Berita Menkeu Purbaya
PEKERJAAN Mentereng Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Mampu Hasilkan Miliaran di Usia Belasan Tahun
Berikut ini pekerjaan Yudo Sadewa, anak Menkeu Purbaya yang belakangan ini jadi sorotan publik usai sang ayah dilantik.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
Secara garis besar, mereka menuntut agar DPR RI memenuhi tuntutan rakyat 17+8, yang mana sebagian poinnya sudah deadline sejak 5 September 2025.
"Terkait untuk aksi hari ini, memang tajuk yang kami bawa adalah rakyat tagih janji," ujar Kepala Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujanbiru kepada awak media di depan Gedung DPR RI.
"Jadi kita datang untuk menagih janji, 17 + 8 Tuntutan Rakyat, di mana sebenarnya sudah diterima ya oleh pemerintah dan anggota dewan, yang mana itu juga tuntutan kolektif masyarakat, baik dari influencer, mahasiswa dan masyarakat sipil," lanjutnya.
"Seluruhnya itu tuntutan yang kita minta untuk segera dituntaskan, untuk segera dilunasi," imbuhnya.
Tak cukup di situ, mereka juga menyoroti soal pernyataan teranyar dari Menteri Keuangan RI (Menkeu) yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto, yakni Purbaya Yudhi Sadewa.
Kata dia, pernyataan Purbaya yang menyebut kalau tuntutan 17+8 adalah suara rakyat kecil, telah mengecewakan perasaan masyarakat secara luas.
"Baru satu hari dia menjabat sebagai menteri dia sudah langsung menyatakan pernyataan yang luar biasanya mengecewakan, luar biasanya menyakitkan bagi masyarakat karena dia mengecilkan suara masyarakat, dia mengecilkan penindasan yang dialami oleh masyarakat," ucap Diallo.
Padahal menurutnya, berbagai tuntutan yang disuarakan oleh masyarakat kecil itu bukan semata lahir karena keinginan masyarakat.
Melainkan ada pemantik yang membuat masyarakat lelah dengan kondisi saat ini, di mana bobroknya kinerja pemerintah dalam menjamin kesejahteraan setiap anak bangsa.
Atas hal itu, Diallo menilai agar seharusnya Purbaya yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo itu dicopot atau minimal sadar diri untuk mundur dari jabatannya.
"Dia (Purbaya) mengecilkan setiap tuntutan, yang mana tuntutan ini bukan lahir karena ingin menuntut, (tapi) karena mereka bobrok, karena mereka membunuh saudara mereka, karena mereka tidak memberikan kami hak yang cukup, mending ganti saja, mundur saja," tukas dia.
Sebelumnya, Purbaya saat ditanya soal 17+8 Tuntutan Rakyat yang masih ramai digaungkan publik di media sosial, mengaku belum mempelajarinya.
Namun, menurutnya, 17+8 Tuntutan Rakyat merupakan suara sebagian rakyat kecil yang dinilainya terganggu atas situasi saat ini.
"Saya belum mempelajari itu, saya basically begini, itu kan suara sebagian rakyat kecil kita," ujarnya.
"Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya," imbuhnya saat di Gedung Kemenkeu, Jakarta, usai dilantik, Senin (8/9/2025), dikutip dari YouTube KompasTV.
Lebih lanjut, Purbaya Yudhi yakin tuntutan-tuntutan rakyat soal perekonomian akan hilang dengan sendirinya, jika ia berhasil menjadikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai setidaknya enam persen.
Ia meyakini, alih-alih berdemo, rakyat akan sibuk mencari kerja dan menikmati makanan enak.
"Once, saya ciptakan pertumbuhan ekonomi enam persen, tujuh persen, itu akan hilang dengan otomatis," ujar Purbaya Yudhi sambil tersenyum.
"Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan berdemo," tandasnya.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.