Kematian Kacab Bank di Jaktim

Motif Pengusaha Kelahiran Sumsel Otaki Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sakit Hati Kredit Rp 13 M Ditolak

Pengusaha kelahiran Lahat Sumsel ini digadang-gadang punya helikopter, rumahnya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pun mentereng.

Editor: Odi Aria
Kolase
OTAK PEMBUNUHAN- Dwi Hartono (DH), pengusaha asal Kabupaten Tebo, Jambi ditetapkan sebagai aktor utama kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37). 

SRIPOKU.COM- Dwi Hartono (DH), pengusaha asal Kabupaten Tebo, Jambi ditetapkan sebagai aktor utama kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025) tak menampik bahwa Dwi Hartono adalah dalang dibalik penculikan Kacab Bank BUMN tersebut.

"Saya nggak boleh sebut nama hanya membenarkan," ucapnya.

 Ade Ary juga tidak menampik tersangka DH memiliki bisnis bimbel.

 
"Iya benar pengusaha itu," ungkapnya.

Saat ditanya kembali apakah DH menjadi aktor utama tindak pidana penculikan dan pembunuhan, Kombes Ade Ary pun tak menampik.

"Dia salah satu aktor penculikan," tukasnya.

Diduga Sakit Hati

Sosok Dwi Hartono dikenal sebagai pengusaha yang memiliki gurita bisnis.

Pengusaha kelahiran Lahat Sumsel ini digadang-gadang punya helikopter, rumahnya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pun mentereng.

Sementara meski motif resmi pembunuhan belum dirilis polisi, kabar yang beredar karena sakit hati.

Di mana pengajuan kredit fiktif Dwi Hartono senilai Rp 13 miliar ditolak korban.

Meski belum dipastikan seratus persen, informasi dari berbagai sumber menyebut pembunuhan terkait motif ekonomi.

Korban diketahui mencoret klausul peminjaman kredit tersebut. 

Pelaku kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Sang dalang membayar jasa debt collector untuk menculik korban.

Sebelumnya, polisi menangkap delapan pelaku kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BRI Cempaka Putih ini. Kedelapan pelaku itu adalah EW alias Eras, AT, RS, RAH, C, DH, YJ dan AA.

AT, RS, dan RAH ditangkap di kawasan Jakarta Pusat sedangkan RW diamankan di sebuah bandara di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).

 
Untuk DH, YJ dan AA ditangkap di daerah Solo, Jawa Tengah. Lalu pelaku berinisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Batal Maju Pilkada

Sebelum viral otaki pembunuhan Kacab Bank BUMN, Dwi Hartono sempat ingin maju di Pilkada Tebo Jambi namun gagal.

Informasi tersebut dibenarkan oleh salah satu warga Tebo, Jay Saragih. Ia menyebut Dwi Hartono batal mencalonkan diri karena hanya ditawarkan sebagai calon wakil bupati, sementara yang bersangkutan ingin maju sebagai bupati.

"Ya, dulu dia mau maju bupati, tapi dia diminta jadi nomor dua (wakil bupati), jadi batal, karena dari awal dia maunya jadi nomor satu (bupati)," kata Jay kepada Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

Jay menyebut Dwi dikenal sebagai tokoh dermawan di kampung halamannya. Ia kerap membantu warga, termasuk mendatangkan penyanyi dangdut dari Jakarta dan menyumbangkan ambulans untuk desa.

Warga setempat juga mengenalnya sebagai pengusaha sukses dan motivator yang aktif dalam kegiatan sosial. Dwi juga menjadi donatur rutin dalam acara reuni alumni SMA, bahkan menghadirkan artis nasional untuk meramaikan acara.

"Kalau ada alumni, dia jadi panitia, dia lah yang mendatangkan artis-artis itu," ujar Jay.

Dwi Hartono ditangkap polisi bersama dua tersangka lain, YJ dan AA, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025).

Ia diduga menjadi aktor intelektual dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Ilham Pradipta, yang ditemukan tewas di area persawahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025).

Punya Helikopter Pribadi

Sebelum ditangkap atas kasusnya pembunuhan, Dwi Hartono sempat diundang Tribunjambi.com untuk podcast bareng.

Beberapa fakta pun terungkap dari pengakuannya.

Yang paling mengehebohkan, Dwi Hartono mengaku membeli helikopter.

Berikut wawancara eksklusif Tribunjambi.com dengan Dwi Hartono:

Benarkah Dwi Hartono membeli helikopter? Jarang-jarang pengusaha dari jambi membeli helikopter, gimana ceritanya?

Sebenarnya kemarin sudah indent, sudah ngurus perizinan dan segala macam, jadi nanti setelah helipad yang di Rimbo Bujang unit 6 sudah siap berkunjung ke kampung berikutnya biar bisa mendarat di Rimbo Bujang.

Depan Rumah orangtua persis, seluas dua hektare mudah-mudahan teman-teman yang ada di Rimbo Bujang unit 6 bisa membebaskan lahannya.

Ngomong-ngomong berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli helikopter?

Relatif mas, jadi gini saya itu berawal dari mimpi, orang itu ketika punya mimpi harus bisa mengikhtiarkan diri, mimpi itu diikhtiarkan minimal depan istri depan anak, orangtua dan keluarga besar.

Syukur-syukur kalau sudah berani ke masyarakat luas, harapannya dengan kita punya mimpi yang kita ikrar kan alam semesta akan mendukung.

Teman-teman yang positif energi mendukung untuk mendoakan kita, seperti itu.

Kemudian, mimpi yang kita ikhtiar itu juga kita potong menjadi kecil-kecil mas, potong kecil menjadi sebuah rencana yang terukur dan sistematis.

Dengan seperti itu kemudian kita menjadi termotivasi mas, puji tuhan alhmdulillah hari ini setiap mimpi yang saya tulis mimpi yang saya ikhtiarkan selalu diberikan oleh Tuhan mas.

Ini juga yang sering saya sharing dengan teman-teman di sana, kita tidak boleh membatasi diri, kita tidak boleh salah memiliki mindset, saya tidak mampu saya bodoh saya bukan siapa-siapa saya tidak punya modal itu harus disingkirkan dari pikiran kita mas.

Mestinya harus diganti dengan optimisme, saya punya banyak kelebihan saya punya semangat yang bisa melakukan hal, mestinya punya mimpi apapun alam semesta harus mendukung mas.

Kemudian peluang, potensi akhirnya akan mendekat apalagi kita potong kecil-kecil dan disusun dengan cara yang sistematis mas, akhirnya bukan suatu hal yang sulit untuk kita wujudkan mas, begitu kira-kira mas.

Ini heli city ya mas?

Heli city itu vendor penyewaan helikopter kita yang pengen tesplay dan belajar untuk mengerti helikopter itu seperti apa, termasuk kita bisa terbang dengan sekian menit, kurang lebih kita pengen punya mobil lah mas, kalau kita pengen punya Pajero atau Alphard minimal harus mengecek dulu test driver dulu kalu tidak kita kurang PD mas.

tipe apa mas helikopternya?

Ini tipe bel berapa gitu ya mas.

Saya googling harga 2 miliyaran lebih mas?

Sekitar 20 puluh miliyar mas, tadi kalau mas tanya harganya berapa ya relatif, kita mau tipe yang seperti apa mau jenisnya seperti apa mau siternya berapa, yang jelas harga 10 M juga ada 20 M juga ada 100 Milyar juga ada mas tergantung tipe mas.

Tadi mas Dwi cerita tentang helipad ya, Apa rencana terkait mempersiapkan helipad di depan rumah orangtua mas?

Jadikan gini saya besar di sana mas, dari kecil orangtua awal mula transmigran kita dari Jawa, sempat transmigrasi ke Palembang di Lahat kalau tidak salah di SP 4 di kampung itu saya lahir di sana mas.

Sekitar 6 tahun saya pindah ke Rimbo Bujang Jambi, saya cukup berkesan lah, walaupun SMP kelas 3 pindah lagi ke Jawa Ambarawa.

Sekali lagi Rimbo Bujang adalah tempat asal kita cukup berkesan meninggalkan banyak cerita bahkan orangtua kakak kandung serta ipar masih tinggal di Rimbo Bujang ke depannya harapannya ketika ada helipad di sana kita akses lebih cepat, lebih mudah nantinya kita turun ke sana langsung ke Rimbo Bujang tidak setahun apa 2 tahun sekali, bisa jadi setiap bulan mas.

Dan harapannya saya bisa membuka lapangan pekerjaan di sana begitu mas, kalau kita cuma turun setahun sekali bagaimana mungkin kita cukup waktu yang panjang dan dengan kunjungan yang lebih rutin kita punya akses yang mudah, jadi harapannya jadi kalau ingin sewaktu turun bisa turun di depan rumah orangtua.

Terakhir pulang Ke Rimbo Bujang kapan ya mas?

Kemarin Bulan September kebetulan adik menikah sekalian lah kita mencoba untuk pembebasan lahan untuk helipad itu.

Mas kalau saya baca berita itu sempat berada pada titik terbawah akhirnya bisa mencapai ketitik sekarang cerita ini bisa diceritain ke Tribun News mas, Tribun Jambi, sehingga bisa menyerap inspirasinya mas?

Jadi gini mas, sekitar tahun 2012 usaha saya sempat bangkrut dan meninggalkan hutang miliaran

Itu kalau boleh tahu usahanya apa ya mas?

Usahakan masih remeh temeh mas game online, warnet, PS 2 kemudian ada Coffe Shop, kemudian ada juga warteg, itu semua tidak terkontrol dan SDM kurang kurang kita pantau ada beberapa yang bermasalah dikarenakan dikorupsi dengan manajemen yang kurang, singkat cerita dan akhirnya tutup.

Sampai kita punya hutang macam-macam bahkan mobil pun tidak punya rumah pun tidak punya bahkan motor pun diambil sama leasing mas.

Sampai titik terendah itu kita pengen ngontrak rumah senilai 10 juta dalam satu tahun saya minta uang sama bapak orangtua saya ditolak mas.

Bapak waktu itu bilang begini, kamu katanya pintar dari kecil kamu sekolahnya juara terus kenapa kamu sekarang tidak bisa survive, bukti kan sama papa kamu bisa maju dan berkembang, mulai hari ini papa tidak akan pernah bantu kamu silahkan mikir sendiri.

Itu sampai sekarang kalimat yang menjadi sebuah pecutan mas .

Itu sudah berkeluarga ya mas?

Sudah mas, lagi kencang-kencangnya anak itu butuh susu kaleng mas, karena yang masih kecil itu umurnya kurang lebih 6 bulan lah kemudian yang pertama kurang lebih 2 tahun lah

Artinya mas menyikapi dengan positif ya?

Rasa sedih itu ada, sempat kaget sedih, tetapi kita saya mengambil kesimpulan orangtua ini sedang mengembleng saya, orangtua memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, saya simpulkan seperti itu.

Saya dibeginikan bahasa orang Jawa sana disapih dilepeh tidak boleh nenen lagi atau tidak boleh manja lagi dan bergantung sama orangtua.

Akhirnya saya listing bangunan relasi saya catat satu persatu saya punya teman siapa saja yang mungkin saya bisa manfaatkan dalam hal positif.

Singkat ceritanya mas, saya punya teman yang punya klinik kecantikan mas cuma satu cabang saat itu saya minta tolong sama dia, bro boleh nggak klinik kamu ini saya pre chest kan.

Jadi gini bro jika ada orang yang membuka klinik kecantikan tetapi dia tidak paham caranya biar saya mengkonsepkan.

Padahal saya belum punya pengalaman menfre chest kan mas.

Saya modal nekad aja mas.

Pada waktu itu saya harus berpikir kreatif, kalau ada investor datang kamu bilang bahwa klinik ini punya kita berdua ya, kita ada MoU dulu mas.

Pada waktu itu bukan niat untuk menipu mas, berbohong dalam hal positif saya pikir tidak jadi masalah mas.

Jika ada investor yang datang sekian persen untuk saya sekian persen untuk teman saya mas

Jadi waktu itu teman mas Dwi welcome ya dengan tawaran mas?

Welcome mas, karena dia tau saya ini punya kelebihan mas, saya ini orangnya orang yang tidak punya malu saya skill negosiasi mas dan saya dikenalkan teman-teman cukup kreatif melihat peluang makanya teman ini percaya sama saya mas. Singkat cerita lah mas saya dapat uang 2 miliyar dari hasil profit klinik kecantikan tersebut.

Berapa banyak yang berkerja sama waktu itu mas?

Kurang lebih 22 cabang mas, di Sumatra itu ada di Palembang walaupun sekarang klinik tersebut sudah banyak yang bangkrut juga tapi masih ada yang bertahan juga mas.

Itulah awalnya saya bangkit ketika saya tidak punya apa-apa mas

Sering saya kata kepada teman-teman saya di Rimbo Bujang kalau ingin sukses jangan batasi diri kita dengan siapapun, ubahlah mindset kita.

Jangan pernah mengatakan saya tidak punya modal saya tidak punya skill, saya tidak sekolah saya tidak punya teman tidak punya jaringan itulah yang keliru mas.

Dari segi finansial mas Dwi sudah bebas ya, mas Dwi punya kampung halaman di Tebo, apa punya niat untuk menjadi orang nomor satu di Tebo mas?

Ini sering pertanyaan yang sering dilontarkan ke saya mas, bahkan ada juga yang mau ketemu saya di Jakarta untuk persoalan itu

Sampai hari ini saya belun tertarik untuk berpolitik mas, saya masih memaksimalkan diri saya kapasitas diri, manfaat diri agar kedepannya bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Saya masih asyik di dunia usaha mas untuk sekarang saya nasih fokus di dunia usaha mas.

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved