Perang Israel vs Palestina

Korban Perang Hamas vs Israel di Gaza Tembus 5.000 Jiwa, Separuhnya Ternyata Anak-anak dan Perempuan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria bereaksi di depan bangunan yang terbakar setelah dibombardir Israel di Kota Gaza pada Rabu (11/10/2023). Perang Israel vs Hamas ini pecah sejak Sabtu (7/10/2023) dan telah menewaskan ribuan orang.

Sementara, ada sekitar 1.500 orang, termasuk 830 anak-anak, masih berada di bawah reruntuhan bangunan.

"Serangan Israel telah menewaskan 57 personel medis dan melukai 100 personel lainnya," jelas Kementerian Kesehatan Gaza.

Warga Palestina mencari di antara reruntuhan bangunan setelah serangan Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 17 Oktober 2023. Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi sekitar 2.750 orang sejak serangan mematikan Hamas ke Israel selatan pekan lalu, kata kementerian kesehatan Gaza pada 16 Oktober. Pada Selasa, sebuah RS di Gaza terkena serangan dan dilaporkan menewaskan 500 orang. (AFP/MAHMUD HAMS)

===

Dampak perang untuk dokter dan rumah sakit

Perang yang masih berlangsung antara Hamas dan Israel ternyata berdampak besar bagi para dokter dan pasien di rumah sakit.

Di tengah serangan yang dilancarkan dari Hamas maupun Israel, para dokter di J alur Gaza muai mengalami kesulitan.

Tidak jarang, para dokter terpaksa melakukan operasi pada korban tanpa menggunakan anestesi.

Anestesi merupakan tindakan yang diambil sebelum operasi dimulai untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin terjadi selama proses pembedahan dilakukan.

Kondisi ini juga menjadi "mimpi buruk" bagi para pasien di tengah bayang-bayang gempuran Israel di Jalur Gaza.

Tanpa persediaan medis yang cukup, para dokter hanya bisa bertahan dengan apa pun yang bisa mereka dapatkan.

Rumah sakit di Jalur Gaza bahkan hampir runtuh di bawah blokade Israel yang sudah memutus aliran listrik dan pengiriman makanan serta kebutuhan lainnya ke wilayah tersebut.

===

Tak ada pasokan medis

Para dokter dan staf medis dilaporkan kekurangan air bersih, kehabisan bahan-bahan dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi para pasien, serta bahan bakar untuk generator mereka yang semakin menipis.

"Kami kekurangan segalanya dan kami menghadapi operasi yang sangat rumit," kata salah seorang dokter di Rumah Sakit Al Quds, Nizal Abed, dikutip dari AP News.

Halaman
1234

Berita Terkini