Dosen Tewas di Kamar Hotel

Tim Forensik Dalami Komunikasi Dosen Untag & AKBP Basuki, Hasil Temuan Obat-obatan di Kamar Diproses

Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa membeberkan jenis obat-obatan itu dan kandungan zat di dalamnya.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
Kolase via TribunJateng
SIKAP MANIS AKBP B - Kolase. Tim Forensik Dalami Komunikasi Dosen Untag dan AKBP B, Hasil Temuan Obat-obatan di Kamar Diproses 
Ringkasan Berita:1. Olah TKP lanjutan dan penemuan obat-obatan
Polisi melakukan olah TKP kedua dan menemukan sejumlah barang bukti baru, termasuk obat-obatan, namun jenis dan kandungannya belum diungkap. 
2. Barang tersebut kini sedang diperiksa secara forensik oleh Labfor Polda Jateng.
 
3. Tim forensik mendalami kandungan obat, hasil autopsi, serta riwayat komunikasi korban dengan AKBP Basuki melalui ponsel untuk mengungkap penyebab kematian secara lebih pasti.

SRIPOKU.COM - Deretan fakta kematian Dosen Untag akhirnya terungkap.

Olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk kedua kalinya pun sudah dilakukan.

Olah TKP yang dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jaten untuk menyelidiki kasus kematian Dosen Untag Semarang pada Sabtu (22/11/2025), polisi kembali menemukan sejumlah barang bukti termasuk diantaranya obat-obatan.

Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa membeberkan jenis obat-obatan itu dan kandungan zat di dalamnya.

Kini Forensik Polda Jateng turun tangan untuk melakukan pemeriksaan secara mendalam perihal obat-obatan yang ditemukan dalam olah TKP itu.

"Kami temukan ada obat-obatan dan barang lainnya, tim Labfor (Laboratorium Forensik) akan cek secara forensik bagaimana isi zatnya" kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio dikutip dari Tribunjateng.com.

Dwi melanjutkan, olah TKP lanjutan itu sebagai langkah untuk mendapatkan fakta kejadian secara forensik. Maka dari itu, ia melibatkan tim dari Labfor Polda Jateng.

"Semua barang bukti di dalam yang terkait dengan kejadian semua sudah diambil," ucapnya.

Buka itu saja, Tim forensik juga sedang mendalami komunikasi antara dosen Levi dengan AKBP Basuki melalui handphone.

"Jadi penyelidikan masih berproses, kami juga sedang menunggu hasil (autopsi) dari kedokteran forensik, pemeriksaan saksi, dan barang bukti lainnya," ucap Dwi.

Dwi menyebut, telah menerbitkan laporan polisi terkait kasus kematian dosen tersebut untuk membuktikan kasus ini ada pidana atau sebaliknya.

"Kami belum bisa memastikan kasus ini ada tindak pidana atau tidak, kami nanti akan memastikannya melalui penyelidikan ini," katanya.

FAKTA KEMATIAN - Kolase Sripoku.com AKBP Basuki (kiri) Olah TKP (kanan).Deretan Fakta Kematian Dosen Untag, AKBP Basuki Akui Hubungan
FAKTA KEMATIAN - Kolase Sripoku.com AKBP Basuki (kiri) Olah TKP (kanan).Deretan Fakta Kematian Dosen Untag, AKBP Basuki Akui Hubungan (Kolase Sripoku.com)

Baca juga: Deretan Fakta Kematian Dosen Untag, AKBP Basuki Akui Hubungan, Penemuan Baru Obat-obatan di TKP

Sebelumnya diketahui DLL ditemukan meninggal dunia di kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya, Gajahmungkur, Semarang pada Senin (17/11/2025).

Hasil autopsi yang diterima secara lisan menyatakan korban alami pecah jantung.

Kondisi tersebut akibat aktivitas berlebihan korban sebelum ditemukan meninggal dunia tanpa busana di kamar 210 kostel tersebut.

AKBP Basuki yang menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pengendalian Massa (Kasubdit Dalmas) Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah menjadi saksi utama dalam kasus tersebut.

Pasalnya saat kejadian AKBP Basuki berada satu kamar dengan DLL.

Hubungan keduanya pun akhirnya terbongkar ke publik.

Hubungan itu bukan sekadar pacaran, sebab keduanya disebut hidup bersama meski AKBP Basuki masih berstatus suami sah dan hanya pisah ranjang dengan istrinya.

AKBP Basuki yang awalnya mengelak memiliki hubungan spesial, kini justru mengakuinya.

Hal yang sama juga diungkap salah satu dosen yang merupakan kerabat DLL, Kastubi.

"Saya secara tidak sengaja keceplosan pada Jumat (14/11) saat bertemu di kantin kampus bilang ke Levi agar hati-hati dengan pacarnya yang seorang polisi. Saya mengingatkan secara spontan karena banyak informasi, polisi melakukan tindakan kekerasan kepada orang terdekatnya," ujar Kastubi dilansir dari WartakotaLife Minggu (23/11/2025).

Kastubi, sejak awal tahun 2024, sudah mengetahui hubungan dekat antara Levi dan AKBP Basuki.

Ia mengetahui awal hubungan mereka ketika melihat AKBP Basuki membantu menurunkan barang pribadi DLL selepas pulang dari luar kota pada sebuah acara fakultas.

"Polisi ini membantu membawa barang Levi. Pakai sepatu pantofel dinas dan seragam dinas. Tidak hanya saya yang melihat, tapi ada saksi lainnya," paparnya.

Tidak hanya sekali itu saja, AKBP Basuki menunjukkan batang hidungnya di kampus Untag untuk menjemput DLL pada awal tahun 2025 selepas pulang tugas kampus dari Bali.

Kastubi lantas bertanya kepada DLL soal hubungan mereka.

Ketika itu, DLL menyampaikan, AKBP Basuki merupakan kekasihnya.

"DLL bilang polisi itu namanya Basuki, pangkat AKBP. Saya bilang, kalau itu pacarnya, kok wajahnya tua. Almarhumah hanya tertawa," paparnya.

Mulai saat itu, Kastubi mengingatkan kepada DLL agar lebih berhati-hati.

"DLL sudah saya anggap anak sendiri karena usianya sepantaran anak saya. Maka saya ingatkan hati-hati pacaran dengan polisi. Banyak polisi yang sumbu pendek, emosional. Ketika pacarnya, semisal jalan dengan laki-laki lain, tiba-tiba mengamuk," terangnya.

Selain mengingatkan terkait hal itu, Kastubi mengingatkan pula keberadaan AKBP Basuki yang telah berkeluarga.

Hubungan pria dan wanita tanpa ikatan pernikahan tinggal satu atap saja sudah salah.

Apalagi, Basuki, pria yang berprofesi sebagai polisi ini sudah berkeluarga.

"Kata DLL, AKBP Basuki sudah pisah sama istri sahnya, bukan cerai, tapi pisah (ranjang)," bebernya.

Namun, nasihat dari Kastubi hanya angin lalu saja bagi DLL.

Menurut Kastubi, DLL dari dulu memang mengidamkan sosok polisi sebagai pasangan hidupnya.

Sebelum menjalin asmara dengan AKBP Basuki, korban menjalin asmara pula dengan seorang polisi, tetapi hubungan itu kandas.

"DLL senang dekat dengan anggota polisi. motifnya apa saya enggak tahu," terangnya.

Ia sengaja mengungkap fakta ini karena ingin mencari kebenaran material agar informasi yang tersebar tidak sepotong-sepotong.

"Jadi tidak ada maksud untuk menyudutkan atau memfitnah seseorang," ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved