Modul Ajar

CONTOH Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 11 SMA, Bab 8 Tumbuh Kembang Makhluk Hidup

Modul Ajar Deep Learning IPA Biologi Kelas 11 SMA Bab 8 Tumbuh Kembang Makhluk Hidup

Ilustrasi
MODUL AJAR BIOLOGI - Ilustrasi. CONTOH Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 11 SMA, Bab 8 Tumbuh Kembang Makhluk Hidup 

SRIPOKU.COM - Berikut referensi Modul Ajar Deep Learning IPA Biologi Kelas 11 SMA Semester 1 dan 2 yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran IPA Biologi Kelas 11 SMA Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka terdapat 8 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut.

Modul Ajar Deep Learning IPA Biologi Kelas 11 SMA Bab 8 Tumbuh Kembang Makhluk Hidup

Baca juga: CONTOH Modul Ajar Deep Learning Biologi Kelas 11 SMA, Bab 7 Hormon dalam Reproduksi Manusia

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (BIOLOGI)
BAB 8 : TUMBUH KEMBANG MAKHLUK HIDUP

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    IPA (Biologi)
Kelas / Fase /Semester    :     XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu     :    12 JP (4 Pertemuan @ 3 JP)
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik pada umumnya telah memiliki pemahaman dasar tentang ciri-ciri makhluk hidup, termasuk kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya di jenjang SMP atau mata pelajaran lain. Mereka mungkin juga sudah familiar dengan konsep sel, jaringan, dan organ. Namun, tingkat pemahaman dan pengalaman langsung terkait pengamatan tumbuh kembang makhluk hidup dapat bervariasi. Beberapa peserta didik mungkin telah melakukan pengamatan sederhana di rumah (misalnya, menanam biji), sementara yang lain belum. Keterampilan dasar observasi dan mencatat data diharapkan sudah dimiliki, namun perlu diasah lebih lanjut. Pemahaman awal tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mungkin masih terbatas dan perlu dikembangkan.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Tumbuh Kembang Makhluk Hidup" pada Bab 8 ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (definisi pertumbuhan dan perkembangan, hormon tumbuhan/hewan), prosedural (melakukan percobaan pertumbuhan), serta faktual (contoh-contoh fenomena tumbuh kembang).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Sangat relevan karena fenomena tumbuh kembang terjadi di sekitar peserta didik (pertumbuhan tinggi badan, perkembangan hewan peliharaan, pertumbuhan tanaman di rumah). Materi ini dapat membantu peserta didik memahami diri sendiri dan lingkungan.
Tingkat Kesulitan: Cukup kompleks karena melibatkan pemahaman proses biologis yang terjadi di tingkat seluler hingga organisme, serta interaksi berbagai faktor. Konsep hormon dan regulasi genetik mungkin memerlukan pemahaman yang mendalam.
Struktur Materi: Terstruktur dari definisi dasar, perbedaan pertumbuhan dan perkembangan, faktor internal (gen, hormon), faktor eksternal (nutrisi, cahaya, suhu, air, kelembaban), hingga studi kasus pada tumbuhan dan hewan.
Integrasi Nilai dan Karakter: Materi ini dapat mengintegrasikan nilai-nilai seperti rasa syukur (melihat keajaiban penciptaan), kepedulian lingkungan (memahami kebutuhan makhluk hidup lain), ketelitian (dalam observasi dan eksperimen), kerja sama (dalam kelompok), serta berpikir kritis (menganalisis data dan menyimpulkan).

D.    DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran, dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik akan menganalisis data hasil percobaan, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara faktor lingkungan dan pertumbuhan, serta mengevaluasi informasi dari berbagai sumber.
Kreativitas: Peserta didik akan merancang percobaan sederhana, menemukan solusi untuk masalah tumbuh kembang, dan menyajikan hasil pengamatan dengan cara yang inovatif.
Kolaborasi: Peserta didik akan bekerja sama dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan proyek pengamatan tumbuh kembang.
Kemandirian: Peserta didik akan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas proyek, mencari informasi, dan memecahkan masalah secara mandiri.
Komunikasi: Peserta didik akan menyampaikan ide, hasil pengamatan, dan kesimpulan secara lisan maupun tertulis dengan jelas dan efektif.

DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu memahami konsep tumbuh kembang makhluk hidup, termasuk faktor internal dan eksternal yang memengaruhinya, serta mengaplikasikan pengetahuannya untuk menganalisis fenomena tumbuh kembang pada tumbuhan dan hewan. Peserta didik juga mampu merancang dan melaksanakan percobaan sederhana serta menyajikan data dan kesimpulan dengan tepat.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Matematika: Pengukuran, pengolahan data (grafik, tabel), analisis statistik sederhana.
Fisika: Konsep cahaya, suhu, tekanan osmosis.
Kimia: Nutrisi, komponen kimia hormon.
Pendidikan Lingkungan Hidup: Kesadaran akan pentingnya kondisi lingkungan bagi makhluk hidup.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3 JP): Konsep Dasar Tumbuh Kembang & Faktor Internal
1.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi dan membedakan konsep pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup dengan tepat, setelah melakukan diskusi kelompok.
1.2 Peserta didik mampu menganalisis pengaruh faktor genetik (internal) terhadap pola tumbuh kembang makhluk hidup, setelah melakukan studi kasus dan diskusi.
1.3 Peserta didik mampu menjelaskan peran berbagai jenis hormon pada tumbuhan dan hewan dalam mengatur proses tumbuh kembang, setelah membaca dan mempresentasikan hasil kajian literatur.
Pertemuan 2 (3 JP): Faktor Eksternal (Lingkungan)
2.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai faktor eksternal (lingkungan) yang memengaruhi tumbuh kembang tumbuhan dan hewan, setelah melakukan eksplorasi di lingkungan sekolah.
2.2 Peserta didik mampu merancang prosedur percobaan sederhana untuk menguji pengaruh salah satu faktor eksternal (misalnya cahaya atau air) terhadap pertumbuhan tumbuhan, dengan panduan guru.
2.3 Peserta didik mampu memprediksi hasil percobaan berdasarkan hipotesis awal dan pengetahuan konseptual yang relevan.
Pertemuan 3 (3 JP): Pelaksanaan Proyek Percobaan
3.1 Peserta didik mampu melaksanakan percobaan sesuai dengan prosedur yang telah dirancang dengan teliti dan cermat.
3.2 Peserta didik mampu mengumpulkan data hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan secara akurat dan sistematis.
3.3 Peserta didik mampu menyajikan data pengamatan dalam bentuk tabel atau grafik yang sesuai.
Pertemuan 4 (3 JP): Analisis, Refleksi & Presentasi Proyek
4.1 Peserta didik mampu menganalisis data hasil percobaan untuk menarik kesimpulan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap tumbuh kembang tumbuhan.
4.2 Peserta didik mampu menyajikan hasil proyek percobaan (laporan dan presentasi) secara jelas, komunikatif, dan menarik.
4.3 Peserta didik mampu merefleksikan pengalaman belajar selama melaksanakan proyek, mengidentifikasi tantangan dan solusi yang ditemukan.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
"Bagaimana cara kita mengoptimalkan pertumbuhan tanaman di kebun rumah?"
"Mengapa ada perbedaan tinggi badan antara individu dalam satu keluarga, meskipun nutrisi sama?"
"Apa yang terjadi jika tanaman kekurangan cahaya atau air?"
"Bagaimana hormon pada hewan memengaruhi perkembangbiakannya?"
"Bagaimana kita bisa membuat lingkungan sekolah menjadi lebih hijau dan mendukung pertumbuhan tanaman?"

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran: Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dan Diskusi Kelompok.
Eksplorasi Lapangan: Peserta didik akan melakukan pengamatan langsung terhadap tumbuhan di lingkungan sekolah atau sekitar rumah untuk mengidentifikasi fenomena tumbuh kembang dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Wawancara (opsional): Peserta didik dapat mewawancarai petani, pekebun, atau orang tua yang memiliki pengalaman dalam menanam tanaman untuk mendapatkan wawasan tentang praktik terbaik dalam mengoptimalkan pertumbuhan.
Presentasi: Peserta didik akan mempresentasikan hasil proyek percobaan mereka di depan kelas, menjelaskan desain percobaan, data, analisis, dan kesimpulan.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru Biologi, Guru Pertanian (jika ada), Petugas Kebun Sekolah, Kantin Sehat (untuk diskusi nutrisi).
Lingkungan Luar Sekolah: Petani lokal, pekebun, atau komunitas lingkungan sekitar sekolah.
Masyarakat: Orang tua, anggota keluarga yang memiliki hobi berkebun atau memelihara hewan.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Laboratorium Biologi (untuk percobaan terkontrol), kebun sekolah (untuk pengamatan langsung dan penanaman), ruang kelas (untuk diskusi dan presentasi).
Ruang Virtual: Pemanfaatan platform Google Classroom untuk berbagi materi, forum diskusi daring, mengumpulkan laporan, dan memberikan umpan balik. Video pembelajaran atau simulasi virtual dapat diakses dari platform ini.
Budaya Belajar:
Kolaboratif: Peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk merencanakan dan melaksanakan proyek.
Berpartisipasi Aktif: Peserta didik didorong untuk bertanya, berpendapat, dan berkontribusi aktif dalam setiap sesi pembelajaran.
Rasa Ingin Tahu: Guru memancing rasa ingin tahu peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan kontekstual dan aktivitas eksplorasi.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Mengakses jurnal ilmiah, artikel, atau buku elektronik terkait tumbuh kembang dari sumber terpercaya (misalnya, Google Scholar, portal e-resources Kemdikbud).
Forum Diskusi Daring: Menggunakan fitur diskusi di Google Classroom untuk berbagi ide, bertanya, dan memberikan masukan antar peserta didik atau kepada guru.
Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms untuk kuesioner asesmen awal atau tes diagnostik.
Kahoot/Mentimeter: Digunakan sebagai ice-breaker, kuis interaktif, atau untuk mengumpulkan umpan balik singkat dari peserta didik secara anonim.
Google Classroom: Platform utama untuk manajemen kelas, distribusi materi, pengumpulan tugas, dan komunikasi.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Mindful Learning (Berkesadaran):
Guru memulai dengan mengajak peserta didik untuk melakukan latihan pernapasan singkat atau mindfulness awareness terhadap lingkungan sekitar mereka. Misalnya, meminta mereka memejamkan mata sejenak, fokus pada suara napas, lalu perlahan membuka mata dan mengamati benda hidup (tanaman) di sekitar kelas.
Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Apa yang membuat pohon di halaman sekolah kita semakin tinggi setiap tahunnya? Dan mengapa kupu-kupu yang tadinya ulat bisa berubah menjadi indah?" (Memicu kesadaran akan fenomena tumbuh kembang).
Meaningful Learning (Bermakna):
Guru mengaitkan fenomena tumbuh kembang dengan kehidupan sehari-hari peserta didik (misalnya, pertumbuhan tinggi badan mereka sendiri, perkembangan hewan peliharaan, atau tanaman di rumah).
Guru menjelaskan relevansi materi dengan masa depan mereka, misalnya, dalam bidang pertanian, kedokteran, atau lingkungan.
Joyful Learning (Menggembirakan):
Guru dapat menampilkan video singkat yang inspiratif tentang siklus hidup kupu-kupu atau pertumbuhan cepat tanaman.
Guru melakukan aktivitas interaktif singkat seperti "Tebak Kata" terkait istilah-istilah dasar pertumbuhan dan perkembangan menggunakan Kahoot atau Mentimeter.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan antusias dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved