Namun sayangnya siswi tersebut menolak untuk dipotong rambutnya.
"Sebagai guru SD yang lebih peka kenapa saya enggak bawa plastik (untuk siswi), kata saya kenapa rambutnya enggak dipotong, dipotong sedikit, katanya enggak mau.
Menanggapi hal itu, guru-guru di SDN Babakan Cianjur tersebut pun kembali membujuk murid A supaya rambutnya mau dipangkas.
(Guru tanya ke murid) 'mau gini terus atau sakit sebentar besok juga udah cantik (supaya mau dipotong rambutnya)'," pungkas bu guru.
Disisi lain, proses penggundulan muridnya itu disaksikan banyak guru dan dengan kesepakatan.
Ironisnya, meski sang guru telah membeberkan kejadian yang sebenarnya pihak keluarga siswi mengaku tetap tak terima.
Keluarga A menyebut harusnya pihak guru bertanya dulu ke orang tua murid terkait pemotongan rambut tersebut.
Pasalnya, kini sang siswi menjadi murung dan enggan sekolah lagi.
Bahkan saat disarankan pindah sekolah pun, siswi SD itu menolaknya.
“Astaghfirullahaladzim, cobalah ibu bapak guru yang saya hormati, apa tidak ada cara lain, selain digunduli,"
"Saya selaku saudaranya merasa tidak menerima melihat anak dengan kondisi seperti ini, bagaimana pertanggungjawabanya,"
"Sekarang anaknya sudah tak mau sekolah, mau dipindahkan sekolah juga tidak mau, saya sangat sakit hati liat anak kondisinya seperti ini," ucap saudaranya, Selasa (5/11/2024) dilansir dari akun Instagram folkjawabarat.
Disdikpora Buka Suara
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Aripin, membenarkan kasus seorang siswi SD di SDN Babakan, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu, Cianjur, digunduli oleh gurunya.
"Sebagai informasi awal, betul adanya kejadian itu, di SDN Babakan, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu," kata Aripin saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (5/11/2024) malam.