengan berziarah tadi, kita mengharap karomah Kiai Marogan. Tidak bisa kita prediksi yang datang ini mau nyaleg. Dak tau. Yang jelas yang mau menyalonkan jadi pejabat ada. Beberapa pejabat baru-baru ini. Mereka berziarah. Kebanyakan ingin jadi pejabat dari tingkat walikota, gubernur, bahkan sampai ke Presiden. Ada yang berziarah ke Kiai Marogan," jelasnya.

Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Sumsel KH Sodikun mengingatkan jika ada Calon Legislatif yang meminta hajatnya dikabulkan dengan mendatangi makam keramat.

"Kalau ziarah itu tidak apa-apa dengan cara mendoakan almarhum, ahli kubur. Itu bagus. Silahkan ziarah tapi jangan menyimpang. Tujuan ziarah itu untuk mengingat kalau kita bakal mati. Meendoakan yang di kubur. Muslimin dan musllimat. Yang tidak bagus apabia ziarah untuk minta dengan yang dikubur. Apalagi dengan sesajen. Jelas dia kan tidak bisa makan. Sebaiknya kalau sedekah kasihkan kee fakir miskin. Mintalah kepada Alllah SWT," seru KH Sodikun.

Sodikun mempersilahkan melakukan istiqomah, namun ia mengingatkan para caleg untuk berikhtiar, berusaha dulu dengan jalan yang benar.

"Termasuk kampanye di masjid itu kan tidak dibolehkan dalam aturan pemilu. Kalau bersilaturahmi nggak apa-apa. Hanya saja dikhawatirkan mengurangi kesakralan beribadah di masjid. Caleg hendaklah jangan memberikan sogokan. Baik yang memberi maupun yang diberi, keduanya berdosa. Itu tidak boleh, haram. Berkampanyelah yang baik secara agama dan aturan negara. Jangan menjelekkan orang lain, jangan menyogok, jangan meminta selain kepada Allah. Pada waktu mengikuti pemillihan nanti, jika terpilih bersyukur. Kalau belum terpilih supaya bersabar. Sehingga efek kejiwaan tidak kena. Bertawakal," kata Sodikun.

Salah seorang Caleg DPRD Sumsel Husyam ST SSos mengatakan segala daya upaya dilakukan orang untuk menjadi pemenang pertarungan. Menurutnya sah-sah saja selagi tidak menyalahi aturan hukum dan undang-undang, norma-norma agama serta norma masyarakat.

Ia mengingatk di sisi lain yang paling penting esensinya Caleg harus tahu, paham untuk jadi anggota dewan mau berbuat apa. Fungsi di dewan itu menjadi legislatif, budgetif yang harus dia kawal. Visi misi dengan konteks masyarakat antara lain bidang pendidikan, agama. Ketika dia tampil mampu untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

"Dalam rangka merebut hati rakyat mestinya dengan mendekatkan ke hati rakyat. Meyakinkan, berikhtiar. Baru kembalikan sandaran ke Tuhan Yang Maha Esa. Silahkan saja kalau dia yakin itu bisa. Tinggal masyarakat menilai mana yang pantas memegang mandat rakyat. Esensi yang langsung punya manfaat," jelas Husyam yang pernah melamar jadi Cawawako Palembang 2013 dari partai Demokrat.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved