SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pasca penampilan 3 calon wakil wali kota (cawawako) Palembang pada Debat Pilkada Palembang 2024 Sesi 2 di Hotel Novotel Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (6/11/2024) malam, bisa dipotret respon masyarakat. 

Debat sesi 2 gelaran KPU Palembang ini merupakan panggung yang diberikan kepada ketiga cawawako. Mereka itu yakni dari paslon nomor urut 1 Nandriani Octarina S.Psi CHA, nomor urut 2 Prima Salam SH MM, dan nomor urut 3 H Baharudin ST MM

Debat menjadi salah satu perhatian netizen di ajang pilkada serentak tahun 2024 termasuk di Kota Palembang. Sudah dua kali dilaksanakan debat Pilkada Palembang 2024 baik calon wali kota dan calon wakil wali kota Palembang. 

Berdasarkan analisis pasangan calon Ratu Dewa - Prima Salam (RDPS) masih kuasai sentimen positif pengguna akun di 6 daerah pemilihan berdasarkan Quick Polling Bung FK DigitalAnalysis Research Centre (BDRC).

Menurut Peneliti Sosial Politik Sumsel Fatkurohman, analisis yang dilakukan BDRC sentimen positif RDPS pasca debat II berada di angka 48 persen. Sementara Fitri-Nandriani diangka 34 persen dan Yudha-Bahar 17 persen. Sedangkan sentimen netral kisaran 1 persen.

"Jika dibandingkan dengan debat I yang dilakukan oleh Calon Walikota Palembang, sentimen positif masih - masing Paslon alami kenaikan artinya masing-masing calon wakil mampu mendongkrak perolehan sentimen positif untuk pasangan calon," ungkap Pendiri Bung FK DigitalAnalysis Research Centre ini, Selasa (12/11/2024).

Mantan Skeretaris IKA FISIP Unsri mengatakan sentimen positif dimaknai sebagai persepsi pengguna akun atau netizen terhadap paslon yang dinilai siapa paling berpeluang memenangkan pilkada Palembang. 

Baca juga: Profil Kapten Tim Sriwijaya FC Tegar HP Sedih Harus Absen Lawan PSKC Cimahi, Terkena Akumulasi Kartu

"BDRC mempunyai pengalaman memotret pemilu 2024 lalu terutama di dapil Sumsel I DPRD Sumsel dan hasilnya usai gambaran hasil pemilu 2024," ujarnya.

Namun demikian berdasarkan jajak pendapat cepat ini, ternyata banyak netizen yang tidak menonton debat. Berdasarkan analisis hanya 6 persen yang menonton langsung debat. Sementara yang melihat cupilikan share netizen sekitar 9 persen.

"Artinya hanya sekitar 15 persen netizen yang bisa punya atensi terhadap debat tersebut," terangnya.