50 Menit Lepas Jangkar Feri Terbakar

zoom-inlihat foto 50 Menit Lepas Jangkar Feri Terbakar

DIKANDASKAN — KMP Laut Teduh dikandaskan di sekitar perairan Anyer, Serang, Banten, setelah terbakar di perairan Selat Sunda, Jumat (28/1) dini hari.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

JAKARTA, SRIPO — Jerit tangis, ketakutan dan panik membahana dari atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Feri Lautan Teduh II yang terbakar, Jumat (28/1).

 Pagi itu, pukul 03.19, kapal baru lepas jangkar dari Pelabuhan Merak, Banten menuju Bakauheni, Lampung. Baru sekitar 50 menit lepas jangkar, kapal terbakar hebat dan akhirnya menewaskan 13 orang, serta puluhan kendaraan bermotor hangus.

 Ratusan orang berebut keluar dari kapal saat kebakaran terjadi. Penumpang berdesakan dan sempat saling dorong hingga baku injak tak dapat terhindarkan.

 Sebagian penumpang yang panik bahkan terpaksa terjun bebas ke laut yang terletak di Selaat Sunda tersebut untuk menyelamatkan diri, dari kobaran api yang berasal dari dek mobil. Sepuluh feri lainnya dikerahkan untuk menyelamatkan para korban.

 Pagi itu, Lautan Teduh II mengangkut 438 penumpang, dan puluhan kendaraan bermotor yang terdiri atas 4 unit sepeda motor, 38 unit sedan, 8 pick up, 2 bus, 9 truk dan 6 truk tronton. Dari penyisiran petugas gabungan, hingga kemarin 13 orang dinyatakan tewas akibat musibah tersebut, puluhan lainnya menderita luka-luka.

 Jumlah korban meninggal dunia dalam musibah terbakarnya kapal berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang diterima Tribunnews.com, Jumat pukul 14.30, menjadi 13 orang.

 “Korban yang meninggal dunia sekarang sudah 13 orang,” ungkap Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Djoko Sulaksono. Dia melanjutkan, jumlah korban yang dirawat di Rumah Sakit Krakatau Stell berjumlah 26 orang dari total penumpang kapal sebanyak 438 orang.

Menurutnya, ke-26 orang korban luka tersebut diketahui 11 orang perempuan dan 15 orang laki-laki.

 Dari Dek Bawah KMP Lautan Teduh 2 milik PT Bangun Putra Remaja ini berangkat dari dermaga 1 Merak pukul 03.19 WIB. Sedianya akan tiba di Bakauheni sekitar pukul 06.00. Namun baru berselang 50 menit, nahkoda melaporkan kepada station terminal control (STC) api menyala di car deck atau dek mobil, dek bawah.

 Kemudian STC menginformasikan kepada kapal-kapal terdekat yang akan berangkat ke Bakauheni untuk memberikan bantuan. Selain itu, melalui chanel 16, informasi kebakaran tersebut juga dilaporkan ke supervisi, dan supervisi melaporkannya ke manajer operasi dan Puskordal.

 Hari itu, Lautan Teduh 2 mengangkut 567 penumpang terdiri atas 535 penumpang, dan 32 anak buah kapal (ABK). Setelah berjam-jam dipadamkan, sebanyak 458 penumpang berhasil dievakuasi. Sebanyak 425 orang berhasil diselamatkan, sedangkan 13 orang meninggal dunia.

 Pihak pengelola pelabuhan, dalam hal ini PT ASDP mengerahkan sebanyak 10 kapal feri untuk turut membantu penyelamatan penumpang yang dilakukan tiga tug boat untuk dievakuasi.

KMP Lautan Teduh II adalah kapal feri yang melayani penumpang dari Pelabuhan Merak ke Bakahueni,Lampung sekitar pukul 03.19.

 Warga OKU Jadi Korban Di antara 13 korban terbakarnya Feri Lautan Teduh di Selat Sunda ikut menjadi korban adalah Ruswati (45) asal Ogan Komering Ulu.

 Ruswati adalah warga Lekisrejo Blok E Unit III Kecamatan Lubukraja Kabupaten OKU. Almarhumah masih keluarga anggota DPRD OKU yang berangkat ke Cirebon untuk melayat ibunya meninggal.

Menurut Sodirin (Anggota DPRD OKU) yang juga besan keluarga Ruswati, almarhum berangkat ke Cirebon dengan mengendarai mobil pribadi Mitsubisi Kuda BG 2325 MB mobil pribadi milik Sodirin. Mobil berpenumpang 11 orang (dua keluarga) itu berangkat ke Cirebon untuk takziah karena ibunda Ruswati meninggal.

 Dalam mobil itu turut serta suami Ruswati bernama Mulya dan empat orang anaknya serta anggota keluarga lainnya. Menurut Sodirin, dari penumpang mobil Kuda itu satu orang bernama Ujang (38) masih dirawat di Rumah Sakit Umum Tangerang.

 Sementara penumpang lain yang terdiri dari suami dan anak almarhumah diberangkatkan ke OKU mengiringi mobil jenazah. Menurut informasi jenazah almarhumah diberangkatkan dari TKP menuju Baturaja pukul 20.00 malam diperkirakan jenazah baru tiba di OKU hari ini, Sabtu (29/1) pukul 03.00.

 Sementara itu Sutrisno, tetangga korban, mengaku terkejut mengetahui Ruswati ikut menjadi korban. Menurut sesepuh Desa Lerkisrejo ini, Mulya (suami Ruswati) berangkat ke Cirebon karena ibu Ruswati meninggal dunia. Mulya merupakan petani karet yang sukses di Unit III Blok E Desa Lekisrejo Kecamatan Lubukraja. (tribunnews/adi/ewa/dan/mal/aco/eni)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved