Berita Palembang

Waspada Kemarau Diprediksi Lebih Panjang, Lima Daerah di Sumsel Rawan Terjadi Karhutla

Musim kemarau pada tahun ini diprediksi bakal lebih lama dari tahun sebelumnya, bahkan pada puncak kemarau diprediksi wilayah Sumsel

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: pairat
SRIPOKU.COM/FAJERI RAMADHONI
Kapolres Muba AKBP Andes Purwanti SE MM ketika melakukan monitoring karhutla menggunkan helikopter beberapa waktu lalu 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Musim kemarau pada tahun ini diprediksi bakal lebih lama dari tahun sebelumnya, bahkan pada puncak kemarau diprediksi wilayah Sumsel satu bulan tak diguyur hujan.

Melihat kondisi tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel pun telah memetakan lima daerah yang rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Muaraenim.

"Kelima daerah tersebut sangat mudah terbakar karena masih banyak terdapat lahan gambut pada musim kemarau," ujar Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah, Senin (11/3/2019).

Meski kelima daerah tersebut masuk ke dalam radar diwaspadai terjadi karhutla, namun Iriansyah mengaku bukan berarti daerah lain tidak menjadi perhatian.

Daerah dengan lahan mineral pun juga diprediksi bakal mudah terbakar jika kondisi tanah dalam keadaan kering pada saat kemarau tiba.

“Daerah lain juga memiliki potensi terbakar seperti di Prabumulih, Empat Lawang, dan Musi Rawas. Karena saat kemarau, lahan mineral pun akan sangat mudah terbakar,” jelasnya.

Menurutnya, Sumsel merupakan daerah yang sangat rawan terjadinya karhutla mengingat sebagian besar wilayah di Sumsel didominasi dari lahan gambut.

Mengantisipasi terjadinya karhutla seperti di tahun 2015 semua pihak baik pemerintahan, TNI, Polri, dan perusahaan yang ada diwilayah yang rentan terjadi bencana karhutla sudah menyiapkan diri sejak dini.

Adapun langkah yang dilakukan yakni menetapkan status siaga bencana lebih dini sebelum masuk ke musim kemarau. J

ika status siaga bencana karhutla sudah ditetapkan, maka upaya pemerintah untuk mencegah dan meminimalisir adanya kebakaran hutan dan lahan di Sumsel dapat tercapai.

“Kami tidak ingin kembali terulang karhutla yang luasannya cukup lebar itu. Karenanya setiap tahun selalu diupayakan pencegahan dan pengendalian karhutla yang matang," jelas Iriansyah.

Sementara itu, Pangkalan TNI Angkatan Udara Sri Mulyono Herlambang di Palembang menyiagakan lima unit helikopter untuk mengantisipasi karhutla tahun ini. Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Kolonel Pnb Heri Sutrisno mengatakan sebagian besar helikopter itu digunakan untuk waterbombing.

Menurutnya, Sumsel yang memiliki luas lahan gambut seluas 1,4 juta hektare fokus pada berbagai kegiatan mitigasi untuk mencegah terjadinya karhutla. Kegiatan pemantauan ini dilakukan secara rutin melalui satelit untuk mengetahui kondisi terkini dari lokasi-lokasi yang selama ini rawan terbakar.

“Semuanya bersifat tentatif. Jika kondisi mendesak, jangankan armada yang ada ini dikerahkan semuanya, kami pun bisa minta tambahan helikopter ke tingkat pusat,” katanya. (oca)

===

7 Alasan Mengapa Masih Mengantuk, Padahal Tidur Cukup? Salah Satunya karena Alami Napas Berhenti

Video Suasana Arus Lalin Padat Merayap di Jalan Kol.H Burlian Menuju Jendral Sudirman

RS Pratama Batumarta OKU Timur Mendesak Dibangun, Herman Deru Targetkan 2020 Mulai Dibangun

Sosialisasikan LRT, PT KAI Bagikan Kopi Gratis Bagi Warga Yang Naik LRT

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved