Menurutnya, kalau zaman dulu pagelaran wayang tidak dibayar uang tapi sembako, bisa beras dan lain-lain. Bahkan sering tidak dibayar, tapi diberi makan, minum dan kopi. Meskipun begitu mereka tetap senang.
"Untuk saat ini tinggal saya satu-satunya dalang Wayang Palembang," katanya.
Sementara itu, Budayawan Sumsel Vebri Alintani menambahkan, Wayang Palembang sempat mati suri atau fakum dari 1990 an sampi 2000an. Pada 2004 inilah Wirawan kembali menghidupkan.
"Wayang Palembang beda dengan yang lain dari segi tidak ada sinden, tidak ada Dog-dog dan lain-lain," katanya
Menurutnya, ada yang bilang Wayang Palembang ada sejak Abad 15, ada juga yang mengatakan abad 17. Kalau dari dalang abad 19, mana yang benar harus dikaji lebih dalam lagi.
"Hari ini salah satu upaya kita untuk melestarikan wayang Palembang. Untuk revitalisasi bisa artistik, dalang dan bentuk ceritanya. Kemudian dari masyarakatnya," katanya
Menurutnya, saat ini hanya ada satu dalang dan satu grup wayang, harapannya kedepan ada muncul dua atau tiga grup wayang Palembang.