Kebakaran di Tanjung Lago
Harta Bisa Dicari, Nyawa Tidak, Kisah Aini Menerobos Api dan Luka Demi Keluarga di Tanjung Lago
Jumat (3/10/2025) sore itu, Aini dan puluhan tetangganya dihadapkan pada pilihan paling mengerikan dalam hidup mereka.
Penulis: Ardiansyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, BANYUASIN – Di antara puing-puing yang masih mengepulkan asap tipis di Desa Tanjung Lago, tatapan Aini terlihat kosong, namun sorot matanya menyiratkan satu hal: kelegaan.
Sehari setelah kobaran api melahap habis rumahnya, luka bakar di tubuhnya terasa perih.
Namun, rasa perih itu tak sebanding dengan rasa syukurnya karena seluruh keluarganya selamat dari amukan si jago merah.
Jumat (3/10/2025) sore itu, Aini dan puluhan tetangganya dihadapkan pada pilihan paling mengerikan dalam hidup mereka.
Api yang bermula dari satu titik, dengan cepat merayap, melompat dari atap ke atap, mengubah pemukiman mereka menjadi lautan api.
Suara teriakan panik dan derak kayu yang terbakar menjadi musik latar yang menakutkan.
Di tengah kepanikan itu, Aini tak punya waktu untuk memikirkan surat-surat berharga, perhiasan, atau barang elektronik yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun.
Di benaknya, hanya ada satu prioritas yang mengalahkan segalanya nyawa.
"Pikirnya cuma menyelamatkan diri, Pak. Nanti dululah barang di dalam rumah, karena api sudah besar sekali," tutur Aini saat ditemui pada Sabtu (4/10/2025).
Suaranya bergetar, seolah kembali merasakan panas dan ketakutan pada sore nahas itu.
Tanpa berpikir panjang, ia mengumpulkan keluarganya. Jalan keluar dari rumah sudah mulai dikepung jilatan api.
Tak ada pilihan lain, mereka harus menerobos. Dalam perjuangan itulah, percikan-percikan api menyambar kulit Aini, meninggalkan jejak luka bakar sebagai pengingat abadi atas keberaniannya.
Rasa sakit dan panas ia abaikan. Yang terpenting, ia dan keluarganya berhasil keluar dari kepungan api dan mencapai tempat aman.
Ia bukan satu-satunya yang terluka. Beberapa warga lain juga mengalami nasib serupa dan segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Kini, sehari setelah tragedi itu, Aini harus menghadapi kenyataan pahit. Rumah yang menjadi saksi suka dukanya telah menjadi arang. Tak ada satu pun harta benda yang tersisa. Semua ludes dalam sekejap.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.