Satu Keluarga Dibunuh di Indramayu

'SAYA LANGSUNG LEMAS' Cerita Ema Orang Pertama Temukan Jasad H Sahroni Sekeluarga Terkubur

Namun, bagi Ema (55), cahaya matahari yang meredup seolah membawa pertanda kelam yang tak akan pernah ia lupakan.

Editor: Yandi Triansyah
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
BERI KETERANGAN - Kerabat H Sahroni, Ema. H Sahroni dan empat anggota keluarganya ditemukan meninggal dunia terkubur di halaman belakang rumahnya, Selasa (2/9/2025) 

SRIPOKU.COM – Senja baru saja turun di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, pada Senin (1/9/2025) sore itu.

Namun, bagi Ema (55), cahaya matahari yang meredup seolah membawa pertanda kelam yang tak akan pernah ia lupakan.

Kakinya gemetar, tubuhnya terasa lemas seketika. Di hadapannya, dari gundukan tanah yang tak wajar di bawah pohon nangka, menyembul sepasang kaki manusia.

Itu adalah awal dari mimpi buruk yang mengguncang seluruh kampung.

"Saya langsung lemas," bisik Ema, Selasa (2/9/2025), wajahnya masih pias, matanya menerawang, seakan kembali ke momen mengerikan itu.

"Saya teriak minta tolong." lanjutnya. 

Kaki yang dilihatnya itu adalah milik Haji Sahroni (70), kerabatnya sendiri.

Seorang pria sepuh yang beberapa hari terakhir lenyap tanpa kabar bersama seluruh keluarganya.

Semua bermula dari sebuah kecurigaan sederhana. Rumah bercat putih milik keluarga Sahroni itu terasa ganjil. Sepi, senyap, dan terkunci rapat dari dalam.

Padahal, biasanya rumah itu selalu hangat dengan aktivitas keluarga. Ema bersama tetangganya, Ayu, mencoba menghubungi, tetapi tak ada jawaban.

Rasa khawatir yang mengendap sejak Kamis pekan lalu akhirnya memuncak.

"Awalnya Bu Ayu coba hubungi Bu Euis (menantu Sahroni) lewat WA, tapi tidak dibalas. Rumah juga sepi tanpa aktivitas,” ungkap Sohib (42), tetangga lainnya.

Didorong oleh firasat buruk yang semakin kuat, Ema dan Ayu nekat mendobrak pintu rumah sekitar pukul 17.30 WIB.

Di dalam, segalanya tampak normal. Tak ada tanda-tanda perkelahian atau barang yang berantakan. Namun, udara terasa aneh. Berat dan menyesakkan.

Langkah Ema terhenti saat ia berjalan menuju halaman belakang. Bau busuk yang menyengat menusuk hidungnya, menuntunnya ke sumber horor itu.

Gundukan tanah segar di bawah pohon nangka, dan sepasang kaki yang menjadi saksi bisu pertama dari sebuah tragedi.

Teriakan Ema memecah kesunyian petang dan mengundang warga berdatangan. Tak butuh waktu lama, laporan sampai ke telinga polisi. Malam itu, sekitar pukul 19.30 WIB, halaman belakang rumah Sahroni berubah menjadi lokasi penggalian yang mencekam. Di bawah sorotan lampu, tim kepolisian bekerja dalam diam.

Satu per satu, kengerian itu tersingkap. Dari lubang yang sama tempat jasad Haji Sahroni ditemukan, petugas kembali mengangkat empat jenazah lain putranya, Budi (43); menantunya, Euis (37); dan dua cucu mereka yang tak berdosa, Ratu (7), serta seorang bayi mungil berusia delapan bulan.

 Satu keluarga utuh, terkubur bersama dalam diam.

"Yang mengangkat jenazah lainnya polisi. Saya hanya lihat pertama kali jasad Haji Sahroni. Rasanya seperti mimpi buruk, kok tega ada yang melakukan ini,” ucap Ema dengan suara lirih, menahan air mata.

Garis polisi kini melintang di depan rumah duka. Warga berkerumun dengan wajah tegang, saling berbisik, mencoba merangkai kepingan teka-teki.

Ingatan mereka kembali pada Sabtu dini hari, saat dua mobil pikap berhenti cukup lama di depan rumah korban.

Sebuah pemandangan yang saat itu terlihat biasa, kini terasa begitu janggal.

"Saat itu enggak ada yang mengira. Baru setelah jasad ditemukan, semua jadi terhubung,” kata Sohib.

Kasie Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, mengonfirmasi temuan lima jasad tersebut.

"Benar, kami menerima laporan penemuan lima anggota keluarga meninggal dunia. Saat ini tim penyidik masih bekerja di lapangan,” ujarnya.

Sejumlah barang bukti diamankan dari lokasi, sebuah cangkul, ember kecil, serta seprei dan terpal biru dengan bercak darah yang mengering.

Lima orang saksi telah dimintai keterangan, namun motif dan pelaku masih menjadi misteri yang diselidiki intensif oleh pihak berwenang.

Kelima jenazah kini berada di Rumah Sakit Bhayangkara Losarang untuk proses autopsi, mencari jawaban atas kekejian yang mereka alami.

Bagi warga Paoman, malam-malam kini terasa lebih panjang. Duka dan ketakutan menyelimuti gang-gang sempit mereka.

Di balik setiap pintu yang tertutup, ada doa yang dipanjatkan dan harapan yang digantungkan kepada pihak berwajib.

"Kami hanya ingin keadilan untuk keluarga almarhum," ujar Ema, suaranya kembali bergetar, kali ini dipenuhi harapan. "Semoga polisi cepat menangkap pelakunya.”

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Cerita Ema, Orang Pertama yang Temukan Jasad H Sahroni, Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved