Ketua FJP Dudi Oskandar menyoroti peran media dalam Pilkada dan mengkritisi penggunaan strategi kotor, seperti politik uang.
"Banyak calon kepala daerah memanfaatkan peran media mainstream, tetapi dampaknya tidak signifikan dibanding praktik money politic. Hal inilah yang merusak demokrasi kita," katanya.
Sementara itu, aktivis antikorupsi Rahmat Sandi Iqbal menyoroti dampak buruk politik uang yang menghasilkan pemimpin bermental korup.
"Pemimpin yang lahir dari praktik ini hanya akan fokus memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Mereka sudah berpikir untuk mengembalikan modal besar yang digunakan selama kampanye," tegasnya.
Rahmat juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
"Sayangnya, pendidikan politik saat ini sangat minim. Tanpa itu, masyarakat mudah terjebak dalam rayuan politik uang," katanya.
Diskusi publik ini menegaskan peran Relung Forum sebagai ruang dialog yang aktif dalam membuka wawasan masyarakat.
Baca juga: Sriwijaya FC Kickoff Investor Day Siap Digelar, Periode Bookbuilding SFC Disambut Antusias
Berkolaborasi dengan Forum Jurnalis Parlemen, Relung Forum menghadirkan diskusi-diskusi berkualitas yang membahas isu-isu strategis, termasuk upaya menjaga demokrasi dari ancaman money politic.
Para peserta diskusi sepakat untuk menguatkan komitmen bersama dalam menolak praktik politik uang dan menyerukan masyarakat untuk lebih kritis memilih calon pemimpin.
Penekanan pada visi, misi, dan program kerja calon dianggap sebagai kunci untuk membangun masa depan daerah yang lebih baik.
“Diskusi seperti ini penting untuk membangun pemahaman masyarakat agar memilih berdasarkan kompetensi, bukan iming-iming uang. Demokrasi yang sehat harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Dudi Oskandar.