Meskipun Sepi Peminat, BBPJN Wilayah V Tetap Lanjutkan Program Penggunaan Aspal Karet di Jalan Ini
Kepala Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V, Kiagus Syaiful Anwar mengungkapkan walau sepi peminat dirinya tetap memastikan
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Seperti yang diketahui pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyerap karet petani melalui pemenang lelang.
Namun sayangnya sampai masa tenggat berakhir di Desember 2018 kemarin, tak ada satupun perusahaan yang mengajukan berkas penawaran.
Kepala Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V, Kiagus Syaiful Anwar mengungkapkan walau sepi peminat dirinya tetap memastikan penggunaan aspal karet dengan bahan baku brown crepe aspal di Provinsi Sumsel akan terus berlanjut.
• Hadiri HUT OI, Wagub Sumsel Pamer Realisasi Program Pro Rakyat Selama 3 Bulan Menjabat
• Soal Tudingan Pengaturan Skor, Manajer Persebaya Segera Ambil Langkah Hukum
• Profil Lengkap Klub Sepakbola Arsenal, Sang Juara Piala FA dan FA Community Shield
"Saya tidak mengetahui alasan kenapa sepi peminat, tapi semoga nanti setelah diulang lelangnya kita sudah dapatkan pemenang tender," jelasnya, Senin (7/1/2019).
Syaiful menambahkan, penggunaan aspal karet tahun ini rencananya Kementerian akan menggunakannya di dua lokasi yaitu di ruas jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Batas, Lahat sepanjang 2,8 km dan di ruas jalan Prabumulih-Beringin-Baturaja sepanjang 17,25 km. Dengan proyeksi serapan aspal karet sebanyak 1.248 ton
"Tahun lalu sudah digunakan di Jalan Nasional Muara Beliti-Tebing Tinggi-Batas Kota Lahat 5,431 km," jelasnya.
• Per 1 Januari 2019 Kota Palembang Bebas Bus Kota. Warga Diimbau Naik Bus Transmusi atau LRT
• Berbalas Pantun Soal Perintah Stop Sweeping Buku PKI
• Video Herman Deru Instruksikan PT SOM Duduk Bersama Dengan Semua Elemen Sriwijaya FC
Lanjut Syaiful Nantinya, Kementerian akan menunjuk pabrik yang menyuplai bahan brown crepe kepada Kementerian PU.
Asalkan pabrik wajib mencantumkan Surat Keterangan Asal Brokat (SKAB) dan kuitansi pembelian dari petani atau KUD.
"Nanti, harga karet yang dibeli dari petani mencapai Rp 8 ribu per kilogram," jelasnya.
Sebagai informasi, Penggunaan aspal karet dipilih, kata Syaiful lantaran kualitasnya lebih baik ketimbang aspal minyak PEN 60 yang biasa dipakai.
• Berbalas Pantun Soal Perintah Stop Sweeping Buku PKI
• Video Herman Deru Instruksikan PT SOM Duduk Bersama Dengan Semua Elemen Sriwijaya FC
• BERITA FOTO : Ibu Rumah Tangga Tampak Fokus Mengisi Data-data untuk Pembuatan Kartu Identitas Anak
Aspal minyak memiliki tingkat deformasi atau stabilitas dinamis sebesar 492 pass/mm.
Sedangkan untuk aspal karet, tingkat deformasinya sebesar 1909 pass/mm. Selanjutnya untuk tingkat FATIG atau retak lelahnya, aspal minyak memiliki kadar 750 ribu. Sementara aspal karet sebesar 1,650 juta.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Fachrurrozi melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP), Rudi Arpian mengatakan guna mengatasi sepinya minat pengusaha, juga akan diajukan usulan kepada Kementerian untuk mengubah sistem lelang.
Nantinya, peserta lelang diusulkan dari Koperasi Unit Desa (KUD) yang melaksanakan lelang karet. Lelang pengadaan pun diusulkan untuk dipecah menjadi Rp 2,5 miliar per paket agar KUD bisa ikut serta. KUD nantinya akan menjalin kerjasama dengan pabrik karet yang memproduksi browncrepe.
• Video Selain Vanessa Angel, 5 Artis ini Juga Terseret Kasus Prostitusi Online
• Sikapi Sriwijaya FC, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru Ajak Rembuk Masyarakat
• Satlantas Polres Lahat, TNI AD dan DLH Lahat Bersihkan Pohon Tumbang di Jalan Mayor Ruslan I