SFC Update
Sudah Tak Sanggup Urusi Sriwijaya FC, Dirut PT SOM Berharap Diakuisisi BUMD Sumsel
Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku manajemen klub Sriwijaya FC Muddai Madang mengatakan
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Resha
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku manajemen klub Sriwijaya FC Muddai Madang mengatakan, dirinya sudah tak sanggup lagi membiayai Sriwijaya FC.
Untuk itulah, ia berniat melepas saham yang dimilikinya, untuk dijual ke pihak yang berminat.
Muddai saat konfrensi pers di Grand Inna Hotel Kamis (20/12/2018) mengatakan, kepemilikan saham di suatu klub profesional bersifat terbuka. Itulah ia mengatakan, tak ingin menghalang-halangi pihak manapun yang ingin memiliki saham pengelola klub tersebut.
• Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, TP PKK Sumsel Gelar Lomba Qasidah
• Hanya Rp 163 Ribu Per Hari Angsur Isuzu Traga dan Elf. Gratis Box dan Bak
• Persib Bandung Tunggu Pemain Incaran Miljan Radovic Arungi Musim 2019
“Yang namanya sepakbola profesional itu kepemilikannya terbuka. Boleh siapa saja. Hanya saja kebetulan Sriwjaya FC ini baru dimiliki oleh beberapa orang. Melalui PT SOM tadi,” ujarnya.
Ia pun membenarkan perkataan Gubernur beberapa waktu sebelumnya, yang mengatakan jika porsi saham miliknya yaitu sekitar 88 persen atas PT SOM. Dan untuk saham Pemprov, ada bagian sebesar 11-12 persen.
“Ya seperti yang pak Gubernur bilang. Segitulah,” terangnya.
• Ibunda Mertua Meninggal. Wabup Sumsel Meninggal Dunia. Wagub: Mohon Doa dan Keikhlasan
• 150 Anak Usia Dini Bertanding di Kejurprov PBSI Empatlawang
• Video Daftar Nama Korban Kapal Meledak di Sungai Musi
Muddai berharap, saham miliknya ini bisa dibeli oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), jika memang benar Pemprov Sumsel mau mengakusisi PT SOM sebagai pengelola klub Sriwijaya FC. Hal tersebut karena Pemprov Sumsel tak bisa serta merta membeli langsung dari APBD tanpa perantara, karena uang APBD tidak boleh lagi digunakan untuk membiayai klub Sepakbola profesional.
“Contohnya pemrpov memiliki institusi yang memiliki sarana prasarana olahraga, semacam JSC. Itu boleh, sah sah saja. Atau misalnya BUMN yang berdomisili di Sumsel ini. Khususnya BUMN yang hidupnya dari hasil bumi di Sumsel ini. Boleh saja. Bukit Asam, boleh saja. Dan kami kalau memang mereka itu berkeinginan, kami sangat welcome, kami sangat terima kasih,” tegasnya.
Jika memang nantinya diambil alih oleh BUMD atau institusi perpanjangtanganan dengan Pemprov Sumsel, maka ia mengatakan hal itu barulah disebut milik masyarakat Sumsel. Karena untuk saat ini, ia mengklaim jika dirinya harus keluar uang agar klub tetap berjalan.
• Persib Bandung Tunggu Pemain Incaran Miljan Radovic Arungi Musim 2019
• Ibunda Mertua Meninggal. Wabup Sumsel Meninggal Dunia. Wagub: Mohon Doa dan Keikhlasan
• 150 Anak Usia Dini Bertanding di Kejurprov PBSI Empatlawang
Untuk membiayai klub Sriwijaya FC, Muddai membeberkan pihakya menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar per bulan untuk gaji pemain, atau Rp35-40 miliar per musim kompetisi. Angka itu didapat dari total keseluruhan baik dari belanja dan gaji pemain, operasional, penginapan, tiket laga away dan lain-lain.
“Angka itu jika kita menargetkan berada di peringkat 1 – 5 pada papan klasemen,” tuturnya.
Memang, ada peran pihak sponsor dalam membantu menopang keuangan klub di situ. Namun Muddai mengaku, nominalnya berkisar di Rp18 miliar.
“Jadi posisinya macam itu. Kita harapkan nanti ada investor perorangan atau lembaga, atau perusahaan yang bersedia mengambil alih Sriwijaya FC ini, PT SOM ini, untuk melanjutkan mengikuti kompetisi yang akan datang. Syukur-syukur ada BUMD yang mampu seperti yang disampaikan pak Gubernur, kami sangat senang. Karena ini duit rakyat, duit masyarakat. Kalau sekarang ini enggak, bukan. Yang bayar gaji kita kok,” katanya.
• Sempat Khawatir Hadapi Soal Sulit, Fredo Sabet Juara Kontes Literasi Matematika Unsri
• Maman Abdulrahman: Demi Allah Saya Tidak Melakukan Apa-Apa
• HUT ke-2 Hotel Callista Lahat, Tambah Pelayanan dan Fasilitas Hadapi Persaingan
Ia berharap, ada institusi ataupun perseorangan dari dalam Sumsel yang mau mengakusisi saham tersebut. Namun, ia tak menolak jika ada institusi maupun perseorangan yang berasal dari luar, yang berniat mengelola Sriwijaya FC dengan membeli saham tersebut.