Bahayanya Lemak Perut, Selain Jantung Juga Berdampak Buruk Pada Otak, Ini Penjelasannya
Kurangilah makanan yang banyak mengandung lemak. Kita mengetahui bahwa tumpukan lemak di perut dapat berisiko buruk untuk kesehatan jantung.
SRIPOKU.COM -- Anda yang memiliki lemak perut, mulai saat ini mulailah membiasakan diri untuk hidup sehat.
Kurangilah makanan yang banyak mengandung lemak.
Kita mengetahui bahwa tumpukan lemak di perut dapat berisiko buruk untuk kesehatan jantung.
Kini, studi terbaru menambahkan lemak di perut juga bisa berdampak buruk untuk otak kita.
Studi yang dilakukan ilmuwan dari Universitas Loughborough, Leicestershire, Inggris menemukan bahwa orang yang obesitas dan memiliki lemak perut, volume otaknya sedikit lebih kecil dibanding mereka dengan badan sehat.
• Inilah Cara Yang Paling Efektif Untuk Mengatasi Sulit Tidur

Secara khusus, semakin banyak lemak perut maka volume materi abu-abu lebih kecil.
Volume materi abu-abu adalah jaringan otak yang banyak mengandung sel saraf.
"Penelitian kami menemukan orang yang obesitas, khususnya memiliki lemak perut dapat dikaitkan dengan penyusutan otak," kata pemimpin studi Mark Hamer, dilansir Live Science, Rabu (9/1/2019).
Sementara itu, penyusutan otak telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko penurunan memori dan demensia.
• Kenali Gejala Penyakit Kanker Nasofaring Yang Diderita Ustad Arifin Ilham Agar Bisa Cepat Ditindak
• Ada Komunitas Sepeda Motor Khusus Kaum Perempuan, Anda Tertarik Bergabung? Cuma Ini Syaratnya
• Begini Cara Mengajarkan Anak Merangkak yang Benar
Studi yang terbit dalam jurnal Neurology, Rabu (9/1/2019), menunjukkan bahwa kombinasi obesitas (diukur dengan Indeks Massa Tubuh) dan rasio pinggang dan panggul yang besar dapat menjadi faktor risiko penyusutan otak.
Namun, studi ini hanya menemukan hubungan antara lemak perut dan volume otak yang menyusut.
Hamer dan timnya tidak membuktikan bahwa lebih banyak lemak di pinggang benar-benar menyebabkan penyusutan otak.
Bisa jadi orang dengan volume materi abu-abu yang kecil berisiko lebih tinggi mengalami obesitas.
Untuk itu, ahli yang terlibat dalam studi ini menyarankan ada penelitian berkelanjutan.
• Bensin Jauh Lebih Irit, Begini Cara Tepat Mengemudi Tanpa Mengeluarkan Banyak Bahan Bakar
• Banyak Yang Salah Kaprah, Jangan Hidari Olahraga Meski Terkena Penyakit Jantung, Ini Alasannya
Lemak berbahaya