Berita Muaraenim
Bakal Diikutkan Lomba ke Tingkat Nasional, BPOM Pilih Muaraenim Sebagai Pilot Project GKPD
Sebagai tindaklanjut MoU antara Balai Besar POM Palembang dengan Pemkab Muaraenim dalam Pengawasan Obat dan Pengawas
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Reigan Riangga
Laporan wartawan Sripoku.com, Ardani Zuhri
SRIPOKU.COM, MUARAENIM --- Sebagai tindaklanjut MoU antara Balai Besar POM Palembang dengan Pemkab Muaraenim dalam Pengawasan Obat dan Pengawas Terpadu, BPOM Palembang akan memilih Kabupaten Muaraenim sebagai Pilot Project Program Gerakan Kemanan Pangan Desa (GKPD) dan Pasar Aman (Paman) dari Bahan Berbahaya di Sumsel.
Program Gerakan Kemanan Pangan Desa (GKPD) dan Pasar Aman (Paman) dari Bahan Berbahaya di Sumsel.
"Kita akan cari tiga desa yang memenuhi syarat tersebut, setelah dikerucutkan lagi menjadi satu desa. Karena cuma satu desa yang mewakili Sumsel nanti ditingkat nasional," kata Kepala Balai Besar POM Palembang Dra Dewi Prawitsari Apt MKes usai rapat bersama Bupati Muaraenim di Pemkab Muaraenim, Selasa (22/5/2018).
Menurut Dewi, tujuan utama kegiatan ini adalah sebagai tindaklanjut dari MoU yang sudah ditandatangani oleh Bupati Muaraenim dengan BBPOM Palembang tentang pengawasan obat dan pengawas terpadu.
Baca: Penghuni Lapas Muaraenim Banyak Terjangkit Penyakit Kulit, Diduga Karena Dua Faktor Ini
Adapun program tersebut adalah pemberdayaan industri rumah tangga pangan, tindaklanjut pengawasan obat dan makanan, Komunikasi informasi dan Edukasi kepada masyarakat tentang obat dan makanan.
"Kita memilih Muaraenim, karena ada komitmen yang kuat dari Bupati untuk dalam hal keamanan pangan. Sebab tanpa dukungan dari pemerintah daerah program sulit akan berhasil," ujar Dewi yang baru dua bulan menjabat sebagai BBPOM Palembang ini.
Dalam program yang akan dijadikan Pilot Project nanti yakni Gerakan Kemanan Pangan Desa (GKPD) dan Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya, akan diintervensi dan diusulkan tiga desa sebagai desa Pangan Aman dan akan dikerucutkan satu desa sebagai desa yang benar-benar akan menjadi Zero bahan berbahaya.
Baca: Polres Muaraenim bersama TNI Amankan Gereja Selama Peribadatan
Jadi didalam desa tersebut benar-benar harus aman, mulai dari lingkungan sekolah (jajanan anak-anak), pasar, posyandu dan lain-lain. Selain itu, akan dibentuk.
Kader ketahanan pangan sebanyak 15 orang yang berasal dari guru dan karang taruna, dan kedepan kadernya harus bertambah.
"Kita menunggu desa-desa dari Muaraenim, setelah kita akan intervensi yang mana desa yang benar-benar memenuhi syarat untuk ikut lomba tersebut," pungkas Dewi.
Baca: Puskesmas Muaraenim Temukan 68 Penderita TBC Paru
Bupati Muaraenim Muzakir mengatakan, bahwa beberapa waktu yang beberapa kepala daerah telah melakukan MoU dengan Badan POM untuk melakukan pengawasan dan menjaga makanan dan minuman bebas dari zat-zat berbahaya.
Inisiatif ini sebagai bagian dari amanat dari Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang menjadi kebutuhan dasar manusia paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia.
Untuk itu, kata Muzakir, perlu kesadaran bersama baik kepada penjual dan pembeli, penjual jangan mau untung saja tetapi tanpa memperdulikan kesehatan orang lain, dan begitu juga pembeli harus selektif memilih makanan, jangan asal murah langsung dibeli.
Baca: Dinkes Muaraenim Periksa Makanan Takjil di Hari Pertama Pasar Ramadan
Carilah makanan yang murah, meriah dan bergizi seperti makanan dengan muatan lokal seperti ubi, pisang yang bisa meningkatkan perekonomian rakyat, bukan sebaliknya menjual makanan impor yang kesehatan dan kebersihannya tidak terjamin serta mahal.
"Di sekolah terutama SD, banyak sekali yang jual makanan asal murah, tetapi kebesihan dan keamanannya tidak terjamin," tukas Muzakir.