Eksklusif
Sekolah Gratis Fasilitas Bintang, Seminggu Hanya Bayar Rp 5.000; Tanpa Uang Pendaftaran dan SPP
Saat mendengar sekolah di pedesaan, mungkin terbetik di benak kita akan tempat belajar dengan fasilitas seadanya dan tidak terawat. Kalau pun ada seko
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM - INDRALAYA – Saat mendengar sekolah di pedesaan, mungkin terbetik di benak kita akan tempat belajar dengan fasilitas seadanya dan tidak terawat. Kalau pun ada sekolah yang fasilitasnya baik, maka sudah pasti orangtua harus mengeluarkan biaya mahal untuk bisa memasukkan anaknya.
Namun, anggapan tersebut ternyata tak selamanya benar.
Buktinya, di jalan Merdeka, Km 55 Kelurahan Tanjung Batu Timur, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, ada sekolah yang mempunyai fasilitas bintang. Sekolah dimaksud adalah MTs dan SMA Nurul Yaqin. Hebatnya lagi, siswa yang mengenyam pendidikan di sana tak dipungut biayaran alias gratis. Tak hanya itu, para siswa pun mendapat pakaian seragam.
• Ikut Belasungkawa, SMA Taruna Indonesia Kembalikan Uang Pendaftaran Wiko dan Serahkan Santunan
• Calon Mahasiswa Antri Membayar Uang Pendaftaran SBMPTN (Foto)
Padahal, jika membandingkan sekolah-sekolah swasta maupun negeri di Palembang, dengan fasilitas berbintang, maka orangtua siswa harus mengeluarkan biaya puluhan juta saat masuk. Bayarannya setiap bulan pun ratusan ribu, bahkan ada yang jutaan.
Sripo yang menyambangi sekolah tersebut dua hari lalu, melihat langsung susana dan fasilitas yang sudah pasti membuat nyaman peserta didik di sana. Dan yang lebih mengejutkan, peserta tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti proses pembelajaran di sana.
Kompleks sekolah tersebut memang terasa asri, khas pedesaan yang jauh dari keramaian. Setidaknya, butuh waktu 45 menit dari Indralaya, dengan berkendara roda dua untuk mencapai sekolah tersebut. Di atas lahan seluas kurang lebih dua hektar, berdiri enam bangunan satu lantai yang difungsikan untuk operasional sekolah. Terdiri dari dua bangunan (tidak aktif) kelas, tiga bangunan untuk kegiatan belajar mengajar, satu bangunan khusus ruang guru, plus 1 ruang multimedia, satu bangunan toilet dan satu bangunan mushola.
Di dalam bangunan sekolah, para siswa belajar dengan fasilitas sangat nyaman, dengan bangku dan meja satu per siswa. Ada pula kelas yang menggunakan bangku khas mahasiswa, yang menyatu dengan meja kecil yang biasanya digunakan untuk kelas yang lebih dari 30 siswa.
Jangan harap menemukan lantai kotor di dalam selasar maupun ruang kelas di sekolah tersebut, karena siswa harus melepas sepatu saat berada di bangunan. Kebersihan yang sangat terjaga seperti ini, hanya ada di sekolah bonafit di Palembang yang memungut bayaran selangit.
Apalagi, masyarakat kota akan dibuat tercengang dengan kondisi toilet sekolah terebut. Dibangun di satu bangunan terpisah, toilet tersebut bak toilet yang ada di mall atau hotel bintang. Tak berlebihan jika kita membayangkan siswa bisa saja tertidur di sana karena kebersihannya benar-benar dijaga setiap jam.
Petugas kebersihan yang berperan penting dalam menjaga kebersihan tersebut. Setiap jam mengajar dan siswa tengah fokus di kelas masing-masing, mereka petugas yang berjumlah kurang dari 10 orang itu mulai membersihkan toilet, dan kembali melakukan tugasnya saat siswa pulang ke rumah masing-masing.
Tentunya publik heran jika melihat fasilitas yang nyaman tersebut, tapi siswa tidak dipungut biaya sama sekali mulai dari SPP, Uang Pembangunan maupun uang per bulan atau per semester. Mereka hanya dipungut biaya untuk kebersihan sebesar Rp 5 ribu per minggu, tak terlalu berat untuk masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar. Uang itu untuk kebersihan.
Kepala Sekolah Mts dan SMA Nurul Yaqin keberatan saat ditemui Sripo untuk menceritakan dari mana pendanaan yang digunakan untuk membangun gedung dan maintence infrastruktur, plus menggaji 49 guru yang ada di sana. Ia mengatakan, sekolah tersebut menjadi ladang amal bagi keluarganya yang telah mendirikan Yayasan Nurul Yaqin tersebut, sejak 1932 silam.
“Keuangan bersumber dari pribadi kami, dan untuk pembangunan gedung ada juga memang bantuan dari pemerintah. Tapi mayoritas dari pribadi kami,” ungkap ibu Kepala Sekolah yang enggan menyebutkan namanya itu.
Ia yang juga cucu dari pendiri Yayasan, Muhammad Ali ini mengatakan, pihaknya tidak memungut biaya apapun saat penerimaan siswa baru, kecuali iuran kebersihan sebesar Rp 5 ribu per minggu. Malahan, siswa baru tadi diberi baju 1 stel abu-abu (untuk SMA), 2 stel baju putih biru dan seragam khusus (untuk SMP) serta baju olahraga.
Kemudian berdasarkan info yang dihimpun di lapangan, untuk buku pelajaran juga dipinjamkan oleh sekolah. Dengan catatan, ketika naik kelas dikembalikan lagi ke sekolah agar dapat digunakan oleh adik kelasnya yang naik kelas.
Saat ini, sebanyak 420 siswa yang dibagi menjadi 13 kelas dari kelas X hingga XII menimba ilmu di SMA Nurul Yaqin. Sedangkan untuk jumlah Siswa MTs Nurul Yaqin, berjumlah 142 siswa yang terbagi menjadi 5 rombongan belajar (Rombel).