Berita Palembang

Menjaga Nyala Wayang Palembang, Disbudpar Sumsel Ajak Pelajar Lestarikan Warisan Budaya

Penulis: Syahrul Hidayat
Editor: Yandi Triansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WAYANG PALEMBANG - Pementasan wayang Palembang di Gedung Taman Budaya Jakabaring untuk para pelajar SMA se Kota Palembang, sebagai usaha pengenalan dan warisan budaya bagi pelajar, Rabu (6/8/2025).

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Wayang, seni pertunjukan tradisional yang seringkali diasosiasikan dengan Jawa, ternyata memiliki jejak yang kuat di Palembang.

Namun, keberadaannya kian tergerus zaman. Menyadari hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengambil langkah strategis dengan menggandeng ratusan pelajar SMA untuk kembali mengenalkan Wayang Palembang.

Acara yang digelar di Taman Budaya Sriwijaya ini menjadi bukti nyata upaya Disbudpar Sumsel dalam melestarikan warisan budaya tak benda yang telah diakui dunia.

Para pelajar diajak menyaksikan pertunjukan Wayang Palembang dengan lakon "Petruk Munggah Ratu", sebuah pengalaman yang membuka mata mereka tentang kekayaan budaya lokal.

Salah satu siswa, M Nevan dari SMA Negeri 8 Palembang, mengaku baru pertama kali mengetahui adanya Wayang Palembang setelah menyaksikannya langsung.

"Saya baru inilah tahu setelah nonton. Sangat menarik sekali. Jadi lebih tahu bahwa di Palembang punya wayang juga," kata Nevan, yang sebelumnya mengira wayang hanya berasal dari Jawa.

Plt. Kepala Disbudpar Sumsel Panji Tjahjanto, mengatakan pelibatan pelajar merupakan kunci untuk memastikan Wayang Palembang tetap lestari. 

"Ini adalah upaya kita untuk melestarikan warisan budaya tak benda yang sudah diakui dunia," ujar Panji.
Meski begitu, Panji tak menampik bahwa pelestarian Wayang Palembang menghadapi tantangan besar, terutama kelangkaan dalang.

"Memang tidak banyak lagi yang bisa mendalang. Walaupun sudah ada yang belajar, ini perlu ditingkatkan lagi," katanya.

Senada dengan Panji, Plh. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Sumsel, Agung Saputro, menegaskan pentingnya regenerasi dalang.

"Untuk ke depan kita akan tekankan lagi untuk regenerasi dalang Wayang Palembang ini," ujarnya.

Kgs. Wirawan Rusdi, dalang Wayang Palembang dari Sanggar Sri, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan Disbudpar Sumsel. Ia menceritakan bahwa minat masyarakat untuk menjadi dalang kian menurun.

Sanggar yang didirikan kakeknya pada tahun 1950-an itu kini hanya memiliki satu dalang, yaitu dirinya.

"Mencari bibit baru itu susah," bebernya.

Wirawan menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi kendala, seperti penghasilan yang tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari dan Wayang Palembang yang belum mendarah daging di daerah ini seperti halnya di Jawa.

Halaman
12

Berita Terkini