Berita Musi Rawas
Periode Januari-Juni, 53 Warga Musi Rawas Terjangkit DBD, Dinkes Imbau Waspada Saat Musim Hujan
"Dari Januari sampai Juni 2023 ini, sudah ada 53 kasus DBD yang terjadi di wilayah Kabupaten Musi Rawas," kata Renaldi, Jumat (21/7/2023).
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Musim hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Musi Rawas sejak beberapa hari terakhir, berpotensi terjadinya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas, mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyebaran DBD di wilayahnya masing-masing.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Mura, Reinaldi mengatakan, sepanjang 2023 ini (Januari-Juni), sudah ada 53 kasus DBD yang dilaporkan ke Dinkes Mura.
"Dari Januari sampai Juni 2023 ini, sudah ada 53 kasus DBD yang terjadi di wilayah Kabupaten Musi Rawas," kata Renaldi kepada Sripoku.com, Jumat (21/7/2023).
Dikatakan, bahkan di Juni 2023 ini, sudah ada 6 kasus. Artinya, terjadi peningkatan kasus saat musim hujan.
"Musim hujan seperti saat ini, adalah waktu yang tepat untuk nyamuk DBD berkembang biak. Karena, banyak sesuatu yang bisa menampung air, dan kemudian menjadi sarang nyamuk," ucapnya.
Dari 53 kasus yang dilaporkan ke Dinkes Musi Rawas, didominasi di beberapa Kecamatan seperti Tugumulyo, Sukakarya, Megang Sakti, Purwodadi dan Muara Beliti.
"Itu yang paling banyak, tadi ada juga Kecamatan lainnya, tapi kasusnya sedikit," jelasnya.
Hanya saja lanjut Renaldi, dari 53 kasus DBD di Kabupaten Mura tersebut, belum ada kejadian luar biasa (KLB) atau kasus meninggal karena DBD.
"Belum ada yang meninggal, dan berharap jangan sampai ada. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat untuk waspada DBD saat musim penghujan," ungkapnya.
Ditambahkan Renaldi, upaya yang dilakukan Dinkes untuk mencegah kasus DBD, yakni dengan terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan DBD.
"Khususnya untuk masyarakat di daerah endemis, dan pernah ada kasus DBD agar masyarakat giat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan mengaktifkan kader 1 rumah 1 Jumantik atau pemantau jentik," ucapnya.
Sebab, jika itu berjalan, bisa menekan kasus DBD. Sedangkan untuk kegiatan fooging, itu hanya dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi virus dengue.
"Tapi dengan menjaga kebersihan lingkungan terutama tempat yang bisa menampung air, dibersihkan. Maka kasus DBD bisa ditekan," ungkapnya.
Renaldi juga menjelaskan, gejala DBD memang dapat terlihat sebagai suatu hal yang menipu, sebab gejala awalnya sangat mirip dengan gejala akibat virus lainnya.
Dua Warga Musi Rawas Terkapar Diserang Beruang, BKSDA Turunkan Tim ke Lokasi, Jangan Memburunya |
![]() |
---|
Diduga Diserang Beruang, Seorang Petani di Musi Rawas Ditemukan dalam Kondisi Terluka di Kebun |
![]() |
---|
PRIA di Musi Rawas Diterkam Buaya Hingga Kaki Putus, Warga Diimbau Waspada Beraktivitas di Sungai |
![]() |
---|
SUNGAI Lesing Musi Rawas Dikenal Habitat Buaya Bentuk Pendek dan Besar, Pemburu Monyet Nyaris Tewas |
![]() |
---|
Ketakutan Diamputasi, Remaja Musi Rawas Sumsel Rela Tempuh 36 KM Demi Lepas Cincin di Damkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.