Mimbar Jumat

Haji dan Kepemimpinan: Meneladani Karakter Pemimpin Nabi Ibrahim

Editor: Yandi Triansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. Peny Cahaya Azwari,M.M.,M.B.A.,Ak Akademisi, dan Peneliti Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Dalam ibadah haji, nilai pengorbanan ini tercermin dalam ritual qurban. Simbol pengorbanan Nabi Ibrahim tercermin dalam ritual Kurban, ketika umat Islam menyembelih hewan sebagai bentuk pengingat akan pengorbanan Ibrahim. Melalui berkurban, setiap Muslim diharapkan ikhlas dan siap berkorban demi orang lain.

Hal ini bermakna bahwa kepemimpinan yang sesungguhnya adalah kepemimpinan yang melayani, bukan minta dilayani.

* Indikator Kesabaran seorang Pemimpin

Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kesabaran ketika menghadapi kesulitan. Perjalanan hidup Nabi Ibrahim yang penuh dengan cobaan, permasalahan, dan tantangan, baik ketika menghadapi penguasa zalim, juga menghadapi ujian keluarga yang sungguh berat.

Nabi Ibrahim tetap bersikap sabar, percaya dan ridho serta tawakal kepada Allah,Swt. Kisah ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin seharusnya belajar bahwa kesabaran sebagai kunci menghadapi cobaan dan tantangan hidup.

Surat Ibrahim (14: 37) menggambarkan kesabaran Nabi Ibrahim dalam menghadapi keputusan berat ini memberi pelajaran penting kepada pemimpin bahwa kesabaran adalah bagian integral dari proses pengambilan keputusan yang baik. Seorang pemimpin harus dapat bertahan dalam menghadapi tantangan dan selalu mempercayakan hasil akhir kepada Allah.

Pun ketika beribadah haji, perjalanan panjang menuju kota Mekkah dan Madinah. serta rangkaian ibadah seperti sa’i (berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah), juga mengajarkan tentang pentingnya kesabaran. Walaupun penuh tantangan dan menguras fisik dan mental, namun berkat kesabaran dan tawakkal, jamaah haji insha allah dapat menyelesaikan ibadah dengan baik. Sama halnya dengan pemimpin, harus memiliki kesabaran menghadapi cobaan dan tantangan besar serta pantang menyerah.

* Indikator Tawakal dan Kepatuhan kepada Allah

Salah satu karakteristik penting lainnya dari seorang pemimpin adalah keteguhan dan kepatuhan terhadap prinsip yang diyakininya, terutama dalam hal ketundukan kepada Tuhan.

 Nabi Ibrahim selalu menyerahkan segala urusan kepada Allah, meskipun dalam situasi yang paling menantang sekalipun. Keputusan untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan putranya, Ismail, di lembah yang tandus dengan penuh tawakal, adalah contoh nyata dari sikap percaya penuh kepada takdir dan janji Allah.

Dalam perjalanan haji, setiap langkah para jamaah sebagai bentuk nyata dari tawakal dan kepatuhan kepada Allah.

Ritual-ritual seperti thawaf (berkeliling Ka'bah), Sai, wukuf di Arafah, dan lempar jumrah mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang bertumpu pada ketundukan kepada Allah dan menyerahkan semua kepada-Nya.

Pemimpin yang baik tidak hanya mengandalkan kemampuan sendiri, tetapi senantiasa berdoa dan bertawakal kepada Allah, mengakui  semua yang didapat adalah takdir-Nya.

* Indikator Menegakkan Keadilan dan Kebenaran

Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat teguh dalam menjaga prinsip kebenaran. Salah satu esensi penting ketika beliau berani menentang penguasa  zalim, yaitu Raja Namrud, yang menyembah berhala. Keberanian Nabi Ibrahim untuk berdiri teguh pada prinsip kebenaran dan menentang kekuasaan yang salah menunjukkan kualitas kepemimpinan.

Halaman
123

Berita Terkini