Modul Ajar

CONTOH Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA, Bab 4 Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan

Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA Bab 4 Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan

Ilustrasi
MODUL AJAR GEOGRAFI - Ilustrasi. CONTOH Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA, Bab 4 Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan 

SRIPOKU.COM - Berikut referensi Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA Semester 1 dan 2 yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran Geografi Kelas 11 SMA Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka terdapat 4 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut.

Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA Bab 4 Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan

Baca juga: CONTOH Modul Ajar Deep Learning Geografi Kelas 11 SMA, Bab 3 Lingkungan dan Kependudukan

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPS (GEOGRAFI)
BAB 4: MITIGASI DAN ADAPTASI KEBENCANAAN

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    IPS (Geografi)
Kelas / Fase /Semester    :     XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu     :    12 x 45 menit (6 Pertemuan)
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik diharapkan sudah memiliki pengetahuan dasar tentang konsep geosfer (litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, antroposfer) dan karakteristik wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang rawan bencana. Mereka juga diharapkan telah memahami berbagai fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi dari bab-bab sebelumnya. Keterampilan yang sudah dimiliki meliputi kemampuan membaca peta sederhana, mengidentifikasi informasi dari teks, dan berdiskusi dalam kelompok. Pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesadaran akan potensi ancaman di sekitar lingkungan mereka juga akan menjadi prasyarat. Asesmen awal akan digunakan untuk memetakan sejauh mana pemahaman ini dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, terutama terkait respons terhadap bencana.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan" adalah jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan faktual yang sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik, terutama mengingat Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Materi ini akan membahas berbagai jenis bencana alam dan non-alam, faktor penyebabnya, serta strategi mitigasi (struktural dan non-struktural) dan adaptasi bencana. Tingkat kesulitan materi ini sedang hingga tinggi, karena melibatkan pemahaman konsep ilmiah (misalnya, lempeng tektonik, siklon tropis), analisis risiko, serta keterampilan merencanakan tindakan konkret. Struktur materi meliputi: jenis dan karakteristik bencana, siklus bencana, mitigasi bencana (pra-bencana, saat bencana, pasca-bencana), serta adaptasi terhadap perubahan iklim. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada kepedulian sosial, tanggung jawab, kemandirian dalam menghadapi situasi darurat, kolaborasi dalam upaya mitigasi, dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari adaptasi bencana.

D.    DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran Bab IV ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME: Membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan melalui fenomena alam dan pentingnya berserah diri serta berusaha dalam menghadapi bencana.
Kewargaan: Mendorong rasa tanggung jawab sebagai warga negara untuk aktif dalam upaya mitigasi dan adaptasi bencana di lingkungan sekitar.
Penalaran Kritis: Melatih peserta didik untuk menganalisis faktor penyebab bencana, mengevaluasi efektivitas kebijakan mitigasi, dan merumuskan strategi adaptasi yang tepat.
Kolaborasi: Peserta didik akan bekerja sama dalam kelompok untuk merancang simulasi evakuasi bencana atau menyusun rencana kontingensi.
Komunikasi: Peserta didik akan berlatih mengkomunikasikan informasi kebencanaan, rencana mitigasi, dan hasil analisis mereka melalui presentasi dan kampanye.


DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis jenis dan karakteristik bencana alam dan non-alam, mengidentifikasi faktor penyebabnya, serta merancang strategi mitigasi bencana (struktural dan non-struktural) dan adaptasi terhadap perubahan iklim sebagai upaya pengurangan risiko bencana.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Sosiologi: Dampak sosial bencana, peran komunitas dalam kesiapsiagaan bencana, pembangunan kembali masyarakat pasca-bencana.
Fisika/Ilmu Pengetahuan Alam: Konsep gempa bumi, tsunami, gunung api, dinamika atmosfer (untuk siklon), hidrologi (untuk banjir).
Biologi: Dampak bencana terhadap ekosistem, konservasi lingkungan sebagai bagian dari adaptasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi: Pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG), aplikasi kebencanaan, media sosial untuk penyebaran informasi.
Pendidikan Agama: Konsep bencana sebagai ujian, pentingnya doa dan ikhtiar, kepedulian terhadap sesama korban bencana.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Mengidentifikasi Jenis dan Karakteristik Bencana
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian bencana alam dan non-alam dengan benar.
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai jenis bencana alam (geologis, klimatologis, ekstraterestrial) dan non-alam (epidemi, gagal teknologi) beserta karakteristiknya.
Peserta didik mampu menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya berbagai jenis bencana.
Pertemuan 2: Memahami Siklus Bencana dan Konsep Mitigasi
Peserta didik mampu menjelaskan siklus bencana (pra-bencana, saat bencana, pasca-bencana).
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian mitigasi bencana dan tujuannya.
Peserta didik mampu mengklasifikasikan mitigasi bencana berdasarkan sifatnya (struktural dan non-struktural).
Pertemuan 3: Merancang Mitigasi Bencana Geologis (Gempa Bumi, Tsunami, Gunung Meletus)
Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko bencana geologis di wilayah Indonesia.
Peserta didik mampu merumuskan strategi mitigasi struktural dan non-struktural untuk bencana gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
Peserta didik mampu membuat poster/infografis tentang langkah-langkah mitigasi bencana geologis.
Pertemuan 4: Merancang Mitigasi Bencana Klimatologis (Banjir, Tanah Longsor, Kekeringan, Angin Puting Beliung)
Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko bencana klimatologis di wilayah Indonesia.
Peserta didik mampu merumuskan strategi mitigasi struktural dan non-struktural untuk bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin puting beliung.
Peserta didik mampu menyusun narasi simulasi evakuasi untuk salah satu bencana klimatologis.
Pertemuan 5: Memahami Adaptasi Perubahan Iklim dan Bencana Non-Alam
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian adaptasi perubahan iklim dan urgensinya.
Peserta didik mampu mengidentifikasi contoh-contoh upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Peserta didik mampu menjelaskan karakteristik dan mitigasi bencana non-alam (epidemi/pandemi, kebakaran hutan, gagal teknologi).
Pertemuan 6: Proyek Lingkungan Berbasis Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan
Peserta didik mampu menganalisis risiko bencana di lingkungan sekitar sekolah atau tempat tinggalnya.
Peserta didik mampu merancang sebuah proyek sederhana (misalnya, peta evakuasi, kampanye kesiapsiagaan, simulasi) sebagai bentuk mitigasi atau adaptasi kebencanaan.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil proyeknya secara efektif.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran akan berfokus pada pengalaman nyata dan isu-isu aktual terkait kebencanaan, seperti:
"Mengapa Indonesia sering terjadi gempa bumi dan tsunami?"
"Apa yang harus kita lakukan jika terjadi gempa di sekolah atau rumah?"
"Bagaimana cara mengetahui daerah rawan banjir di sekitar kita?"
"Apa hubungan antara penebangan hutan dan tanah longsor?"
"Mengapa suhu bumi semakin panas dan bagaimana dampaknya terhadap kita?"
"Bagaimana peran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana?"

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Peserta didik dapat membuat peta risiko bencana lokal, merancang poster/infografis kampanye kesiapsiagaan bencana, membuat video simulasi evakuasi, atau mengembangkan modul sederhana edukasi bencana untuk komunitas.
Diskusi Kelompok: Melalui diskusi kelompok, peserta didik akan menganalisis studi kasus bencana, memecahkan masalah mitigasi, dan merumuskan rencana adaptasi.
Eksplorasi Lapangan (Virtual/Studi Kasus): Mengunjungi situs web BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) secara virtual untuk mengakses data dan informasi kebencanaan. Menganalisis berita atau video dokumenter bencana.
Wawancara (Opsional): Jika memungkinkan, peserta didik dapat mewawancarai anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat, relawan bencana, atau warga yang pernah menjadi korban bencana untuk mendapatkan perspektif langsung.
Presentasi: Peserta didik akan mempresentasikan hasil proyek, analisis studi kasus, atau temuan dari diskusi kelompok.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru Geografi, Guru IPA (untuk konsep ilmiah bencana), Guru Pendidikan Agama (untuk nilai-nilai kebencanaan), Tim Kesiswaan (untuk simulasi evakuasi).
Lingkungan Luar Sekolah: BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), BMKG, PVMBG, PMI (Palang Merah Indonesia), komunitas peduli bencana, warga lokal yang tinggal di daerah rawan bencana.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Kelas dengan akses internet dan proyektor, papan tulis interaktif, ruang diskusi kelompok yang fleksibel. Jika memungkinkan, kunjungan ke kantor BPBD atau lokasi yang pernah terdampak bencana (dengan pengawasan ketat).
Ruang Virtual: Pemanfaatan situs resmi BNPB, BMKG, PVMBG, YouTube (untuk video dokumenter bencana dan edukasi), platform LMS (Google Classroom) untuk berbagi materi, pengumpulan tugas, dan forum diskusi. Penggunaan aplikasi peta (Google Maps, ArcGIS Online) untuk analisis risiko.
Budaya Belajar: Mendorong budaya belajar yang responsif terhadap isu-isu kebencanaan. Membangun rasa empati terhadap korban bencana dan semangat gotong royong dalam kesiapsiagaan. Mendorong partisipasi aktif, kolaborasi, dan kemandirian dalam mencari dan menganalisis informasi geospasial terkait bencana.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital/Sumber Online: Mengarahkan peserta didik untuk mengakses laporan bencana dari BNPB, artikel ilmiah tentang mitigasi, dan berita terkini tentang bencana.
Forum Diskusi Daring: Menggunakan fitur forum di Google Classroom atau platform lain untuk diskusi, tanya jawab tentang risiko bencana di daerah mereka, atau berbagi pengalaman terkait kesiapsiagaan.
Penilaian Daring: Penggunaan Google Forms untuk kuis, asesmen awal, atau kuesioner refleksi. Penggunaan rubrik digital untuk penilaian proyek.
Kahoot!/Mentimeter: Digunakan untuk kuis interaktif tentang jenis-jenis bencana atau langkah-langkah mitigasi.
Google Classroom: Sebagai pusat manajemen pembelajaran (mengunggah materi, mengumpulkan tugas, pengumuman, penjadwalan).
Aplikasi Peta Digital: Google Maps, Google Earth, atau aplikasi SIG sederhana untuk mengidentifikasi daerah rawan bencana dan merancang jalur evakuasi.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
PERTEMUAN 1: MENGIDENTIFIKASI JENIS DAN KARAKTERISTIK BENCANA
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Pembukaan dan Pengkondisian Kelas (Berkesadaran): Guru menyapa peserta didik, memeriksa kehadiran, dan menciptakan suasana positif.
Pemicu dan Motivasi (Menggembirakan): Guru menampilkan video singkat tentang berbagai fenomena bencana alam (gempa, tsunami, banjir, gunung meletus) yang dramatis namun edukatif. "Apa yang kalian rasakan saat melihat video tadi? Apakah itu menakutkan? Mengapa hal itu bisa terjadi?"
Apersepsi (Bermakna): "Di Indonesia, kita sering mendengar berita tentang bencana. Menurut kalian, apa itu bencana? Apakah semua kejadian alam disebut bencana?" Guru mengaitkan dengan pengalaman atau pengetahuan awal peserta didik.
Tujuan Pembelajaran (Berkesadaran): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini tentang jenis dan karakteristik bencana, serta relevansinya dalam kehidupan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved