10 Tahun Menabung untuk Naik Haji, Kakek Dua Cucu Ini Sempat Khawatir Saat Harga Karet Anjlok
Buruh tani ini harus menyisihkan uang Rp 500 ribu tiap bulannya untuk bisa menunaikan rukun islam kelima.
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sriwijaya Post, Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - M Zen (61) nampak begitu semangat saat turun dari bus dan begitu masuk ke dalam asrama haji Sumsel, Jumat (4/8/2017).
Setelah menunggu selama 10 tahun akhirnya penantian panjang itu tiba.
Kakek dua cucu ini tahun ini bisa berangkat ke Tanah suci.
M Zen tergabung dalam kloter pertama embarkasi Palembang yang terdiri dari jemaah asal Lahat, Pagaralam, dan Palembang.
Untuk bisa berangkat tak mudah.
Buruh tani ini harus menyisihkan uang Rp 500 ribu tiap bulannya untuk bisa menunaikan rukun islam kelima.
Selama 10 tahun uang itu ia kumpulkan, barulah setelah cukup ia mendaftarkan untuk berangkat haji.
"Alhamdulillah uang saya cukup dan bisa naik haji," katanya mengawali cerita.
Pria asli Lahat ini sempat khawatir saat harga karet anjlok.
Ia takut tak bisa menyisihkan pendapatannya.
Namun berkat kegigihannya tetap bisa mencukupi tabungannya untuk berangkat haji.
"Saya khawatir tak bisa melunasi biaya haji karena harga karet turun naik sampai anjlok," katanya.
Begitu tiba di tanah suci, ia hanya fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Selain itu ia berharap terus bisa diberikan kesehatan sehingga tak ada momen yang hilang saat berada di tanah suci.