Mata Siswi SD Lebam Usai Pulang Sekolah

'Anak Saya Trauma', Ibu F Siswi SDN 150 Palembang Laporkan Oknum Guru Perempuan yang Pakai Cincin

Sukrisnawati mendatangi ruang pengaduan Polrestabes Palembang pada Senin (3/11/2025) pagi, didampingi suaminya.

Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Andyka Wijaya
MELAPOR KE POLISI - Tidak terima anaknya yakni FR berumur 7 tahun, siswa kelas 1 SDN 150 menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh oknum guru, membuat Sukrisnawati (40), mendatangi pengaduan Polrestabes Palembang, Senin (3/11/2025) pagi 
Ringkasan Berita:
  • Anak kelas 1 SD di Palembang diduga dianiaya guru hingga mata lebam.
  • Ibu korban lapor ke Polrestabes, anak alami trauma dan enggan sekolah.
  • Polisi terima laporan dan Unit PPA akan selidiki serta panggil terlapor.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG — Seorang ibu bernama Sukrisnawati (40), warga Jalan Talang Jawa, Kecamatan Gandus, Palembang, melaporkan oknum guru SDN 150 Palembang ke Polrestabes Palembang.

Laporan itu dibuat setelah anaknya, FR (7), siswa kelas 1, diduga menjadi korban penganiayaan oleh guru perempuan di sekolahnya.

Sukrisnawati mendatangi ruang pengaduan Polrestabes Palembang pada Senin (3/11/2025) pagi, didampingi suaminya.

Ia berharap pelaku segera diproses hukum atas perbuatannya.

“Saya melapor karena tidak terima anak saya dipukul oleh gurunya sendiri. Saya ingin pelaku dihukum dan bertanggung jawab,” ujar Sukrisnawati kepada petugas.

Baca juga: Breaking News: Ibu Siswi SDN 150 Palembang yang Mata Bengkak & Viral, Laporkan Oknum Guru ke Polisi

PENGAKUAN GURU - Kolase Instagram F dan Ibunya (kiri) Ratu Dewa saat temui Guru SDN 150 (kanan). Didatangi Ratu Dewa, Guru SDN 150 Gandus Jelaskan Penyebab Mata Merah F
PENGAKUAN GURU - Kolase Instagram F dan Ibunya (kiri) Ratu Dewa saat temui Guru SDN 150 (kanan). Didatangi Ratu Dewa, Guru SDN 150 Gandus Jelaskan Penyebab Mata Merah F (Instagram)

Baca juga: JANJI Ratu Dewa ke Siswi SD yang Matanya Lebam dan Viral, Ini Pengakuan Guru di SDN 150 Palembang

Peristiwa itu terjadi pada Senin (27/10/2025) sekitar pukul 09.00 WIB di ruang kelas SDN 150 Palembang, yang terletak di Jalan Sosial, Kelurahan Pulo Kerto, Kecamatan Gandus.

Sukrisnawati menceritakan, ia mengetahui kejadian tersebut saat menjemput anaknya pulang sekolah dan melihat kedua mata anaknya lebam serta memerah.

“Saya panik, lalu masuk ke kelas dan bertanya pada teman-teman anak saya. Mereka bilang bukan mereka yang memukul. Tapi saat saya tanya ke guru, baru diketahui anak saya dipukul oleh salah satu guru perempuan,” ungkapnya.

Menurut pengakuan ibu korban, oknum guru tersebut memukul korban menggunakan tangan yang bercincin, hingga mengenai bagian mata FR.

Akibatnya, kornea mata anaknya merah, bengkak, dan lebam di kedua sisi.

“Sekarang anak saya trauma dan tidak mau sekolah lagi,” katanya dengan nada sedih.

Polisi Tangani Kasus Dugaan Kekerasan Anak

Kepala SPKT Polrestabes Palembang Ipda Erwinsyah, didampingi Pamapta Ipda Ammar, membenarkan adanya laporan dugaan kekerasan terhadap anak tersebut.

“Laporan sudah diterima dan akan segera ditindaklanjuti oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Palembang,” ujar Ipda Erwinsyah.

Polisi kini tengah mengumpulkan bukti serta memanggil terlapor untuk dimintai keterangan.

Kasus ini akan ditangani berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak, mengingat korban masih berusia di bawah umur.

Viral di Medsos, Ratu Dewa Datangi SDN 150 Gandus

Setelah viralnya kasus F, seorang siswi SDN 150 Gandus Palembang yang ditemukan dengan kedua mata merah dan lebam saat pulang sekolah, akhirnya muncul pernyataan dari pihak sekolah, khususnya guru yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.

F, siswi di SDN 150 Gandus, ditemukan oleh ibunya, Bi Erna, dengan kondisi mata yang merah dan lebam setelah pulang sekolah pada 28 Oktober 2025.

Melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan, Bi Erna segera menanyakan ke pihak sekolah, namun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai.

Beberapa guru di sekolah mengaku tidak tahu apa-apa, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kondisi F mungkin disebabkan oleh kebanyakan bermain handphone.

Pihak sekolah menjadi sorotan setelah kabar ini viral di media sosial.

Walikota Palembang, Ratu Dewa, pun mengunjungi SDN 150 Gandus untuk melakukan pengecekan langsung dan bertemu dengan guru yang mengajar pada saat kejadian.

Guru tersebut mengaku tidak mengetahui adanya kejadian yang menimpa F, meskipun F duduk di barisan depan dan merupakan siswa yang mudah terlihat.

“Demi Allah tidak ada kejadian yang mengarah ke kekerasan. Saat itu saya hanya menyelesaikan pelajaran seperti biasa, dan saat pelajaran selesai, anak-anak langsung bersiap pulang,” kata guru tersebut di hadapan Walikota Ratu Dewa.

Guru ini juga menjelaskan bahwa F sempat terlihat dengan mata merah, namun hanya sedikit, dan tidak ada kejadian mencurigakan yang terjadi di kelas.

Namun, pernyataan dari guru tersebut tak cukup untuk meyakinkan keluarga F, terutama Bi Erna yang merasa ada yang tidak beres.

Ia menilai luka pada mata anaknya lebih mirip akibat pukulan atau benda tumpul, bukan karena kebanyakan bermain HP seperti yang disebutkan pihak sekolah.

Kasus ini semakin memanas ketika seorang oknum yang diduga kuat sebagai guru di sekolah tersebut, melalui akun media sosial, marah dan membantah tuduhan adanya kekerasan terhadap F.

Dalam sebuah pesan yang diterima oleh akun yang memviralkan kasus ini, oknum guru tersebut menyebutkan bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal.

“Mana mungkin kedua mata F terkena pukulan di kelas,” kata oknum tersebut dengan nada kasar.

Meskipun demikian, hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bunda Palembang menunjukkan bahwa F mengalami pecahnya pembuluh darah di sekitar mata, yang diduga akibat pukulan atau benda tumpul.

F kini dalam kondisi trauma berat, dan setiap kali ditanya mengenai kejadian tersebut, ia hanya bisa menangis dan ketakutan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tim medis menyimpulkan bahwa kondisi mata F bukanlah akibat dari kebiasaan bermain handphone, melainkan karena adanya benturan fisik yang menyebabkan trauma pada area matanya.

F kini masih dalam proses pemulihan, meskipun kedua matanya masih terasa sakit dan belum sembuh total.

Keluarga F berencana untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, namun mereka menghadapi kendala karena tidak ada bukti CCTV atau saksi yang melihat langsung kejadian tersebut.

Bi Erna merasa khawatir dan takut untuk melanjutkan laporan ke polisi setelah mendapat ancaman dari salah satu guru yang mengatakan akan melaporkan balik jika tuduhan ini terus berlanjut.

Walikota Palembang, Ratu Dewa, yang telah meninjau langsung situasi di SDN 150 Gandus, mengimbau kepada masyarakat dan pihak sekolah untuk lebih berhati-hati dan transparan dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan siswa.

“Kami akan terus memantau dan memberikan pendampingan kepada keluarga F dalam mencari keadilan,” ujar Ratu Dewa.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved