Learning Loss Dan Gagalnya Fungsi Sekolah Di Masa Pandemi

Editor: Bejoroy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DR. Abdurrahmansyah Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Bahkan menurut survey UNICEF menyebut, sebanyak 66 persen dari 60 juta peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku tidak nyaman belajar di rumah se-lama pandemi Covid-19.

Dari jumlah tersebut, 87 persen siswa ingin segera kembali belajar di sekolah (Kompas.com).

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kondisi tidak nyaman tidak akan pernah efektif.

Lebih jauh hal ini akan mempengaruhi psikologis peserta didik yang berdampak pada motivasi dan minat belajar yang sangat menurun.

Mengacu John Dewey dalam Democracy and Education (1916), mendidik sejatinya tidak hanya mengembangkan potensi intelektual peserta didik, tetapi sekaligus untuk menumbuh-kembangkan potensi sikap dan keterampilan.

Sekolah harus menjadi lapangan yang mampu menghidupkan semangat kebersamaan dan menghargai sesama sebagai tempat untuk membelajarkan demokrasi.

Karena itu, pertemuan tatap muka di sekolah sama sekali tidak bisa diabaikan karena banyak potensi non akademik dari peserta didik yang dapat dibentuk dan dikembangkan melalui pertemuan kelas secara nyata.

Dengan demikian, konsep dan kebijakan Merdeka Belajar harus mempertimbangkan aspek non akademik ini.

Pendidikan tidak semata-mata urusan menguasai konten kognitif dan materi akademik saja, sehingga cukup diserahkan pada pola pembelajaran mandiri melalui akses sumber belajar dari internet dan media sosial.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Salah satu aspek yang sangat penting namun hilang dalam pendidikan di masa pandemic ini adalah pendidikan karakter (ranah afektif).

Peserta didik tidak lagi dapat melihat dan mempraktikkan perilaku sopan santun, bekerjasama antar teman, dan bertanggungjawab atas tugas-tugas di sekolah.

Keteladanan guru sama sekali tidak dapat diakses melalui pembelajaran daring.

Demikian halnya dengan pengembangan skill dan keterampilan personal peserta didik, sama sekali luput dari sistem pembelajaran online.

Halaman
1234

Berita Terkini