Ia mengajar di Pondok Pesantren Raudathul Ulum (PPRU) dan Sekolah Tinggo Ilmu Dakwah Raudathul Ulum (STIDARU) di Sakatiga (1987-sekarang).
Ia juga menjadi dosen di Fakultas Syariah untuk mata kuliah tafsir dan hadits.
Ketika Iqbal mendapat amanah menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan (PK) Sumatera Selatan, ia diberikan pilihan untuk memilih antara partai atau pegawai negeri.
Akhirnya setelah berembuk dengan keluarga, Iqbal memilih untuk berkiprah di partai lantaran membutuhkan SDM.
Setelah berhenti dengan hormat karena PNS tidak boleh berpartai, Iqbal lebih memilih menjadi Ketua DPW PK Sumsel tetap berkiprah ke masyarakat.
Iqbal yang merupakan Ketua Pembina Yayasan Menara Fitrah Indralaya (2009-sekarang) bersyukur dengan pengalamannya selama ini baik pernah berhasil duduk di DPRD Sumsel selama dua periode dan sempat menjabat Wakil Ketua DPRD Sumsel, menjadi anggota DPR RI Komisi II, serta pengalaman menjadi Cawawako Palembang.
Sebagai praktisi pesantren, membangun pesantren, mengajarkan anak-anak muda menyiapkan mereka untuk menjadi penerus, kader umat, kader bangsa.
Selain itu, Iqbal juga mengaku akan bertahan di PKS, partai yang membesarkan namanya di dunia politik.
"Alhamdulillah mereka sekarang ini sudah berkembang. Sampai saat ini juga saya tetap istiqomah bertahan di PKS. Tidak mungkin saya termasuk deklarator, kemudian produk-produk kita ini ditinggalkan. Selagi masih ada hayat di kandung badan, saya tetap di PKS," kata Iqbal.
Pendidikan
- SDN Sakatiga (1972)
- Madrasah Tsanawiyah YPIRUS, Sakatiga (1975)
- Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Raudathul Ulum, Sakatiga (1978)
- S1 Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1987)
Organisasi