"Sebelum W meninggal, yang bersangkutan sempat memohon kepada saksi untuk meminjaminya sejumlah uang," sambungnya.
Akan tetapi, berapa besaran jumlah hutang yang ditanggung W, polisi belum mengetahuinya. Sampai saat ini masih terus dilakukan penyelidikan.
Namun, dari pernyataan Gandha, korban memiliki hutang ke bank konvensional.
Sementara apakah ada dugaan korban juga memiliki hutang pinjaman online, polisi belum bisa menyebutkan, karena handphone milik korban belum ditemukan pasca terjadinya bunuh diri.
Bahkan dua hari sebelum kejadian tersebut W sempat curhat ke salah seorang anaknya soal handpone miliknya.
W saat itu mengaku ke anaknya bahwa handponenya rusak.
Handpone itulah yang saat ini sedang dicari keberadaannya oleh pihak kepolisian untuk membuka motif sesungguhnya korban mengakhiri hidup.
"Handphone Pak W hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, ini juga didukung oleh kesaksian dari anak perempuannya yang masih hidup yakni K, yang bersangkutan ingat pada hari Minggu (10/12/2023) atau 2 hari kejadian, Selasa pagi, bapak W pernah menyampaikan bahwa ‘Kak, handpone bapak rusak’," bebernya.
Sampai dengan kejadian itu, K tidak lagi melihat W menggunakan handphone. Bahkan, pihak polisi juga masih terus melakukan pencarian handphone korban.
Disclaimer : Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. (Lu'lu'ul Isnainiyah)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id