Mutilasi di Mojokerto

SIASAT Alvi Hilangkan Jejak Pembunuhan, Jari Kekasih Sengaja Dirusak Supaya Tak Dikenali

Sebuah kamar mandi di rumah kos kawasan Lakarsantri, Surabaya, menjadi saksi bisu aksi brutal Alvi.

Editor: Yandi Triansyah
Kolase Sripoku/KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
PELAKU PEMBUNUHAN DAN MUTILASI - Alvi Maulana (24) pelaku pembunuhan dan mutilasi korban yang ditemukan di Pacet, Mojokerto, Sabtu (6/9/2025). Alvi membunuh dan memutilasi kekasihnya menggunakan pisau dapur, pisau daging, gunting baja seng hingga palu. 

SRIPOKU.COM - Sebuah kamar mandi di rumah kos kawasan Lakarsantri, Surabaya, menjadi saksi bisu aksi brutal Alvi.

Selama sekitar dua jam, dengan darah dingin, ia memutilasi tubuh pacarnya sendiri. Bukan hanya puluhan, tapi ratusan potongan.

Sebuah tindakan yang melampaui batas nalar kemanusiaan, dilakukan seorang diri dengan tujuan tunggal membuat TAS lenyap selamanya.

Setelah siasat kejinya di kamar mandi rampung, babak selanjutnya dimulai. Pukul 04.00 WIB, dengan tas ransel berisi potongan tubuh, Alvi memulai perjalanannya.

Tujuannya adalah jalur Pacet-Cangar yang berkelok dan diapit jurang-jurang dalam lokasi yang ia anggap sempurna untuk membuang bukti kejahatannya.

“Tersangka membawa tas ransel berisi potongan-potongan tubuh korban, menyusuri jalan lalu dibuang sambil berjalan dan dilempar dari jalan raya,” ungkap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, dalam konferensi pers, Senin (8/9/2025).

Sekitar pukul 05.30 WIB, Alvi tiba di lokasi. Satu per satu, potongan daging, kaki, dan pergelangan tangan ia lempar ke dalam jurang di dua titik terpisah.

Sebuah jejak mengerikan yang ia sebar di sepanjang jalur sunyi itu. Saat ditanya, dengan tenang Alvi mengakui perbuatannya, "Ada di dua titik itu (Pacet-Cangar)."

Yang membuat kasus ini semakin mengerikan bukan hanya jumlah mutilasinya, tetapi juga detail perbuatannya.

Polisi menemukan fakta bahwa Alvi tidak sekadar memotong-motong tubuh korban. Ia melakukan lebih dari itu.

“Tersangka diduga sengaja menyayat jari korban agar sulit dikenali atau diidentifikasi,” jelas Ihram.

Ini adalah bukti sebuah perencanaan yang matang. Alvi tahu bahwa sidik jari adalah kunci utama identifikasi.

Dengan merusaknya, ia berharap identitas TAS tidak akan pernah terungkap, dan jasadnya hanya akan menjadi misteri tanpa nama.

Kini, tugas berat berada di pundak tim forensik. Seluruh potongan tubuh yang ditemukan, baik di jurang Pacet maupun yang tertinggal di kamar kos Lakarsantri, telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Pusdik Porong.

Mereka menghadapi sebuah puzzle mengerikan menyatukan kembali serpihan-serpihan jasad korban untuk memberikan gambaran utuh tentang apa yang terjadi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved