Berita Palembang

Meskipun MUI Memperbolehkan Vaksin MR, Orangtua Siswa di Palembang Enggan Anaknya Divaksin

Meski dinyatakan aman dan diperbolehkan (mubah) oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk disuntikkan ke tubuh manusia

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Siti Olisa
Ilustrasi pemberian vaksin MR 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Meski dinyatakan aman dan diperbolehkan (mubah) oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk disuntikkan ke tubuh manusia, namun tak sedikit orangtua siswa yang masih enggan anaknya diberikan suntik Vaksin Campak dan Rubella (MR) lantaran dalam kandungannya positif mengandung unsur babi.

Seperti yang ditegaskan oleh Yuli seorang warga Plaju yang enggan anaknya untuk diberikan suntik vaksin.

Baca: Ditinggal Penghuninya, Desa Ini Berubah Jadi Hotel

Bahkan saat disekolah anaknya sedang ada jadwal vaksin MR beberapa hari lalu, ibu rumah tangga ini meminta izin ke sekolah untuk anaknya Abdul tak masuk sekolah agar tak diberikan serum antibodi tersebut.

"Beberapa hari lalu anak saya bilang kalau disekolahnya mau diberikan vaksin, jadi saya minta izin ia tak masuk dan tak disuntik saya was-was kalau terjadi apa-apa," ujar wanita berhijab ini, Selasa (28/8/2018).

Baca: Politeknik Pariwisata Palembang Dipercaya Garap Penelitian Pariwisata Prioritas di Tanjung Lesung

Yuli menegaskan, ia enggan anaknya diberikan vaksin karena sudah jelas di dalam vaksin MR tersebut mengandung unsur babi.

Meski telah dinyatakan boleh oleh MUI namun ia tetap pada pendiriannya agar anaknya tak disuntik.

"Dalam agama Islam babi itu kan haram, ini mau disuntikkan ke tubuh manusia. Apapun alasannya saya tidak perbolehkan anak saya disuntik," tegasnya.

Baca: Palembang Selalu di Hati, Cerita Kenangan Manis Kontingen Malaysia di Asian Games 2018

Senada, Wulan wali murid lainnya juga enggan anaknya disuntik vaksin.

Selain positif megandung unsur babi, beberapa hari lalu di Pulau Balang Lompo provinsi Sulawesi Selatan seorang bocah TK bernama Rifky tewas diduga lantaran usai diberikan suntik vaksin membuat ibu muda ini keukeh anaknya enggan disuntik.

Baca: Siapkan Tangki, PDAM Tirta Lematang Lahat Suplai Air 20 Jam per Hari

"Kemarin di Sulawesi Selatan ada yang tewas usai disuntik, apalagi satu tahun lalu juga ada siswa SD di kertapati yang meninggal setelah diberikan vaksin. Jadi saya khawatir anak saya untuk disuntik," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Palembang, dr Letizia menerangkan program vaksin MR sudah diberikan kembali kepada para siswa sekolah, setelah sebelumnya terhambat selama dua pekan lantaran pro dan kontra adanya unsur babi yang terkandung di dalamnya.

Baca: Siapkan Tangki, PDAM Tirta Lematang Lahat Suplai Air 20 Jam per Hari

Pada tahap pertama (Agustus sampai September) sampai saat ini realisasi pemberian vaksin kepada siswa di kota pempek baru 19 persen dari target 400 ribu siswa.

Terkait banyaknya kekhawatiran dari para wali murid, dr Letizia mengaku pihaknya tak memaksakan apabila orangtua dan siswa enggan diberikan vaksin MR.

Baca: Masalah Setoran,Tukang Parkir di Palembang Nekat Siram Temannya Pakai Cuka Para Hingga Tewas

"Kalau siswa tidak berani atau orangtuanya tidak mau ya tidak boleh kita suntikan. Yang jelas fatwanya sudah keluar dari MUI bahwa vaksin MR boleh diberikan. Semua kembali kepada individu masing-masing," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved