"Pas sudah keluar saya langsung membawa anak istri saya lari dan terlihat satu tiang pondok kami memang sudah hilang terbawa arus," katanya.
Sedangkan untuk lahan sawah yang baru saja ditanamnya oleh Eko sudah tidak tampak lagi hanya aliran sungai yang terlihat.
"Saat air mulai surut areal sawah sudah dupenuhi lumpur dan semua tanaman padi sudah tidak terlihat. Sudah dipastikan kami tidak bisa panen karena tanamĀ padi sudah terkubur," ujarnya.
Baca juga: Air Bak Gelombang Hantam dan Seret Rumah Kami, Tak Ada yang Bisa Diselamatkan Hanya Baju di Badan
Sementara itu Mansa (50) warga Desa Sadan lainnya mengatakan, jika banjir bandang ini merupakan banjir bandang terbesar kedua yang terjadi di Desa Sadan, pada tahun 1979 juga pernah terjadi banjir bandang.
"Saat tahun 1979 lalu banyak korban jiwa yang meninggal, alhamdulillah banjir bandang kali ini tidak ada korban jiwa tapi lahan pertanian warga yang banyak rusak," katanya.