Prada DP Disersi dari Dodik Latpur Baturaja, Sejak 4 Mei Lalu, Santer Tertangkap di Bogor

Kasus pembunuhan sadis terhadap Vera Oktaria seorang kasir minimarket perlahan tapi pasti mulai terungkap. Pelaku pembunuhan sadis yang disertai mutil

Editor: Bejoroy
Sriwijaya Post edisi cetak
Prada DP Disersi dari Dodik Latpur Baturaja; Sejak 4 Mei Lalu, Santer Tertangkap di Bogor, Kodam Sebar Foto DP. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kasus pembunuhan sadis terhadap Vera Oktaria seorang kasir minimarket perlahan tapi pasti mulai terungkap. Pelaku pembunuhan sadis yang disertai mutilasi diduga dilakukan oleh seorang oknum anggota TNI bernama Prada DP. Ternyata ia dinyatakan telah disersi sejak 4 Mei lalu.

11 Fakta Kematian Vera Oktaria Wanita Tewas Dimutilasi, Ditemukan Mengenaskan hingga Pacar Kabur

Gerak-gerik Pelaku Sebelum Vera Oktaria Dimutilasi, Ditemukan Minyak Tanah & Korek Api di Penginapan

Sub Denpeom II/4-4 Baturaja terus memburu oknum siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ atas nama DP yang Disersi dari Dodik Latpur Baturaja . Santer terdengar semalam, DP telah ditangkap jajaran Polda Metro Jaya di Bogor. Namun kabar ini belum bisa dipastikan kebenarannya.

Komandan Subdenpom II/4-4 Baturaja, Kapten CPM Gatot Udiyono yang dikonfirmasi Minggu (12/5/2019) mengatakan DP belum berhasil ditangkap. " Belum.. belum tertangkap , kita masih memburu DP ," tegas Dan Subdenpom II/4/4 Baturaja seraya menambahkan pihaknya terus memburu DP.

DP lari dari Dodiklatpur (Komando Pendidikan dan Latihan Tempur) sejak tanggal 4 Mei 2019. Upaya-upaya yang sudah dilakukan dengan menyebar foto dan informasi ke instansi terkait dan keseluruh lapisan masyarkat di wilayah Kabupaten Ogan Komeirng Ulu dan sekitarnya.

Dikesempatan itu Kasub Denpom II/4/4 Baturaja menjelaskan oknum siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ atas nama DP diburu karena pergi atau meninggalkan Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dandodik Latpur) Rindam II/Swj di Baturaja tanpa izin. DP meninggalkan komando pendidikan dan latihan tempur sejak delapan hari lalu. Dansub Denpom membenarkan bahwa DP memang tercatat sebagai siswa Dikjur Tamtama Infanteri Rindam II/Swj yang sedang mengikuti latihan kecabangan/kejuruan di Dodilatpur Rindam II/Swj di Baturaja.

Pihak berwajib masih mencari keberadaan pelaku untuk segera ditangkap. Prada DP diketahui adalah pacar korban, pria ini diduga kuat sebagai pelakunya, karena menghilang bersamaan dengan waktu kejadian.

Syamsuri, ayah Prada DP belum bisa berkomentar banyak, sejauh ini dia masih meyakini anaknya itu adalah terduga. Meski begitu, Syamsuri berharap anaknya segera kembali atau pulang ke rumah agar bisa secepatnya diketahui duduk persoalan yang sebenarnya.

Syamsuri terlihat sangat lelah dan sedih atas pemberitaan mengenai anaknya yang selama ini hilang, dikait-kaitkan dengan kematian Vera Oktaria. Ia menyatakan, sejauh ini pihak keluarga masih mempercayai bahwa DP bukanlah terduga, karena selama ini ia di kenal anak yang baik dan tidak pernah ada masalah dengan orang lain.

"Kita percayakan saja kepada pihak yang berwajib untuk mengungkap kasus yang masih simpang siur hingga saat ini, nantinya jika terduga dinyatakan bersalah kami siap menerima dengan apapun keputusannya," ucapnya.

Kapolres MUBA, AKBP Andes Purwani SE MM mengatakan jenazah Vera Oktaria sudah diautopsi. Dalam autopsi ditemukan wajah Vera menghitam diduga akibat benturan benda keras.

"Diduga ia disiksa dulu, setelah meninggal jenazahnya dengan tangan sampai siku yang sudah dipotong dimasukkan dalam kasur yang disobek," ujar AKBP Andes.

Sementara itu sudah ada dugaan tersangka karena polisi sudah mendapatkan kejelasan siapa korban melalui pemeriksaan sidik jarinya. "Dan sudah dilakukan pemeriksaan pada saksi keluarga dan dari sini polisi mendapatkan juga sidik jari pacar Vera Oktaria, yakni Prada DP," ujar AKBP Andes.

Alamat rumah Prada DP ternyata tidak jauh dari rumah Vera Oktaria di Plaju. Kemudian ada 6 saksi lain seperti pemilik penginapan “Sahabat” tempat ditemukan jenazah di Sungai Lilin. Serta penjual tas atau koper yang mengkonfirmasi wajah pelaku dengan gambar yang ditunjukkan oleh polisi dari KTP elektronik dan foto lain. “Setahu saya masih dalam pencarian bersama antara polisi dengan kesatuan tertentu dan saya belum menerima laporan apakah sudah tertangkap.” jelasnya.

Tim Gabungan
Polda Sumsel menginstruksikan bentuk tim gabungan memberu keberadaan DP yang merupakan pacar dari Vera Oktaria. Tim gabungan ini terdiri dari Satreskrim Polres Muba dan Ditreskrimum Polda Sumsel.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan memang untuk saat ini kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Vera Oktaria masih dalam penyelidikan mengungkap siapa pelakunya. “Tim utama pastinya dari Polres Muba, Polda hanya memback up saja. Ini untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya, termasuk memburu pacar korban yang saat ini menghilang,” ujarnya.

Menurut Supriadi, Polda Sumsel juga sudah berkoordinasi dengan Kodam II Sriwijaya untuk membantu memburu pacar Vera Oktaria berinisial DP. Kodam II Sriwijaya menerjunkan Polisi Militer untuk mengejar DP yang merupakan prajurit yang masih menempuh pendidikan Infantri di Baturaja.

Sejumlah tempat telah didatangi, akan tetapi hingga saat ini belum membuahkan hasil memburu pelaku pembunuhan terhadap Vera Oktaria. “Kami mengimbau, kepada pelaku untuk menyerahkan diri. Termasuk pacar korban, bila memang tidak melakukan hal tersebut lebih baik muncul dan memberikan keterangan,” ujarnya.

Pendam II Sriwijaya mengungkapkan sudah mendapat informasi ada prajurit TNI dari Kodam II Sriwijaya yang tersangkut dalam kasus dugaan pembunuhan dan mutilasi terhadap Vera Oktaria di Muba. "Masih diduga pelakunya oknum anggota TNI. Bersangkutan adalah siswa Sartaif di Rindam II/ Baturaja yang Tidak Hadir Tanpa Izin," kata Kapendam II Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan.

Kodam II Sriwijaya juga menyebar foto Prada DP sekaligus nomor telepon yang bisa dihubungi bagi yang melihat orang yang kini sedang dicari tersebut. “Iya sudah disebar ke Koramil Koramil,” ujar Djohan.

Vera Oktaria (20) perempuan cantik kasir minimarket di Palembang ditemukan tidak bernyawa di sebuah hotel di Sungai Lilin Musi Banyuasin, sekitar 132 kilometer dari Kota Palembang. Kasus ini bermula saat Selasa(7/5), Vera terlihat gelisah saat sedang bekerja di Indomaret Jalan Jenderal Sudirman.

Rekan tempatnya bekerja melihat paling tidak ada puluhan kali telepon masuk ke ponselnya. “Malam itu saya mendengar telepon korban berdering kurang lebih 10 kali, terdengar korban mengangkat telepon dan berkata ‘tidak bisa, tidak bisa’ namun masih saja terdengar bunyi handphone nya hingga dia pulang bekerja,” ujar Dwi teman sekerja Vera Oktaria.

Kemudian pukul 23.30 WIB Vera Oktaria pamit pulang. Sekitar satu jam kemudian, keluarga Vera Oktaria datang ke toko dan bertanya tentang keberadaan Vera yang belum juga pulang ke rumah.

Seorang pria berinisial DP check in di kamar Penginapan Sahabat Mulya, Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba pada Rabu(8/5). “Pemesan kamar tanpa menyertakan KTP saat menginap, menurut saksi ada dua orang laki-laki dan satu perempuan, diduga korban,” kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi. Petugas kebersihan penginapan lalu mencurigai kamar nomor 06 karena bau busuk. Sehari sebelumnya petugas penginapan juga sudah curiga namun tak berbuat apa-apa. Baru keesokan harinya mereka menghubungi polisi. Nurdin yang merasa curiga langsung mengetuk pintu kamar dan mencoba untuk membuka pintu tersebut tapi tidak ada respon dari penghuni kamar.

Karena dikira tidak terjadi apa-apa Nurdin langsung menghubungi orang tuanya untuk menanyakan keberadaan tamu tersebut yang tidak kembali setelah membawa kunci tersebut.

“Saya curiga waktu saya bersihkan lantai mencium bau busuk, nah baru besoknya (hari ini) bau busuk itu semakin kuat langsung saya hubungi Polsek Sungai Lilin. Setelah pihak polsek Sungai lilin datang, kamar tersebut baru di buka. Ditemukan sesosok wanita di atas ranjang dalam keadaan tanpa busana dengan kondisi tangan terpotong jenazah membengkak ditutupi dengan selimut,” ujar Nurdin. Lokasi ditemukannya mayat perempuan yang dimutilasi di Muba, ternyata diduga akan dibakar pelaku. Hal ini dari hasil olah tempat kejadian, bila ditemukan barang bukti minyak tanah, obat nyamuk dan korek di dalam kamar.

“Diduga, pelaku ini mau membakar kamar dengan membuat timer menggunakan korek api, minyak tanah dan obat nyamuk,” ujar Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Yustan Alviani. Pentol korek yang ditempelkan di obat nyamuk, diduga sebagai timer. Sehingga, ketika kamar sudah ditinggal maka dengan sendirinya pentol korek akan terbakar dan menyulut api di tempat tidur.(eni/diw/mg10/ard)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved