Musala Al Khoziny Ambruk

Update Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 25 Orang Tewas, 38 Korban Masih Tertimbun

Peristiwa memilukan yang terjadi saat para santri melaksanakan Salat Asar itu menelan puluhan korban jiwa.

|
Editor: Odi Aria
Basarnas
EVAKUASI MUSALA AMBRUK - Tim gabungan saat berusaha mengevakuasi para korban di reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Sabtu (4/10/2025) pukul 23.37 WIB, sebanyak 25 orang dinyatakan meninggal dunia, 38 masih tertimbun reruntuhan, dan 129 orang telah dievakuasi. 

SRIPOKU.COM- Duka mendalam masih menyelimuti Kabupaten Sidoarjo usai musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Peristiwa memilukan yang terjadi saat para santri melaksanakan Salat Asar itu menelan puluhan korban jiwa.

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Sabtu (4/10/2025) pukul 23.37 WIB, sebanyak 25 orang dinyatakan meninggal dunia, 38 masih tertimbun reruntuhan, dan 129 orang telah dievakuasi.

“Hingga saat ini, tim SAR telah menemukan sebelas jenazah dan satu potongan tubuh manusia di sektor A4,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Minggu (5/10/2025).

Seluruh jenazah dan potongan tubuh korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Menurut Abdul, potongan tubuh yang ditemukan belum masuk dalam data resmi korban meninggal karena masih menunggu hasil identifikasi lebih lanjut.

 Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan terus berjibaku di lokasi kejadian. Proses evakuasi disebut sangat berisiko karena kondisi bangunan yang masih rapuh dan puing menggantung di beberapa bagian.

“Struktur bangunan sudah tidak stabil. Tim harus bekerja hati-hati agar tidak menimbulkan runtuhan baru,” kata seorang petugas SAR di lokasi.

Sektor A3 dan A4 menjadi area paling sulit dijangkau karena tertutup material berat dan ruang yang sempit. Proses pencarian pun dilakukan hingga tengah malam dengan bantuan alat berat dan penerangan tambahan.

Keluarga Korban Dirikan Tenda di RS Bhayangkara

BNPB bersama BPBD telah mendirikan tenda pengungsian di RS Bhayangkara Surabaya untuk memfasilitasi keluarga korban yang menunggu proses identifikasi.

Langkah ini diambil agar keluarga korban mendapat tempat yang aman dan nyaman, sekaligus mempercepat proses administrasi dan penyerahan jenazah.

“Kami berupaya memberikan pendampingan psikologis dan kebutuhan dasar bagi keluarga korban,” ujar Abdul Muhari.
 
Sementara itu, Muji Himawan, pakar teknik sipil dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menduga penyebab utama ambruknya bangunan musala adalah kegagalan konstruksi total.

“Semua elemen struktur beton, pelat, hingga balok dinyatakan hancur. Ini termasuk jenis keruntuhan pancake collapse, di mana setiap lantai runtuh menimpa lantai di bawahnya,” jelasnya.

Muji juga mengungkapkan bahwa bangunan musala tersebut memiliki sambungan dengan gedung lain di sekitar pondok, meski tidak sampai menyeret bangunan lain saat terjadi ambruk.

Hingga Minggu (5/10/2025) dini hari, proses pencarian korban masih terus dilakukan. BNPB memperkirakan sebanyak 38 orang masih tertimbun di bawah puing bangunan.

Suasana haru masih terasa di sekitar lokasi pondok pesantren. Sejumlah keluarga korban tampak menangis dan berdoa di area tenda darurat.

“Kami hanya berharap anak kami bisa segera ditemukan,” ujar Siti, salah satu orang tua santri dengan mata sembab.

BNPB menegaskan operasi SAR akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan.

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved