Breaking News

Berita Ferry Irwandi

Ferry Irwandi yang Dituduh Ancam Pertahanan Siber Kini Ketakutan, Merasa Dikepung TNI hingga DPR

Terpisah, pihak kepolisian yang menerima konsultasi pihak TNI ini membenarkan bahwa dugaan yang dimaksud

|
Editor: Fadhila Rahma
KOLASE Istimewa - Tribunnews.com
DUGAAN TINDAK PIDANA - Apa dugaan tindak pidana yang dilakukan influencer Ferry Irwandi (foto kanan)? Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah (foto kiri) tegaskan bukan soal konten darurat militer. 

Sebelumnya  video viral penangkapan anggota TNI oleh Brimob ditayangkan atau diputar dalam acara di Inews TV atas permintaan Ferry. Dalam video tampak seorang anggota TNI ditangkap anggota Brimob karena dituduh ikut rusuh.

Kemudian anggota Brimob yang memegang sang anggota TNI menanyakan dari kesatuan mana.

"Kamu anggota mana kamu?" kata suara dalam video.

"Kavaleri" jawab anggota TNI.

"Kavaleri ikut rusuh Kavaleri di Palembang. Saya laporin Panglima TNI dikau," jawab sang anggota Brimob.

"Aku ndak ada melok (-bahasa Palembang artinya: aku tidak ikut)," bantah si anggota TNI.

Usai video selesai diputar dalam acara itu, Ferry Irwandi langsung menjelaskan ulang suara dialog di dalam video.

"Kapolri Kapolri ini ikut rusuh Kapolri saya laporin Panglima TNI. Terus dia bilang si orangnya, bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini. Anyway," kata Ferry yang langsung mengalihkan fokus ke pembicaraan soal terkait aksi demo rusuh lain.

Menurut Gusti, kesalahan Ferry sangat jelas. Yakni pernyataan Kavaleri digantinya menjadi Kapolri.

Untuk hal ini kata Gusti, Ferry mengaku salah dengar. 

Namun kesalahan atau manipulasi kedua, menurutnya sangat fatal. Dimana Ferry menambahkan seakan-akan ada pernyataan anggota TNI bahwa yang ikut demo rusuh bukan cuma dia saja, tapi banyak anggota TNI.

"Kesalahannya jelas, Ferry menambahkan kalimat yang tidak ada di video asli. Yaitu: 'Bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini'," papar Gusti.

Penambahan kalimat palsu ini, menurut Gusti Aju, bukan hal kecil. 

"Kalau salah dengar itu kan tidak menambahkan. Tapi kalau kata-kata itu enggak ada kemudian disebut ada itu kan sudah penambahan. Itu sudah 100 persen disinformasi, sudah fitnah," kata Gusti Aju.

Menurutnuya disinformasi sangat berbahaya karena bisa membuat negara kacau.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved