Jetski Main di Venue Ski Air

Komunitas jetski di Palembang kini tidak lagi

Penulis: admin | Editor: Bejoroy
zoom-inlihat foto Jetski Main di Venue Ski Air
Sripo/Sts
JET SKI — Kurmin Halim beraksi dengan jet skinya di Venue Ski Air Jakabaring Sport City (JBC) Palembang, Minggu (30/10). Olahraga ini sebelumnya dilakukan di Sungai Musi, namun kini beralih ke Venue Ski Air JBC.
PALEMBANG, SRIPO — Komunitas jetski di Palembang kini tidak lagi dibolehkan bermain terbuka di perairan Sungai Musi. Selain padat arus lalu lintas kapal, juga membahayakan bagi pemain karena ada banyak kayu dan balok (tunggul) yang mengapung. Penggemar olahraga jetski pun bisa bermain di venue ski air.

Hal ini dikemukakan Gubernur Sumsel  H Alex Noerdin, Minggu (30/11) ketika berdialog dengan Ketua Komunitas Jetski Palembang Kurmin Halim di venue Ski Air Jakabaring Sport City (JBC). “Kita minta kepada komunitas Jetski, jangan main di Sungai Musi secara terbuka. Banyak tunggul yang mengapung, bisa membahayakan. Belum lagi arus lalu lintas kapal yang begitu padat,” katanya.

Usai memberikan masukan, Alex pun mencoba mengendarai jetski dan mengelilingi danau buatan, yang dipersiapkan khusus untuk  venue ski air SEA Games seluas 40 Ha. Selama 20 menit lebih, Alex menjajal lagi kemampuannya. Maklum saja, sudah empat tahun mantan Bupati  Muba ini tidak turun ke sungai. “Sudah empat tahun dan tidak pernah lagi mencoba, tapi masih bisa mengendarai Jetski,” ujarnya.

Menanggapi imbauan gubernur ini, Kurmin Halim sangat memberikan apresiasi dan memahaminya. “Kami berterima kasih, karena Pak Gubernur memberikan perhatian yang besar kepada pencinta jetski,” katanya.

Menurutnya, di Palembang setidaknya ada 23 orang anggota Jetski, dengan harga rata-rata satu jetski Rp 140 juta lebih. Pemprov membolehkan komunitas jetski ini bermain di Danau JBC sebelum digunakan dalam SEA Games mendatang, dinilai positif Kurmin karena dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk mengenal dan ikut mencintai olahraga air.

Dikatakan, saat bermain di Sungai Musi, kebanyakan anggota turun ke Muara Sungsang. Bahkan lebih ekstrim lagi, menyeberang  sampai ke Pulau Bangka. “Paling dekat kami di Muara Sungsang, tapi jika jauh sampai ke Pulau Bangka,” katanya.

Dermaga Khusus
Asisten Logistik Kodam II Sriwijaya Kolonel (CZI) Amalsyah Tarmizi, yang juga menyukai olahraga jetski ini mengatakan, kalau mereka membuat dermaga khusus untuk turunnya peralatan jetski saat turun dari kendaraan. “Kita bikin khusus, begitu jetski datang, ia langsung turun ke air,” katanya.

Kehadiran 23 unit jetski di venue Ski Air, akan menambah daya tarik sehingga olahraga ini yang tadinya khusus untuk kalangan tertentu, maka kedepannya bukan tidak mungkin bisa dimainkan oleh masyarakat awam. “Saya setuju dengan gagasan Pak Gubernur, kalau main di danau lebih aman dan bisa dinikmati banyak masyarakat yang menonton,” katanya.

Untuk diketahui harga perlengkapan jetski bisa mencapai Rp 100 juta per unit. Biaya ini belum termasuk kelengkapan lain yang menjadi sarana pendukung penampilan seorang rider di arena lomba. Itu sebabnya, olahraga maritim ini hanya menjadi milik sekelompok elite di masyarakat. Pengurus berharap. Jetski selain untuk hiburan, juga sekaligus mendukung bisnis pariwisata lokal.

Komponen pendukung lain bagi seorang atlet jetski diantaranya helm seharga Rp 2 juta. Sedangkan harga sarung tangan, sepatu, pelindung kaki, pelampung, kacamata, masing- masing berkisar antara Rp 2000-300 ribu. Selain itu, satu set pakaian lomba bisa mencapai Rp 1 juta.

Bagi para pemula yang belum mempunyai jetski pribadi, klub jetski biasanya menyediakan peralatan tersebut dengan sistem sewa. Harga jet ski sewaan itu bervariasi. Untuk 20 menit, tarifnya Rp 100 ribu. Sedangkan untuk 60 menit latihan, Rp 300 ribu. (sin)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved