Profil dan Sosok Wong Kito

Sosok Ustaz Rizky Aidil Anak Alm Ustaz Taufik Hasnuri, Gaya Bahasa Dakwah Sama Persis dengan Ayahnya

Acara yang dimulai bakda Isya berjamaah ini diawali dengan lantunan hadroh yang dipimpin oleh Ustadz Soleh.

Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Syahrul Hidayat
CERAMAH USTAZ RIZKY- Ustadz Muhammad Rizky Aidil Fitri, putra dari Almarhum Ust Taufik Hasnuri menyampaikan tausiyah dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Marzukiyah Tangga Takat Palembang, Sabtu (13/9/2025) malam. Gaya penyampaian Ustadz Rizky ini tak jauh beda dengan Almarhum Ustadz Taufik Hasnuri. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG— Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Marzukiyah, Tangga Takat, Seberang Ulu Dua, Palembang pada Sabtu malam (13/9/2025) menjadi momen yang penuh haru dan kebahagiaan.

Jemaah yang hadir seperti terhanyut dalam kerinduan akan sosok penceramah kondang, almarhum Ustadz Taufiq Hasnuri, yang tak lain adalah ayahanda dari penceramah malam itu, Ustadz Muhammad Rizky Aidil Fitri.

Bagai pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," Ustadz Rizky, sapaan akrabnya, mampu mengobati rasa kangen warga Palembang terhadap ceramah khas sang ayah.

Begitu Ustadz Rizky berdiri di mimbar, jemaah tertegun. Paras, gaya, bahkan dialek bahasa Palembang yang mengalir dari lisannya sangat mirip dengan almarhum.

"MasyaAllah, enggak jauh beda dengan almarhum Ustadz Taufiq. Gaya bahasa khas Palembang begitu kalau almarhum ceramah," tutur salah seorang jemaah yang duduk di barisan depan, matanya berbinar bahagia.

Acara yang dimulai bakda Isya berjamaah ini diawali dengan lantunan hadroh yang dipimpin oleh Ustadz Soleh, menambah khusyuk suasana. Kedatangan Ustadz Rizky disambut hangat oleh para pengurus dan tokoh masyarakat setempat, termasuk H. Harun dan H. Imron.

Sebelum memulai ceramah, ia menyempatkan diri untuk melaksanakan salat sunnah, menunjukkan kerendahan hatinya.

Dalam tausyiahnya, Ustadz Rizky menegaskan pentingnya memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW. Ia menyampaikan bahwa dengan selalu mengingat akhlak dan perilaku Rasulullah, penyakit hati yang ada dalam diri kita perlahan akan terkikis.

"Kita akan paham, Rasulullah itu hebat, punya akhlak mulia, cinta kepada umatnya bukan main. Di sini kita itu diingatkan hal itu, dan menambah keimanan kita," ujar Ustadz Rizky.

Ia juga menekankan bahwa mengingat Rasulullah adalah ibadah. "Jadi, kita yang selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW itu adalah ibadah. Bisa menambah cahaya di dalam hati kita," tambahnya.

Pujian terus mengalir dari para jemaah. Mereka tidak hanya menikmati ilmu yang disampaikan, tetapi juga merasa nostalgia dengan gaya ceramah yang santai dan menyentuh. Dialek Palembang yang khas dan akrab membuat pesan-pesan yang disampaikan terasa lebih dekat di hati.

"Cinto sama Nabi Muhammad bukan maulid bae, gek selesai bulan maulid tuh, yang salawat idak lagi, padahal yang menghidupkan sunah Rasul itu artinye kito cinto samo Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Rizky mengingatkan, mengingatkan jemaah bahwa kecintaan pada Nabi tidak terbatas hanya saat bulan Maulid.

Di akhir ceramahnya, Ustadz Rizky berpesan agar jemaah selalu mengingat kematian dan memperbanyak amal ibadah.

Ia mengingatkan untuk tidak meninggalkan shalat dan mendekatkan diri kepada Allah.

"Jangan saat kita susah baru ingat Allah. Jangan saat sakit baru ingat Allah. Jangan sampai kita menyesal, kalau kita sudah meninggal tidak bisa lagi kita minta ampunan," pesannya dengan nada mendalam.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved