Dosen Tewas di Kamar Hotel

TERUNGKAP Riwayat Medis Dosen Untag 2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas, AKBP Basuki Antar ke Rumah Sakit

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, membenarkan bahwa AKBP Basuki sempat membawa DL berobat. 

Editor: pairat
Tribunjateng dan facebook
RIWAY MEDIS LEVIS - Kolase jasad Dwinanda Linchia Levi alias DLL (35), dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang saat dievakuasi (kiri). Potret DLL dosen Untag semasa hidup (tengah). AKBP Basuki (kanan). Riwayat medis dosen Untag 2 hari sebelum tewas terungkap. 
Ringkasan Berita:
  1. Terungkap riwayat medis Dosen Untag 2 hari sebelum ditemukan tewas di kamar kos-hotel (kostel) bersama dengan AKBP Basuki.
  2. Polda Jawa Tengah mengungkap fakta bahwa dua hari sebelum DL ditemukan tak bernyawa, ia sempat sakit parah dan dilarikan ke rumah sakit.  
  3. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, membenarkan bahwa AKBP Basuki sempat membawa DL berobat. 

 

SRIPOKU.COM - Terungkap riwayat medis Dosen Untag 2 hari sebelum ditemukan tewas di kamar kos-hotel (kostel) bersama dengan AKBP Basuki.

Diketahui dosen Untag malang tersebut bernama Dwinanda Linchia Levi alias DLL (35), ia merupakan tenaga dosen di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang.

DLL sebelumnya ditemukan tewas di sebuah hotel di Jl Telaga Bodas Raya, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (17/11/2025) pagi.

Polda Jawa Tengah mengungkap fakta bahwa dua hari sebelum DL ditemukan tak bernyawa, ia sempat sakit parah dan dilarikan ke rumah sakit.  

Yang mengejutkan, DLL ternyata diantar dan ditemani oleh AKBP Basuki (56), perwira polisi yang juga merupakan orang pertama yang menemukan jasad korban.

BIAYAI KULIAH KORBAN - AKBP Basuki (56) (kiri) dan DLL, dosen muda yang tewas tanpa busana (kanan). Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana.
BIAYAI KULIAH KORBAN - AKBP Basuki (56) (kiri) dan DLL, dosen muda yang tewas tanpa busana (kanan). Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana. (Instagram)

Baca juga: Tim Forensik Dalami Komunikasi Dosen Untag & AKBP Basuki, Hasil Temuan Obat-obatan di Kamar Diproses

Hasil Rekam Medis Mengerikan: Tensi 190 dan Gula Darah 600 

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, membenarkan bahwa AKBP Basuki sempat membawa DL berobat. 

"Kami membenarkan bahwa AKBP B ini satu hari sebelum saudari D meninggal sempat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pengobatan," ujar Kombes Pol Artanto, dikutip dari TribunJateng.com. 

Hasil rekam medis DL menunjukkan kondisi kesehatan yang sangat mengkhawatirkan: 

- Tekanan Darah: Mencapai 190 mmHg (jauh di atas batas normal 120 mmHg). 

- Kadar Gula Darah: Melesat hingga 600 mg/dL (termasuk darurat medis, di mana batas normal puasa adalah 70-99 mg/dL). 

"Setelah dilakukan pengobatan di rumah sakit tentunya telah diberikan obat-obat tertentu," tambahnya.

Polisi Sita Obat-obatan dari TKP dan Periksa Ponsel 

Sebagai tindak lanjut, Ditreskrimum Polda Jateng pada Sabtu (22/11/2025) menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan dengan melibatkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor). 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, menyatakan tim Labfor telah mengambil sejumlah barang bukti vital, termasuk obat-obatan yang ditemukan di kamar hotel tempat DL meninggal. 

"Iya kami temukan ada obat-obatan dan barang lainnya, tim Labfor akan cek secara forensik bagaimana isi zatnya," kata Kombes Dwi Subagio. 

Meskipun belum memberikan rincian jenis obat yang disita, Dwi Subagio memastikan bahwa semua barang bukti yang terkait dengan kejadian telah diambil untuk diperiksa secara forensik. 

Selain pemeriksaan fisik, polisi juga fokus meneliti komunikasi intensif antara korban dan AKBP Basuki yang terekam di ponsel keduanya, terutama komunikasi yang terjadi sesaat sebelum korban ditemukan meninggal.

Kasus Belum Dipastikan Tindak Pidana 

Kombes Pol Dwi Subagio menegaskan, penyelidikan masih terus berproses sembari menunggu hasil autopsi dari kedokteran forensik. 

"Kami belum bisa memastikan kasus ini ada tindak pidana atau tidak, kami nanti akan memastikannya melalui penyelidikan ini," terang Dwi, seraya menambahkan bahwa seluruh fakta forensik, termasuk hasil pemeriksaan obat-obatan dan komunikasi digital, akan menjadi penentu status kasus ini.

Keluarga Ungkap Hasil Autopsi 

LANGGAR KODE ETIK - Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus di rumah tahanan Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang (kiri). Potret dosen muda Untag inisial DLL semasa hidup (kanan). Kini proses penahanan dilakukan selepas AKBP Basuki terbukti melanggar kode etik berupa tinggal seatap bersama perempuan tanpa ikatan perkawinan yang sah.
LANGGAR KODE ETIK - Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus di rumah tahanan Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang (kiri). Potret dosen muda Untag inisial DLL semasa hidup (kanan). Kini proses penahanan dilakukan selepas AKBP Basuki terbukti melanggar kode etik berupa tinggal seatap bersama perempuan tanpa ikatan perkawinan yang sah. (Polda Jateng via Tribunjateng.com dan Facebook)

Baca juga: PERLAKUAN Manis AKBP B ke Dosen Untag di Kampus, Senior Bongkar Perjalanan Cinta DLL, Idamkan Polisi

Korban diketahui pertama kali ditemukan oleh AKBP Basuki (56). 

Jenazah DL pun diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. 

Kerabat korban, Tiwi pun membeberkan hasil autopsi yang diperoleh keluarga secara lisan oleh pihak rumah sakit. 

Mengutip TribunJateng.com, tak ada tanda-tanda kekerasan yang dialami oleh korban. 

Namun, jantung korban pecah karena diduga melakukan aktivitas berlebihan sebelum meninggal dunia. 

"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek," ujar Tiwi, Rabu (19/11/2025). 

Ia menuturkan, pihak keluarga tak mengetahui apa aktivitas berlebihan tersebut sehingga membuat DL meninggal dunia. 

"Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," lanjut Tiwi. 

Ia juga mendapat informasi bahwa polisi yang bersama korban di lokasi sempat mengantarkan DL ke rumah sakit sebelum meninggal dunia. 

Dari informasi tersebut, Tiwi menyebutkan bahwa tekanan darah korban tinggi dan gula darah DL juga tinggi. 

Dokter, lanjutnya, juga mengimbau DL untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan setelah mengetahui kondisi korban. 

"Korban ketika periksa di rumah sakit itu tensi darah tinggi, gula darah tinggi, dilarang aktivitas berlebihan." 

"Namun, kenapa DL bisa melakukan aktivitas berlebihan, adanya polisi di lokasi kejadian sebelum korban meninggal perlu diselidiki," katanya. 

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved