Berita Empatlawang

Karyawan PT GSB Tuntut Hapuskan Sistem Shift dan Minta Kebun Plasma yang Dijandjikan

Karyawan perusahaan sawit itu menuntut agar menghapus sistem kerja shift, dan menuntut kebun plasma yang dijanjikan.

Penulis: Awijaya | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/AWIJAYA
Sejumlah karyawan PT GSB di Kecamatan Ulumusi Kabupaten Empatlawang melakukan unjuk rasa di tengah jalan menyampaikan tuntutan, Jum'at (1/2/2019) 

Laporan wartawan sripoku.com, Awijaya

SRIPOKU.COM,EMPATLAWANG -Puluhan karyawan PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB) di Kecamatan Ulumusi Kabupaten Empatlawang, unjuk rasa di tengah jalan menuju lahan perkebunan milik perusahaan itu, Jum'at (1/2/2019) sekitar pukul 8.00.

Karyawan perusahaan sawit itu menuntut agar menghapus sistem kerja shift, dan menuntut kebun plasma yang dijanjikan dan meminta dijadikan karyawan kontrak kantor yang saat ini hanya karyawan kontrak desa.

Tidak hanya karyawan laki-laki, karyawan perempuan juga turut menyampaikan tuntutan mereka

Salah seorang peserta demontrasi, Darlan (45) warga Desa Muarakalangan Kecamatan Ulumusi mengatakan, mereka meminta agar pihak perusahaan perkebunan sawit tidak menerapkan sistem shift kepada karyawan.

Sebab dengan sistem shift tersebut sangat merugikan mereka.

"Tentu merugikan kami selaku karyawan, karena dengan sistem shift ini hari kerja kami berkurang dan secara otomatis gaji kami berkurang. Sebab kami digaji perhari sekitar Rp100.ribu jadi kalau pakai shift dalam sebulan itu kami hanya berapa hari saja bekerja," ungkap Darlan.

Tentunya, kata Darlan, sistem shift itu berdampak dengan perekonomian keluarga karyawan. Sebab untuk berkebun mereka tidak bisa lagi karena lahan sudah dibeli oleh perusahaan

"Kami untuk berkebun saat ini tidak ada lagi lahan karena sudah dibeli oleh pihak PT. Kalau sistem shift tidak dihapus, pendapatan kami sangat kurang karena dalam sebulan hanya berapa hari kerja," keluhnya.

Angkutan Batubara Susmel masih Menganggu Lalu Lintas di Muaraenim

Gubernur Sumsel akan Keluarkan Pergub Terkait Peningkatan Kualitas dan Harga Karet

Bocah 5 Tahun di Kayuagung Tewas Tersengat Listrik. Ini Permintaannya kepada Bunda Sebelum Maut

Tidak hanya itu, lanjut Darlan, mereka pun menuntut plasma yang sebelumnya dijanjikan, jika sudah panen, 70 persen perusahaan 30 persen plasma.

Terpisah Camat Ulu Musi, Zaili membenarkan adanya unjuk rasa dari karyawan PT GSB. Saat mendapatkan informasi tersebut dirinya langsung meninjau kelokasi.

"Benar tadi ada unjuk rasa dari karyawan PT GSB, yang pada intinya tuntutan mereka agar dihapus sistem shift dalam bekerja. Sebab menurut informasi sistem shift ini baru diterapkan dan berdampak kepada pendapatan karyawan," kata Zaili.

Dirinya kata Zaili, bersama Kades Muarakalangan dan Kades Batu Lintang memfasilitasi perwakilan dari karyawan sekitar lima orang untuk bertemu kepada pihak perusahaan.

Selaku Camat, ia meminta, agar pihak perusahaan mengambil kebijakan secara manusiawi. Sebab, benar dengan diterapkannya sistem shift berdampak dengan ekonomi karyawan. Karena, upah yang mereka terima sesuai hari kerja, dengan adanya sistem shift ini hari kerja mereka berkurang.

"Pihak perusahaan harus berfikir secara manusiawi dengan diterapkannya sistem shift itu. Mereka tidak ada lagi lahan untuk berkebun karena sudah dibeli oleh perusahaan, jadi bergantung dengan perusahaan,"tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved