Breaking News

Modul Ajar

CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA, Chapter 5 Graffiti

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Chapter 5 Graffiti

Ilustrasi
MODUL BAHASA INGGRIS - Ilustrasi. CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA, Chapter 5 Graffiti 

SRIPOKU.COM - Berikut referensi Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Semester 1 dan 2 yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka terdapat 6 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Chapter 5 Graffiti

Baca juga: CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA, Chapter 4 Healthy Foods

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
BAB 5 :  GRAFFITI

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    Bahasa Inggris
Kelas / Fase /Semester    :     X/ E / Ganjil
Alokasi Waktu     :    
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Pengetahuan Awal: Peserta didik mungkin memiliki beragam pengetahuan awal tentang seni, termasuk graffiti. Beberapa mungkin sudah familiar dengan berbagai bentuk seni jalanan melalui media sosial, berita, atau lingkungan sekitar mereka. Beberapa mungkin memiliki pandangan bahwa graffiti adalah vandalisme, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ekspresi seni. Guru dapat memancing pengetahuan awal ini melalui diskusi singkat atau pertanyaan pemantik.
Minat: Minat peserta didik terhadap topik seni, khususnya graffiti, dapat bervariasi. Beberapa mungkin tertarik pada aspek visual dan kreativitasnya, sementara yang lain mungkin lebih peduli pada isu legalitas atau dampak sosialnya. Mengetahui minat ini dapat membantu guru dalam memilih pendekatan pembelajaran dan aktivitas yang lebih menarik.
Latar Belakang: Latar belakang peserta didik, termasuk lingkungan tempat tinggal dan pengalaman pribadi mereka dengan seni, akan memengaruhi persepsi mereka terhadap graffiti. Peserta didik dari daerah perkotaan mungkin lebih terpapar graffiti dibandingkan dengan mereka dari daerah pedesaan.
Kebutuhan Belajar: Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda (visual, auditori, kinestetik) dan tingkat kemampuan berbahasa Inggris yang bervariasi. Oleh karena itu, pembelajaran akan didiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan ini, misalnya dengan menyediakan materi visual, rekaman audio, dan kesempatan untuk berdiskusi serta menulis.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (definisi graffiti, karakteristiknya), pengetahuan prosedural (mengidentifikasi konteks, gagasan utama, informasi terperinci dari teks ekspositori), dan pengetahuan metakognitif (memahami bagaimana teks ekspositori mengorganisir ide dan bagaimana mengevaluasi informasi).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Topik graffiti sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik karena seni jalanan ini seringkali dapat ditemukan di lingkungan sekitar mereka. Diskusi tentang graffiti juga dapat memicu pemikiran kritis tentang seni, vandalisme, ekspresi diri, dan ruang publik.
Tingkat Kesulitan: Materi ini memiliki tingkat kesulitan yang moderat, terutama dalam menganalisis teks ekspositori yang kompleks dan menyusun argumen yang kuat. Konsep seperti intertextuality juga diperkenalkan, yang membutuhkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Struktur Materi: Materi disusun secara bertahap, dimulai dari pengenalan dasar tentang graffiti (melalui game dan pencocokan gambar/deskripsi), mendengarkan teks ekspositori, membaca teks ekspositori, berdiskusi, hingga akhirnya merancang dan memproduksi teks ekspositori multimodal sendiri.
Integrasi Nilai dan Karakter: Materi ini mengintegrasikan nilai-nilai seperti penalaran kritis (saat menganalisis teks dan memberikan justifikasi), kolaborasi (saat berdiskusi kelompok), kemandirian (saat mencari kata di kamus dan mengerjakan proyek individu), dan komunikasi (saat menyampaikan pendapat).

D    DIMENSI PROFIL LULUSAN
Penalaran Kritis: Peserta didik akan dilatih untuk mengidentifikasi gagasan utama dan informasi terperinci, mengevaluasi validitas pernyataan (TRUE, FALSE, NOT GIVEN), membandingkan dua teks ekspositori, dan memberikan justifikasi atas pendapat mereka.
Kreativitas: Peserta didik akan terlibat dalam kegiatan kreatif seperti membuat catatan personal (anotasi) pada teks, menggambar avatar untuk permainan, dan merancang teks ekspositori multimodal dengan menambahkan gambar.
Kolaborasi: Peserta didik akan bekerja dalam kelompok untuk permainan "Name a Name", mendiskusikan pendapat tentang graffiti, dan saling memeriksa draf tulisan.
Kemandirian: Peserta didik akan didorong untuk mencari kata di kamus, membuat catatan pribadi saat membaca, dan mengerjakan proyek secara individu.
Komunikasi: Peserta didik akan secara aktif menyampaikan pendapat mereka secara lisan dan tulisan, serta berbagi hasil diskusi dengan teman.

DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam berbagai jenis teks untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan target pemirsa/pembacanya. Peserta didik memproduksi teks lisan, tulisan, dan visual yang lebih beragam, dengan pemahaman terhadap tujuan dan target pembaca/pemirsa untuk menyampaikan keinginan/perasaan/pendapat dan berdiskusi mengenai topik yang dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai usia peserta didik di fase ini. Peserta didik memahami teks lisan, tulisan dan visual untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi dalam bahasa Inggris juga mulai berkembang.
Capaian Pembelajaran setiap elemen mata pelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut.
Elemen
Deskripsi
Menyimak-Berbicara (Listening-Speaking)
Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan guru, teman sebaya, dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Peserta didik menggunakan dan merespons pertanyaan serta menggunakan strategi untuk memulai dan mempertahankan percakapan dan diskusi. Peserta didik memahami dan mengidentifikasi ide utama dan detail dari teks lisan yang relevan dari diskusi atau presentasi mengenai topik yang terkait dengan kehidupan mereka. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu yang dekat dengan kehidupan mereka dan untuk membahas minat. Peserta didik memberikan pendapat dan membuat perbandingan. Peserta didik mulai menggunakan elemen nonverbal (gestur, kecepatan bicara dan/atau nada suara) untuk dapat memperkuat/mendukung pesan/informasi yang ingin disampaikan.
(Students use English to communicate with teachers, peers and others in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to questions and use strategies to initiate and sustain conversations and discussion. They understand and identify the main ideas and relevant details in oral texts of discussions or presentations on youth-related topics. They use English to express opinions on youth-related issues and to discuss youth-related interests. They give opinions and make comparisons. They begin to use nonverbal elements (gestures, speed and/or pitch) to strengthen/support the message/information being conveyed.)
Membaca-Memirsa (Reading-Viewing)
Peserta didik membaca dan merespons berbagai jenis teks. Peserta didik membaca untuk mempelajari sesuatu atau untuk mendapatkan informasi. Peserta didik mencari dan mengevaluasi detil spesifik dan inti dari berbagai jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk di antaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Pemahaman peserta didik terhadap ide pokok, isu-isu atau pengembangan plot dalam berbagai jenis teks mulai berkembang. Peserta didik mengidentifikasi tujuan penulis dan mengembangkan keterampilannya untuk melakukan inferensi sederhana dalam memahami informasi tersirat dalam teks.
(Students read and respond to a variety of texts. They read to learn or to find information. They locate and evaluate specific details and main ideas of a variety of texts. These texts may be in the form of printed or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts. They are developing understanding of main ideas, issues or plot development in a variety of texts. They identify the author’s purposes and develop simple inferential skills to help them understand implied information from the texts.)
Menulis-Mempresentasikan (Writing-Presenting)
Peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan nonfiksi, melalui aktivitas yang dipandu, menunjukkan pemahaman mereka terhadap tujuan dan target pembaca/pemirsa. Peserta didik merencanakan, menuliskan, mengulas, dan merevisi teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri dalam kaidah menulis. Peserta didik menyampaikan ide menggunakan kosakata dan kata kerja umum dalam tulisannya. Peserta didik menyajikan informasi menggunakan berbagai moda presentasi dalam bentuk cetak dan digital untuk menyesuaikan dengan target pembaca/pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda.
(Students write a variety of fiction and non-fiction texts, through guided activities, showing an awareness of purpose and audience. They plan, write, review and revise texts with some evidence of self-correction strategies in writing conventions. They express ideas and use common/daily vocabulary and verbs in their writing. They present information using different modes of presentation in print and digital forms to suit different audiences and to achieve different purposes.)

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU
Seni Rupa: Memahami berbagai bentuk seni, elemen desain, dan ekspresi artistik.
Sosiologi/Antropologi: Membahas graffiti sebagai fenomena budaya, subkultur, dan ekspresi sosial.
Hukum/Etika: Mendiskusikan isu legalitas graffiti, vandalisme, dan hak atas ruang publik.
Bahasa Indonesia: Menganalisis struktur teks ekspositori dan pengembangan argumen, yang memiliki paralel dengan struktur teks dalam Bahasa Inggris.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Mengenal Graffiti dan Memberikan Pendapat Awal
Melalui permainan "Name a Name", peserta didik dapat mengidentifikasi kata-kata dan ungkapan yang berkaitan dengan seni serta memberikan penjelasan sederhana tentangnya.
Setelah menyimak deskripsi, peserta didik dapat mencocokkan nama, deskripsi, dan gambar graffiti dengan akurat, untuk memperoleh pengetahuan dasar tentang graffiti.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat memberikan pendapat dan justifikasi tentang apakah suatu gambar atau nama dalam tabel dianggap sebagai karya seni, dengan menggunakan pertanyaan pemantik.
Pertemuan 2: Menganalisis Teks Ekspositori Lisan tentang Graffiti
Setelah menyimak video pendek "graffiti shorts", peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang mereka saksikan dan menjawab pertanyaan terkait video, untuk mengaktifkan skema pengetahuan awal mereka.
Setelah menyimak rekaman audio tentang graffiti, peserta didik dapat menuliskan kata-kata yang berkaitan dengan seni dan menemukan padanan Bahasa Indonesianya, serta mengidentifikasi kata-kata yang telah muncul sebelumnya.
Setelah menyimak kembali rekaman audio, peserta didik dapat menentukan pernyataan sebagai TRUE, FALSE, atau NOT GIVEN, dengan menerapkan strategi pemahaman teks yang disampaikan guru.
Pertemuan 3: Menganalisis Teks Ekspositori Tulis tentang Graffiti
Setelah menyaksikan video singkat "Chicago continues to battle graffiti along expressways", peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan video untuk membangun konteks pembelajaran.
Melalui kegiatan membaca dua teks tentang graffiti dengan membuat anotasi sederhana, peserta didik dapat mengidentifikasi informasi kunci.
Dengan melengkapi tabel berdasarkan teks, peserta didik dapat membandingkan kedua teks dengan berfokus pada poin-poin yang ditanyakan, serta mendiskusikan jawaban dengan merujuk bukti dalam teks.
Dalam diskusi kelompok, peserta didik dapat menganalisis cara kedua teks ekspositori mengorganisasikan ide untuk mencapai tujuannya dan menyampaikan posisi mereka terhadap isu yang dibahas teks, dengan menggunakan ungkapan persetujuan/ketidaksetujuan.
Pertemuan 4: Menguraikan Gagasan dan Pendapat tentang Graffiti Secara Lisan
Melalui permainan papan, peserta didik dapat memberikan pendapat secara lisan (setuju atau tidak setuju) terhadap pernyataan tentang graffiti, serta memberikan alasan, justifikasi, atau contoh untuk mendukung pendapat mereka.
Peserta didik dapat berbagi pendapat teman mereka yang menarik dengan kelas, menunjukkan kemampuan komunikasi dan penalaran kritis.
Pertemuan 5: Mendemonstrasikan Komunikasi Efektif dan Merancang Teks Ekspositori Multimodal
Setelah membaca dua unggahan media sosial tentang graffiti, peserta didik dapat mendiskusikan jawaban pertanyaan terkait unggahan tersebut secara lisan, dengan menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan berterima.
Peserta didik dapat melengkapi tabel dengan pernyataan yang mendukung dan menentang graffiti dari hasil diskusi kelompok mereka.
Peserta didik dapat membuat draf teks ekspositori tulis sederhana tentang graffiti dalam "EXPOSITORY WRITING ORGANIZER", dengan menambahkan gambar sebagai moda lain.
Pertemuan 6: Memproduksi dan Mempublikasikan Teks Ekspositori Multimodal
Peserta didik dapat mengubah draf tulisan mereka dari Writing Organizer ke dalam bentuk paragraf.
Melalui kegiatan tinjauan (review) dan saling memeriksa draf tulisan, peserta didik dapat memberikan umpan balik konstruktif.
Peserta didik dapat merevisi tulisan mereka berdasarkan umpan balik guru dan mempublikasikan tulisan mereka dalam media yang ditentukan sendiri.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Graffiti sebagai seni dan vandalisme
Dampak graffiti pada masyarakat dan lingkungan
Motivasi di balik penciptaan graffiti
Perkembangan budaya graffiti di dunia dan Indonesia

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
Praktik Pedagogik:
Model Pembelajaran: Deep Learning (Mindful Learning, Meaningful Learning, Joyful Learning).
Strategi Pembelajaran:
Mindful Learning: Aktivitas pre-listening dan pre-reading untuk mengaktifkan pengetahuan awal, penggunaan anotasi dan catatan di margin teks untuk mendorong pemikiran mendalam saat membaca. Refleksi di akhir bab untuk memfasilitasi kesadaran diri tentang pembelajaran.
Meaningful Learning: Diskusi tentang relevansi graffiti dengan kehidupan nyata peserta didik, perbandingan teks dengan sudut pandang berbeda, dan proyek penulisan teks ekspositori yang membutuhkan analisis dan argumentasi.
Joyful Learning: Permainan "Name a Name" dan permainan papan untuk melatih kemampuan berbicara dan berpendapat dalam suasana yang menyenangkan. Penggunaan video dan gambar yang menarik.
Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, presentasi, permainan, latihan mendengarkan, latihan membaca, menulis ekspositori.
Kemitraan Pembelajaran:
Lingkungan Sekolah: Guru sebagai fasilitator dan pembimbing, teman sebaya sebagai mitra diskusi dan peer reviewer.
Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Peserta didik dapat mencari contoh graffiti di lingkungan sekitar mereka (jika memungkinkan dan aman) atau mengunduh dari internet untuk pengayaan.
Lingkungan Belajar:
Ruang Fisik: Ruang kelas yang memungkinkan pengaturan tempat duduk kolaboratif untuk diskusi kelompok. Dinding kelas atau koridor yang dapat digunakan sebagai "dinding graffiti" untuk refleksi.
Ruang Virtual: Penggunaan tautan video dari YouTube, aplikasi untuk refleksi daring seperti Jamboard atau Mentimeter.
Budaya Belajar: Mendorong budaya belajar aktif, kolaboratif, dan reflektif di mana peserta didik merasa aman untuk bertanya, berpendapat, dan membuat kesalahan.
Pemanfaatan Digital:
Video: Video "graffiti shorts" dan "Chicago continues to battle graffiti along expressways" dari tautan YouTube. Video "Gritty Graffiti Indonesia" dari tautan YouTube untuk pengayaan.
Aplikasi Kolaborasi: Jamboard atau Mentimeter untuk "dinding graffiti" daring.
Kamus Daring: Peserta didik didorong menggunakan kamus untuk mengecek kata-kata yang tidak diketahui.
Sumber Internet: Peserta didik dapat mengunduh gambar graffiti dari internet jika tidak dapat menemukan di lingkungan sekitar.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KEGIATAN PENDAHULUAN
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memeriksa kehadiran, dan memulai dengan pertanyaan pemantik terkait seni atau gambar yang menarik perhatian mereka di sekitar lingkungan. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan pengetahuan awal dan membangun koneksi emosional dengan topik.
Menggali Pengetahuan Awal (10 menit) - Diferensiasi Konten dan Proses:
Mindful Learning: Guru memperkenalkan Bab 5: Graffiti dan tujuan pembelajarannya. Guru memancing pertanyaan, "Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata 'Graffiti'?"
Joyful Learning: Memulai dengan permainan "Name a Name".
Guru meminta peserta didik memilih kata/ungkapan berkaitan dengan seni dan menyiapkan penjelasan sederhana.
Guru mendemonstrasikan permainan, lalu meminta peserta didik bertanya pada teman.
Guru menyimak dan memberikan masukan pelafalan/struktur kalimat.
Bermakna: Mengaitkan permainan dengan topik seni dan graffiti, menunjukkan relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.
Orientasi Tujuan Pembelajaran (5 menit): Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Bab 5.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved