SRIPOKU.COM - Sebut Silfester Matutina jarang ngantor di BUMN, salah seorang pegawai akhirnya bongkar kelakuannya sebagai Komisaris.
Seperti diketahui Ketua Umum Solidaritas Merah, organisasi relawan Presiden ke-7 RI Jokowi tersebut menjabat posisi komisaris independen di BUMN bidang pangan.
Namun siapa sangka, kedudukannya itu justru menjadi polemik.
Pasalnya, Silfester Matutina diangkat menjadi komsiaris dalam kondisi sudah divonis 1,5 tahun atas kasus penghinaan terhadap Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK).
Namun, eksekusi terhadap Silfester Matutina dimana perkaranya telah berkekuatan hukum tetap atau inkraht sejak 2019, hingga kini belum terlaksana.
Baca juga: TERUNGKAP 2 Penyebab Kejari Jaksel Tak Jebloskan Silfester Matutina ke Penjara Usai Hina Jusuf Kalla
Profil Silfester Matutina sebagai komisaris independen terpampang di situs ID Food hingga kini.
Dikutip dari situs resmi ID Food, pada Jumat (15/8/2025), Silfester Matutina ditetapkan sebagai Komisaris Independen PT RNI (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. SK-58/MBU/03/2025, tanggal 18 Maret 2025.
Kantor ID Food berlokasi di Waskita Rajawali Tower, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.
Sutarman (nama disamarkan), seorang pegawai PT ID Food mengaku tidak pernah melihat Silfester berkantor di Waskita Rajawali Tower.
Hal itu dikarenakan ruang kerjanya berbeda lantai dengan Silfester.
"Beda lantai. Kantor (PT ID Food) di lantai 1. Pimpinan kantornya di sini juga. Tapi saya belum pernah ketemu," kata Sutarman.
Ia kemudian mengatakan, beberapa pekan lalu, terdapat surat edaran di lingkungan pegawai PT ID Food yang menyatakan Silfester sudah tidak menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
Sutarman mengatakan, dia tidak bisa menunjukkan salinan surat edaran tersebut dalam format softcopy.
Sebab, surat tersebut berbentuk fisik surat memo.
"Kayaknya sih (Silfester) udah enggak (menjabat Komisaris Independen). Berapa minggu lalu ada surat edaran sudah enggak (berwenang) menandatangani apapun lagi," ujar Sutarman.