Berita Palembang

Manusia Dimakan Buaya di Banyuasin Sudah 3 Kali, Hal Ini Penyebabnya Menurut BKSDA

Kepala BKSDA Sumatera Selatan Genman Hasibuan mengatakan, timbulnya konflik antara manusia dan satwa liar di Banyuasin disebabkan

Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/WAHYU KURNIAWAN
Jasad Alif, warga yang dimakan buaya di Sungai Rengit akhirnya berhasil ditemukan. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan mencatat, kejadian manusia dimangsa buaya di Kabupaten Banyuasin, telah tiga kali terulang.

Terakhir, Alif (18) yang diketahui sebagai warga Desa Serong Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, tewas dimangsa buaya, saat sedang memancing di areal perkebunan sawit PT KAM Blok C, pada Minggu (8/7).

Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Genman Hasibuan mengatakan, timbulnya konflik antara manusia dan satwa liar di Banyuasin disebabkan karena habitat mereka terganggu.

Dimana sebelumnya areal perkebunan sawit itu merupakan habitat asli buaya muara, namun saat ini tempat mereka berkurang dikarenakan adanya pembangunan di kawasan sungai Rengit.

“Wilayah Banyuasin, tidak jauh dari Sungai Musi dan memang tempat habitat buaya muara. Kalau dugaan kita adanya konflik antara buaya dan manusia karena habitat mereka terganggu oleh pembangunan. Kejadian seperti ini sudah tiga kali,” Jelas Hasibuan saat di hubungi, Minggu (15/7).

Hasibuan melanjutkan, perairan sungai yang memiliki banyak ikan memang merupakan tempat habitat hidup buaya.

Namun, para pemancing sering datang untuk memancing didaerah tersebut meskipun telah mengetahui lokasi itu menjadi tempat wilayah buaya tinggal.

Sehingga, habitat buaya yang semakin minim akibat banyaknya areal perkebunan sawit sering keluar dari kawasan mereka sehingga terjadinya konflik antara buaya dan manusia.

“Sebenarnya warga Sumsel sudah tahu, kalau dirawa-rawa itu memang sering ada buaya. Mestinya jangan didekati. Ditambah lagi habitat buaya disana juga semakin sempit. Misalkan, dulu 1000 hektare, sekarang hanya tinggal berapa ratus hektare,” ujarnya.

Dari kejadian tersebut, BKSDA Sumsel akan memasang papan imbauan kepada masyarakat diberbagai tempat lokasi yang diduga menjadi habitat buaya sehingga untuk mencegah kejadian buaya memangsa manusia terulang kembali.

“Kita akan kerjasama dengan Pemkab Banyuasin dengan memasang plang imbuan. Saran saya, semestinya antara warga dan buaya berbagi ruang saja, misalkan sudah tahu itu habitat buaya jangan diganggu,” jelasnya.

Baca: Link Live Streaming PSM Vs Bhayangkara FC - Misi Juku Eja Kembalikan Tahta di Tanah Orang

Baca: Gagal di Pilgub Muaraenim, Shinta Paramitha Tetap Mengabdikan Diri ke Masyarakat Dengan Cara Ini

Baca: Naik Stroller Bayi, Cara Raditya Duduk Bikin Gagal Paham, Netizen Cium Kode Kehamilan Anissa Aziza

Baca: Sopir Truk Diamankan Polisi, Begini Kronologi Kecelakaan Beruntun di Leuwisadeng, Rem Blong?

Baca: Gempa Bermagnitudo 4,8 Goyang Sukabumi, Warga Kaget Keluar Rumah!

Baca: Gempa Bermagnitudo 4,8 Goyang Sukabumi, Warga Kaget Keluar Rumah!

Baca: Posting Foto Tidur Bareng Bilqis, Ayu Ting Ting Disebut Netter Plagiat Gaya Nagita Slavina

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved