Kemarau Bakal Lebih Panjang, Potensi Karhutla Ada 16 Provinsi
Diperkirakan musim kemarau 2019 akan berlangsung lebih panjang dan lebih panas ketimbang tahun 2019. Namun demikian belum dipastikan kapan awal musim
SRIPOKU.COM , PALEMBANG - Diperkirakan musim kemarau 2019 akan berlangsung lebih panjang dan lebih panas ketimbang tahun 2019. Namun demikian belum dipastikan kapan awal musim kemarau mulai dan berapa lama berlangsung.
Berita Lainnya:
• Waspada Karhutla di Musim Kemarau
• Berita Pagaralam: Musim Kemarau, Lahan Pertanian di Pagaralam Kering dan Retak-retak. Petani Pasrah
Hal tersebut dikemukakan Deputi Bidang Kamtibmas Kemenko Polhukam, Bambang Sugeng di Ruang Rapat Bina Praja Pemprov Sumsel, Kamis (21/2). Rapat tersebut merupakan rapat koordinasi Pengendalaian Kebakaran Hutan dan Lahan 2019 di Provinsi Sumsel.
"Berdasarkan perkiraan cuaca maka musim kemarau 2019 akan berlangsung lebih panjang dan lebih panas dari tahun 2018," ujar Bambang Sugeng.
Namun untuk perkiraan mulai kapan dan berapa lamanya musim kemarau ini masih perlu dirapatkan oleh pihak BMKG di pusat. "Apabila hal tersebut benar, maka perlu kita persiapkan seperti membentuk satgas untuk Satgas Karhutla melakukan pencegahan. Karena dengan pencegahan sangat efektif menanggulangi Karhutla," katanya.
Menurutnya lebih efektif dan efisien kalau dilakukan dengan pencegahan. Terbukti di tahun 2018 zero asap, karena tidak sampai terbakar, hanya panas dan ada titik api tapi langsung ditangani.
"Terkait musim ini masing-masing provinsi berbeda-beda seperti di Riau sudah musim kemarau sedangkan di Sumsel masih hujan. Maka untuk itu perlu dilakukan persiapan sebelum masuk musim kemarau," katanya.
Ia juga mengatakan, ketika sudah tahu musim kemarau kapan maka, akan ditetapkan siaga dini. Hal ini perlu dilakukan untuk mengaktifkan sumur bor mulai di oprasional dan lain-lain. Lalu lahan yang kering disiram dan buat water booming atau hujan buatan. Kalau sudah dilakukan pencegahan harapanya tidak parah.
"Untuk tahun 2019 ini provinsi yang berpotensi Karhutla bertambah dari 12 provinsi jadi 16 Provinsi, karena di provinsi tersebut ada terjadi Karhutla. Keempat provinsi yang bertambah yaitu Bengkulu, NTT, Papua dan Papua Barat," jelas Bambang.
Sementara itu Kasi Data dan informasi BMKG Kenten Palembang, Nandang menambahkan, bahwa musim hujan 2019 akan berlangsung hingga bulan April 2019.
"Untuk prakiraan musim kemarau 2019 saat ini sedang dibahas atau dirapatkan pada Minggu ini dan baru bisa kami rilis Maret 2019 nanti, demikian disampaikan," jelasnya.
Nandang menambahkan, normalnya dalam 10 tahun terakhir musim kemarau Sumsel pada bulan Juni hingga September.
Sedangkan Kepala BPBD Sumsel Iriansyah menambahkan, untuk Sumsel siap menanggulangi Karhutla. Sesuai intsruksi Gubernur bahwa harus dilakukan pencegahan dini, jangan sampai sudah besar baru ditindak.
"Kita akan rapat dengan BMKG berkoordinasi terkait musim kemarau. Ketika musim kemarau sudah ditentukan maka akan dilakukan siaga dini," ujarnya.
Untuk potensi Karhutla di Sumsel berada di OKI daerah Pampangan, Cengal dan Selapan. Lalu di OI seperti di Pemulutan dan Indralaya. Kemudian di Muba seperti di Banyulincir, Sungai Lilin dan Medak. Daerah-daerah lainnya seperti Banyuasin, Pali, Muara Enim, OKU, Mura dan Muratara. (nda/TS)
===